9. Eyes for Yunxi

271 33 15
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────

Mentari belum sepenuhnya bangun ketika Wang Yibo tiba di parkiran Bandar Udara Internasional Beijing Daxing bersama sekretarisnya, Han Geng.


Pagi ini, mereka akan terbang lagi meninggalkan China menuju New York, Amerika Serikat untuk menemui Meng Ziyi secara pribadi serta menengok sekaligus melihat secara langsung bagaimana rupa sosok beruntung yang mampu memiliki hati Xiao Zhan.

“Silahkan, Tuan Wang.” Han Geng mengulurkan tangan kanannya ke arah depan, mempersilahkan Wang Yibo untuk turun dari mobil.

“Terima kasih.”

Begitu turun, Yibo langsung disambut oleh keriuhan yang benar-benar gaduh. Ratusan kepala menyemut di depan pintu masuk keberangkatan. Suara mereka riuh rendah, memecah keheningan pagi yang biasanya tenang.

Beragam aroma menyeruak tajam mengusik indra penciuman, mulai dari rokok, parfum sampai bau badan yang sejujurnya sangat menyengat.

Suara-suara manusia dengan bahasa yang berbeda dan aksen khas daerah masing-masing memenuhi gendang telinga. Ada pula anak-anak kecil yang berlarian ke sana-kemari, meliuk-liuk di antara orang dewasa yang berdiri bergerombol.

Wang Yibo menghela napas sesaat. Ia benci keramaian, terlebih dengan kondisi hati yang kosong. Yibo merasa terkucilkan jika berada di antara hingar-bingar kebahagiaan orang lain.

“Tuan Wang, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Han Geng khawatir. Pasalnya, Wang Yibo hanya berdiri mematung di tempat tanpa bergerak seinci pun.

“Aku baik.”

Wang Yibo melangkah masuk lebih dahulu, diikuti oleh Han Geng di belakang yang menyeret dua koper besar di setiap tangannya.

Setelah melakukan proses cek-in, bagasi dan imigrasi yang dipandu langsung oleh staf maskapai, keduanya pun melangkah masuk ke dalam kabin pesawat secara beriringan.

Berbeda dengan penerbangan-penerbangan terdahulu yang mengambil bangku buisness class, kali ini Han Geng sengaja memesan tiket first class untuk kenyamanan atasannya.

Menjadi tangan kanan Wang Yibo membuat pria dewasa itu paham tentang banyak hal, terlebih tentang bagaimana sosok yang dicintai atasannya berlaku curang dan berniat menghancurkan perusahaan Wang.

Tak bisa dibayangkan sebesar apa rasa kecewa yang terpupuk di hati Yibo untuk satu sosok yang selama ini diratukan dalam hidupnya, Han Geng sungguh tak berani menebaknya.

“Tuan Wang, apakah Anda membutuhkan sesuatu?” tanya Han Geng saat mereka telah duduk di bangku masing-masing.

“Aku hanya ingin tidur,” jawab Yibo datar.

Han Geng mengangguk mengerti. Ia tak lagi mengusik sang atasan yang mulai memejamkan mata dan beralih memeriksa e-mail yang belum sempat dibuka sejak kemarin karena kesibukan yang lain.

Sementara itu, di tempat duduknya, Wang Yibo tidak benar-benar tidur. Ia hanya mencoba menikmati kegelapan yang sebentar lagi akan menjadi dunianya dengan memejamkan mata. Belajar menyesuaikan diri sebelum menyerahkan ribuan warna yang pernah dilihat pada sosok yang dicintai oleh Xiao Zhannya.

Trapped Heart (Yizhan) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang