#3. Apa arti cinta pertama?

5 1 0
                                    

"Pindah, ini kursi gue."
Lingga berdiri tepat samping Gea.

Pandangan semua orang yang berada di kelas terarah kepada 2 anak itu.

"Lingga, mata Gea itu sedikit bermasalah. Kamu bisa kan pindah ke bangku belakang?." Tanya bu Regina.

Lingga tak menjawab, ia mengabaikan pertanyaan guru dan berjalan mengarah ke samping pojok.
"Gue mau duduk disini." Mata elangnya menatap tak bersalah kepada siswi yang duduk disana.

"Lalu masalahnya sama gue apa?."

"Lo bisa pindah kan? pindah sana." Lingga menjeda kalimatnya, "Tuan putri." ia tertawa meledek.

"Leona, Lingga. Udah, jangan berantem. Leona tolong mengalah dulu ya nak."

Leona segera membereskan buku-bukunya, ia berdecak pelan. "Nyusahin lo."
Leona pindah ke bangku samping Daero.

Gea cuman diam melihat hubungan Kalingga dan Leona yang sepertinya kurang baik. Ia menepuk seseorang didepannya,
"Eh, sorry mau nanya. Orang yang namanya Lingga sama Leona itu musuhan?." Tanya Gea.

"Haha lo bisa panggil gue Gwen. Dulu mereka bertiga itu sahabatan. Gue gatau alesannya, tiba-tiba aja mereka gak bareng lagi." Gwen tampak cantik dengan senyumannya, lesung pipinya terlihat jelas.

"Bertiga? siapa aja?."

"Leona, Daero, sama Kalingga."

Gea tertegun, pantas saja hari ini raut muka Daero tadi terlihat berbeda dari biasanya.

"Anak-anak, ayo arahkan pandangan kalian ke papan tulis. Kita kembali ke pelajaran."

Semuanya fokus pada pelajaran, begitu pula dengan Gea. Walau ditengah ia sempat merasa bosan.

Kini, Gea harusnya sudah bisa pergi ke kantin 10 menit yang lalu, namun ia terjebak di belakang sekolah dengan Daero. Laki-laki itu menarik lengannya terlebih dahulu.

"Lo mau bilang apa sih dar? kayanya penting banget sampe gue ditarik kesini."

"Kenapa bohongin guru? gue tau mata lo normal ra." Tanya Daero, tepat di hadapan Gea, dengan penuh penekanan.

"Kalau sama lo terus gue bisa bosen, jadi gue duduk ditengah. Lagian ini kesempatan gue buat temenan sama yang lain kan?."
Tutur Gea dalam-dalam. Dilengkapi dengan senyum tipisnya.

Daero menatap datar, dan berbalik meninggalkan Gea sendirian.

"Lo marah? gue traktir makanan deh."
Gea menyusul laki-laki itu, dan mengalungkan tangan kanan ke lehernya.

"Jangan makanan, bel masuk lo pindah ke samping gue."

"Dih? yaudah iya, tapi lo jangan marah lagi." Gea melepaskan tangannya, lalu berbalik menggandeng tangan Daero menuju kantin.

Sedangkan Daero tersenyum penuh arti.
Ia tak akan lupa dengan janjinya untuk selalu berada di dekat Geara, karena Geara adalah teman sekaligus cinta pertamanya.

.

Terimakasih sudah membaca chapter ini.

Jangan lupa berikan feedback sebagai bahan bakar cerita ini.

- Moonglew

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang