CHAPTER 10

213 32 5
                                    

Farhan duduk di meja kerja nya, ia menangis kecewa menyesal intinya campur aduk perasaan nya setelah mendengar Anneth bicara seperti itu di depan Betrand.

"Aku orang tua yang bodoh" ucap nya menyesal.

"Aku gagal menjadi ayah" lanjut nya.

Ia juga membuka lembaran kertas yang baru dan ia menuliskan sesuatu sambil menangis sedih.

****

Kini Anneth tengah menjalankan kegitan seperti biasa nya yaitu sekolah karena sudah semester 2 dalam pelajaran maka ia lebih sering ada ujian latihan.

Sedangkan Betrand sudah mulai start penerbangan dan jadwal hari ini penerbangan nya malam jadi ia berangkat ke bandara dimulai dari siang.

Sambil menunggu waktu siang dan semua barang yg ia akan bawa juga sudah siap karena penerbangan hari ini hanya sehari semalam,makannya ia memilih duduk santai di halaman belakang rumah.

Nanti gk usah jemput gue!

Satu notif masuk dalam handphone Betrand ia pun segera membuka, yang ternyata Anneth.

Ehmm

Papah Anneth tiba-tiba saja datang menghampirinya.

"Eh sini pah santai-santai." ajak Betrand.

Papah pun duduk di samping Betrand.

"Kapan kamu mulai terbang Bet?" tanya papah.

"Siang ini si pah jam 3" jawab Betrand.

"Berapa hari?"

"Cuman sehari pah besok siang paling udah balik."

Papah kembali terdiam, melihat wajah Betrand ia mengingat perkataan Anneth semalam pada Betrand.

Sungguh baik sekali Betrand ini masi sabar menghadapi Anneth yang super duper buandel.

"Bet papah lagi kepengen makan diluar nih." papah membuka suara lagi.

"Ih pas banget pah Betrand juga lagi mau makan di luar." jawab Betrand.

"Oke,papah siap-siap dulu deh, ntar papah tunjukin tempat makan papah yang paling papah favoritn."

"Emmm enak pasti ni."

"Enak-enak makanan mereka mah."

"Sipp pah."

Papah Anneth pun beranjak dari duduknya dan bersiap-siap.

Betrand pun juga.

Dijalan Betrand dan papah hampir tiap menitnya ada topik untuk mengobrol, beda dengan Anneth.

"Nah nanti kamu belok kiri Bet." ucap papah menunjuk ke arah gang jalan yang akan mereka datangi.

Betrand pun mengangguk, tak lama Betrand membelokkan setir nya ke kiri sesuai intruksi dari papah nya.

"Nah tuh" papah Betrand menunjuk ke arah plang tempat makan itu.

RUMAH MAKAN SEDERHANA.

He's The Perfect GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang