"Ada berapa janji dengan pasien hari ini, Amara?"
"Lewat pendaftaran online, kemarin malam dan pagi tadi baru masuk empat orang, Dokter. Sepertinya hari ini akan istirahat lebih awal."
Davian mengangguk, masih menjinjing tas miliknya, Davian berjalan menuju ruang kerja ditemani Amara. Saat menginjakkan kaki di lobby rumah sakit tadi, tak sengaja berpapasan dengan asistennya itu. Kemudian keduanya berjalan bersama dengan tujuan yang sama.
"Apa saya boleh bertanya hal diluar pekerjaan, Dokter?"
Davian melirik Amara di sampingnya, "selagi diwaktu yang tepat, saya pasti memperbolehkan. Memangnya kamu ingin menanyakan soal apa?"
"Saya ingin menanyakan soal kabar Tante Karina, sudah lama dia tidak berkunjung ke rumah dan mengobrol dengan Mama, apa kabar beliau baik-baik saja? Tante Karina juga sempat tidak hadir saat arisan kemarin, Mama saya menitipkan pesan, katanya jika ada sesuatu Tante Karina boleh berbagi cerita."
Davian mengangguk paham, memang sudah beberapa hari ini Ibunya jarang keluar rumah, biasanya hampir setiap hari dengan alasan hendak merumpi dengan teman-temannya, tapi karena hal itu, komunikasi ia dengan Karina tidak terganggu sedikit 'pun, malah sandiwara yang dibuatnya dengan melibatkan Bellova, berhasil membuat Ibunya tidak mengungkit lagi soal Amara.
"Ibu saya baik, dia mungkin memang sedang tidak ingin keluar dari rumah," jawab Davian.
Setelah sampai di depan pintu ruang kerjanya, Davian meraih kunci di sakunya dan memutar knop setelah kunci terbuka. Pagi-pagi begini, biasanya ia akan mengunjungi Bellova jika sedang ingin membicarakan suatu hal yang menarik, namun kali ini badannya menolak untuk bertemu dengan gadis itu, memilih diam di ruangan mengerjakan beberapa file yang membutuhkan revisi, juga mengecek data pasien yang mendaftar online, pekerjaan yang biasanya dilakukan Amara ataupun Yolla.
"Saya bersyukur jika Tante Karina baik-baik saja, tolong sampaikan pesan dari Mama saya, Dokter."
"Tentu, tapi kenapa Mamamu tidak langsung mengunjungi rumahku untuk bertemu langsung?'
"Belakangan ini ada beberapa kesibukan, jadi Mama saya tidak bisa menyempatkan untuk berkunjung ke rumah Anda, Dokter."
"Termasuk mengirim pesan?"
"Mu-mungkin iya, saya tidak tahu pasti karena Mama saya sedang berada di luar kota."
Hening, fokus dua orang dengan pakaian berwarna sama itu teralihkan pada sebuah layar laptop yang menyala, Davian sedang mengecek data pasien yang membuat janji, begitu 'pun dengan Amara yang tidak mau tertinggal karena sudah termasuk tanggung jawabnya untuk memberikan jadwal pada Davian.
"Apa sama dengan data yang kamu cantumkan di jadwal?"
"Sama, Dokter."
"Kalau begitu, kamu lanjutkan pekerjaan yang lain, saya ingin menelpon seseorang dulu." Davian beranjak dari kursi dan keluar dari ruangan.
YOU ARE READING
Evanescent [TERBIT]
General FictionDipindah tugaskan ke rumah sakit yang berada di tanah kelahirannya, membuat Davian kembali dipertemukan dengan kedua orang tuanya setelah sekian lama merantau, tak hanya itu ia juga dipertemukan dengan seorang gadis yang kini menjadi pasiennya dihar...