Chapter 4.

1.3K 72 3
                                    

Bukan tampanya tapi Agamanya
Bukan harta kekayanya tapi Tanggung
Jawabnya, Bukan pangkat dia punya
Tetapi adabnya nomor satu.

~Lentera Hawa ~




🕊🌸.


Saat ini keluarga Shafiya sedang berkumpul di ruang keluarga dengan candan mereka. Kasih sayang ke dua orang tua dan kasih sayang seorang kakanya yang membuat Shafiya beruntung memiliki keluarga seperti mereka.

Bunda, lihat kak bun. "Aduh Shafiya kepada Bunda.

Kak, gak boleh gitu lihat itu dek mu kak. " Ucap bunda.

Orang kak,gak ngapin dek ko bunda."Rayan membelah dirinya.

Ayah yang melihat tingkah anak duanya hanya senyum saja . Melihat mereka seperti ini Kadang akur kadang kaya Tom dan Jery.

Sudah, kak pun dek nya gak bisa di nganggu masi aja jailin dek nya. "Ucap Ayah.

Wehh, kapok kan kak kenak marah sama ayah. " Ucap Shafiya yang mengyurkan lidah kepada kaknya.

Bunda, lihat itu masak kak gak adah yang belah. "Ucap rayan yang mengaduh kepada sang bunda dengan manja.

Dek, gak boleh kaya gitu sama kaknya. Kak pun gak boleh gitu juga sama adek nya udah. Sekarang baikan bunda mau kedapur dulu mau ambil cemilan. " Ucap bunda yang bangkit dari duduk nya.

Yah, udah kak minta maaf yah dek. Rayan.

Di maafin gak yah. " Shafiya dengan bingung.

Tinggal di maafin susah amat sih dek. "Rayan.

Tapi adah Syaratnya. " Shafiya.

Udah ku tebah, pasti ujung-ujung nya adah Syarat nya. "Ucap rayan pelan masi bisa di dengar Shafiya.

Shafiya yang mendengar kan itu hanya ketawa. Dan memeiliki ide jahilnya untuk kaknya.

Gimana mau gak, kak. " Shafiya yang menikkan satu alisnya.

Kalo gak mau yah, sudah gak ku maafkan. " Ucap Shafiya jahil.

Udah mau, apa Syarat nya dek. "Rayan.

Syarat... Nya. " Shafiya menggantung.

Cihh, apa sih dek lama amat jadi anak. "Rayan tidak sabar.

Syaratnya kak, harus beli kan Novel buat adek gimana. " Ucap Shafiya memberi Syarat.

Kan novel adek, udah banyak masak mau beli lagi dek. Yang lain belum di baca minta beli kan lagi. "Rayan menasehati.

Kalo, gak mau yah udah. " Shafiya yang menghalikan pandang lain.

Udah kaya gini yang membuat rayan gak bisa nolak kemauan adeknya.

Yah udah tapi satu aja yah, gimana dek. "Rayan meyakinkan.

Yah, udah satu aja kak. " Shafiya.

Alhamdulillah, akhirnya kali ini dia nurut. "ucap Rayan Syukur.

LENTERA HAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang