Mark melirik ponsel yang tergeletak disamping tangannya, satu buah pesan yang dapat ia lihat pengirimnya dari siapa pada notif bar. Pesan itu dari Haechan, suami manisnya itu mengirimkan sebuah video.
Mark langsung membuka pesannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku udah selesai cabut gigi kak, sakit banget😭sekarang lagi perjalanan pulang sama pak Kim"
Mark membaca pesan yang dikirimkan oleh Haechan, hari ini memang suami manisnya itu pergi ke dokter gigi untuk mencabut gigi bungsunya.
Setelah itu Mark langsung menghubungi nomer dari suaminya itu. Tapi bukannya diangkat, telefon Mark justru ditolak oleh Haechan, namun tak lama kemudian sebuah pesan baru masuk kembali.
"Kakak jangan telefon dulu, aku lagi gak pengen ngomong, masih sakit🥺"
"Oke sayang kamu hati-hati ya, nanti kalau udah sampai rumah kabarin kakak"
"Otte kakak"
Pesan terkahir dari Haechan hanya Mark lihat saja, tangannya kembali lincah diatas keyboard laptopnya, pekerjaannya harus ia selesaikan dengan cepat agar ia bisa segera pulang ke rumah.
Sekitar 20 menit kemudian
Notif kembali masuk di ponsel Mark, dengan segera ia membuka ruang obrolannya bersama Haechan dan benar sama si manis mengirimkan sebuah foto disana.
"Aku baru sampai kakak, sakit banget pipi aku sampai bengkak🥺"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mark terus mengamati foto yang dikirimkan Haechan, terlihat sekali jika suaminya itu habis menangis. Tapi disisi lain Mark juga merasa sangat gemas, foto Haechan sangat lucu padahal suaminya itu sedang menahan sakit.
Lalu tanpa membalas lagi Mark bergegas membereskan barang-barangnya, tak lupa menyimpan file yang sudah ia kerjakan. Ia harus pulang sekarang, meskipun pekerjaannya belum selesai.
Haechan memang tidak memintanya pulang, tapi Mark tau jika si manis pasti sedang membutuhkannya, disaat sakit Haechan akan berubah menjadi lebih manja dari manjanya yang seperti biasa. Lagipula jika memaksakan di kantor Mark tidak akan tenang, pikirannya akan terbagi antara pekerjaan dan orang yg dicintainya.
🔴
Setelah dari dokter gigi, Haechan memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya diruang tamu. Bibirnya beberapa kali mendesis saat ngilu kembali terasa. Kelelahan yang Haechan alami membuatnya tak sadar hingga tertidur di sofa.
"Sayang kakak pulang" Mark baru saja sampai rumah, pintu utama tidak dikunci sehingga memudahkan Mark untuk masuk. Karna didepan masih ada pak Kim dan juga satpam yang berjaga.
"Adek" Mark kembali bersuara setelah tidak mendapat jawaban.
Namun disaat langkahnya semakin masuk kedalam dan sampai di ruang tamu, disambutlah ia oleh pemandangan suaminya yang sedang tertidur dengan posisi terduduk di sofa, Mark pun langsung menghampiri tempat Haechan. Mencoba sepelan mungkin duduk disamping si manis.
"Kasihan sampai ketiduran disini"
Mark berinisiatif ingin memindahkan Haechan kedalam kamar mereka, namun baru saja tangan Mark berada dibelakang leher Haechan, si manis itu sudah membuka matanya.
Haechan terbangun.
"Emrrh ka-kakak?" Tanya Haechan masih setengah sadar.
"Iya ini kakak, adek masih ngantuk? Tidur lagi ya, kakak gendong ke kamar" ucap Mark dengan lembut, namun Haechan langsung menggeleng.
"Kenapa kakak udah pulang?"
"Kakak khawatir sama kamu, maaf ya kakak gak bisa temani kamu ke dokter gigi tadi" Mark merasa bersalah karena tak bisa temani Haechan ke dokter gigi.
"Adek okey kakak, lagipula kakak tadi ada rapat mendadak dan penting kan? makanya kakak gak bisa temani adek"
Haechan sangat menggemaskan, Mark memberikan kecupan hangat dan sedikit lama di kening suami manisnya ini.
"Masih sakit?"
"Heung sakit sedikit, nanti adek minum obat dari dokter"
"Segera minum ya biar sakitnya berkurang, setelah ini kakak pesan bubur buat kamu"
Haechan hanya mengangguk setuju.
Mark mengamati wajah Haechan, pipinya nampak bengkak dan terlihat lebih jelas daripada di foto yang Mark lihat tadi, oh iya dan mata Haechan masih terlihat merah.
"Tadi adek nangis? Matanya masih kelihatan merah"
"Adek nangis sebentar soalnya tadi sakit banget"
Mark membenarkan posisi duduknya dan setelah itu ia mengangkat tubuh Haechan yang terasa ringan untuk duduk di pahanya.
"Kalau kakak cium rasa sakitnya bisa berkurang lagi?"
"Coba aja, tapi jangan ditekan"
Wajah Mark bergerak ke samping, berikan kecupan yang sangat ringan pada pipi Haechan yang masih terlihat bengkak. Mark kecupi pipi Haechan beberapa kali. Selanjutnya Mark kecup kedua kelopak mata Haechan yang menangis tadi.
"Adek hebat"
"Heung, tapi pipi adek bengkak wajah adek jadi aneh"
"Bukan aneh sayang, tapi lucu. Waktu kamu kirim foto rasanya kakak kasihan sekaligus gemas sama kamu diwaktu yang bersamaan. Bukannya kakak senang lihat keadaan kamu begini, tapi kamu yang sekarang bener-bener lucu dimata kakak, rasanya pengen kakak hap aja"
Pipi Haechan memerah, namun dengan cepat ia sembunyikan dengan cara mendusal dileher suaminya.
Mark tertawa dengan reaksi Haechan, ia peluk semakin erat si manis yang masih berada diatas pangkuannya ini.
Dan, ahh Mark baru menyadari sesuatu lagi.
"Adek pakai jaket yang kakak belikan di Jepang?"
"Iya adek pakai biar adek gak takut, biar rasanya ada kakak yang meluk adek tadi"
Lagi-lagi Mark jadi merasa bersalah.
"Kakak jangan merasa bersalah, kan adek udah baik-baik aja" ucap Haechan seakan tau apa yang sedang dipikirkan oleh suami tampannya ini.
"Kalau masih ngantuk adek tidur lagi aja"
"Eung, mau tidur sambil dipangku kakak"
"Iya kakak pangku sampai adek tidur nyenyak"
"makasih kakak, adek love kakak"
"Kakak juga love adek banyak-banyak"
"Hehe"
Setelah itu Haechan benar-benar tertidur, usapan Mark dipunggungnya bekerja seperti sihir.
Dan sore itu Mark benar-benar memangku Haechan hingga suaminya itu tertidur pulas, anggap saja sebagai bentuk tanggungjawab Mark karena tidak menemani Haechan ke dokter gigi tadi.