01. Lepas Kendali

1.5K 103 22
                                    

Suasana kantin yang tadinya terbilang baik-baik saja, mendadak ricuh kala tubuh seseorang terdorong kuat membentur meja dan kursi yang memang tersusun rapi di tempatnya seperti biasa. Murid perempuan yang menyaksikan kejadian naas itu lantas berteriak histeris.

Seorang remaja laki-laki dengan penampilan yang jauh dari kata rapi berjalan dengan cepat untuk menggapai tubuh kecil seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengannya. Tangan kekar miliknya dengan kasar menarik seragam siswa itu, hingga membuat tubuh kecilnya berdiri dengan paksa.

"Selain tuli, lo juga buta, ya?" kekehan sinis terdengar diakhir kalimat.

"Lintang, lo sempurna banget, ya? Udah tuli, nyusahin lagi!" satu jari telunjukknya menekan kuat dahi laki-laki bernama Lintang itu.

"Wanita mana yang ngelahirin lo, Lintang? Gue penasaran, dia nyesel ngga ya ngelahirin anak gak guna kayak lo?" maki remaja laki-laki itu semakin menjadi-jadi.

Lintang hanya diam mendengarkan. Namun tidak ada yang tahu, amarah anak itu sudah meluap-luap di dalam dirinya. Kedua tanganya terkepal sempurna di samping tubuh.

Remaja bernama Jendala itu mendorong tubuh Lintang dengan kuat. Dirinya begitu puas ketika melihat tatapan penuh amarah yang dilayangkan anak itu padanya. Jendala ingin melihat, sampai mana Lintang akan bertahan.

"Lo marah?"

Lintang diam tidak menjawab, sudah menjadi kebiasaan baginya untuk selalu diam. Lagi pula, percuma saja jika dirinya menjawab, dia tidak akan didengarkan.

Jendala melepas jaket yang tadinya dirinya kenakan, setelah terlepas, ia lemparkan jaket itu tepat diwajah Lintang.

"Bersihin jaket gue! Bersihin minuman yang udah lo tumpahin ke jaket gue sampe bersih!" titahnya pada Lintang.

Lintang mengambil jaket yang menutupi wajahnya dengan kasar. Manik mata hitam legam miliknya menatap tajam pada orang di hadapannya. Dan tanpa diduga oleh siapapun, Lintang dengan berani kembali melemparkan jaket basah itu kepada Jendala.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu, tampak menganga tidak percaya. Lintang yang mereka kenal bukanlah orang seperti ini. Lintang yang mereka kenal adalah budak yang akan selalu patuh pada perintah apapun yang diberikan Jendala. Lintang yang mereka kenal adalah anjing penurut yang akan melakukan apapun demi tuannya. Bukanlah Lintang yang berani seperti ini.

"Minuman itu tumpah bukan salah gue. Jadi, lo ngga berhak buat suruh-suruh gue!" setelah lama terdiam, akhirnya Lintang angkat bersuara.

Jendala bertepuk tangan dengan riang menghadapi sikap Lintang. Dirinya merasa amat bangga ketika anjing penurutnya akhirnya berani melanggar perintahnya. Ini adalah sebuah kejutan besar baginya.

"Anjing gue udah pintar, ya? Udah ngga mau disuruh-suruh lagi sama tuannya." Jendala terkekeh dengan raut amarah. Dengan langkah cepat remaja itu berjalan kearah Lintang dan melayangkan satu pukulan keras tepat dirahangnya

Suasana kantin semakin heboh kala Lintang langsung tersungkur menuju lantai ketika mendapat pukulan itu. Sudut bibir milik remaja itu tampak berdarah dengan luka lebam yang sudah mulai tercetak jelas diwajahnya.

Jendala mencengram kuat kra baju milik Lintang, hingga membuat laki-laki malang itu kesulitan untuk bernafas. Jendala menarik tubuh Lintang dengan paksa, dan melayangkan satu pukulan lagi kearah wajahnya.

HAPPINESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang