1. Brithday

611 58 20
                                    

Senja menyapa ketika piringan cahaya jingga mulai mewarnai langit-langit semesta, sesaat sebelum sang surya benar-benar tenggelam ditelan bumi---merubah langit biru menjadi lautan kemerahan---melukis angkasa dengan warna oranye yang begitu elok di...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja menyapa ketika piringan cahaya jingga mulai mewarnai langit-langit semesta, sesaat sebelum sang surya benar-benar tenggelam ditelan bumi---merubah langit biru menjadi lautan kemerahan---melukis angkasa dengan warna oranye yang begitu elok dipandang mata.

Di balik kemudi, Wang Yibo nampak menunggu dengan tidak sabaran. Steering gear diketuk berkali-kali guna melampiaskan rasa gelisah di dalam hati. Sesekali, manik tajam itu bergulir ke samping---melirik apple watch yang melingkar indah di tangan kiri yang nyatanya telah menunjukkan pukul 19:40 waktu setempat.

"Sial, kenapa pake acara macet segala, sih? Aku bisa terlambat kalau begini terus."

Sebenarnya macet merupakan fenomena biasa di China. Mengingat jalur kendaraan di negeri tirai bambu itu merupakan yang tersibuk, terutama di kota-kota besar seperti Beijing yang memiliki populasi hingga 20 juta orang.

Namun yang menjadi masalah sekarang adalah kenapa macetnya harus terjadi sekarang? Kenapa tidak nanti saja?

Wang Yibo benar-benar memiliki agenda penting malam ini. Ia tidak boleh terlambat atau sang pujaan hati akan tenggelam dalam lautan kecewa.

Drttt ... Drttt ... Drtt ...

Ponsel di dashboard berdering nyaring, menampilkan nama 'Baobei' yang merupakan kontak milik Xiao Zhan. Dengan cekatan jempol jari kanan bergerak, menggeser ikon hijau di layar hingga panggilan itu langsung terhubung ke seberang sana.

"Halo ... Kamu di mana, Bo?"

"I'm sorry, Baobei. I'm so sorry ... aku benar-benar terjebak macet sekarang. Bisakah kamu menunggu sedikit lebih lama?"

Hening sejenak sebelum suara lembut Xiao Zhan kembali terdengar. Ada kekecewaan yang coba diredam di balik suaranya yang merdu.

"Baiklah. Take care, Bo."

"I'm sorry. I love you, Baobei.”

Panggilan berakhir dan saat itu pula Wang Yibo memutuskan untuk segera turun dari mobil mewahnya. Ia tak bisa menunggu lebih lama lagi. Hatinya seakan tercubit kala nada kecewa itu sampai di telinga.

Selama merajut kasih bersama Xiao Zhan selama satu tahun, tak pernah sekalipun Wang Yibo mengecewakan pria cantik tersebut. Kekasih tercinta, akan selalu menjadi prioritas utama dalam segi apa pun.

Bahkan di saat-saat penting sekalipun, Wang Yibo rela meninggalkan rapat pemegang saham dan berakhir menjadi samsak tinju kekesalan ayahnya ketika kabar Xiao Zhan jatuh sakit sampai kepadanya.

Sebesar itu cinta yang dimiliki untuk sosok yang bernama Xiao Zhan. Bagi Yibo, Xiao Zhan merupakan poros dunianya. Pria itu telah menjelma menjadi nadi yang menyatu di dalam tubuhnya.

Terlepas dari bagaimana rencana Tuhan ke depan, Yibo hanya berharap takdir tak akan pernah membawa mereka terperosok jauh ke dalam lubang neraka yang disebut ‘perpisahan.’ Sebab, jika itu sampai terjadi maka sudah pasti, Wang Yibolah yang akan menjadi pihak paling hancur.

Trapped Heart (Yizhan) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang