PoV : Neutral
Andrea bersama Arlan bergegas menuju tempat dimana Spaceship pesiar itu terjatuh. Walaupun jarak antara mereka dengan posisi Spaceship itu hanya satu kilometer, rintangan pada hutan menganggu pergerakan mereka. Dengan susah payah, akhirnya Arlan dan Andrea berhasil sampai pada bangkai Spaceship itu.
"Hello ? Anybody There ?" Andrea berseru.
Hening, tidak ada jawaban dari bangkai kapal itu, Andrea menoleh pada Arlan dan memberinya isyarat untuk tetap ditempatnya. Arlan mengangguk, Andrea melangkahkan kakinya menuju ruangan pilot yang sudah terbenam 5 meter ke dalam tanah. Alangkah terkejutnya Andrea melihat dua orang gadis yang terjebak dalam ruangan tersebut, satu diantaranya tak sadarkan diri, Andrea berniat menolong mereka, tetapi dia mengurungkan niatnya setelah menyadari sesuatu.
"Japanese ? What are you doing here !? Did you kill her !?" Andrea mengacungkan pistolnya pada gadis yang masih sadar.
Gadis itu tersentak, dia mengangkat kedua tangannya dengan gemetar, seragam putihnya basah akibat keringat yang membanjiri tubuhnya. Rambut kecokelatannya terlihat kusut akibat kecelakaan itu, mukanya juga terlihat kumal dan sedikit mengalami sobekan. Andrea memperhatikan gerak-gerik gadis itu, dia tau persis dengan seragam yang dikenakan gadis yang tak sadarkan diri di sebelahnya itu, gadis itu memakai seragam Kadet MWDF.
"Answer my question please !" Andrea kembali melemparkan pertanyaanya dengan datar, dia tahu keadaan akan semakin buruk jika dia membentak gadis itu.
Air mata gadis itu mengalir, dia bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Andrea.
"Kak Andrea !".
Andrea menoleh, Arlan menghampiri Andrea yang masih menodongkan pisol pada gadis itu. Andrea berusaha menahan Arlan untuk tidak mendekat, tetapi Arlan bersikeras untuk melihat apa yang terjadi di bawah sana. Gadis itu menatap Arlan, tatapannya terlihat memelas pada Arlan.
"Kamu.....Luna..nian...bukan ? Tolo...ng....selamat...kan....kami....," gadis itu akhirnya berbicara dengan Bahasa Mela-Luna (Bahasa Pertama Luna, Kirana dan Konstelasi disekitarnya).
"Sebelumnya, apa yang kau lakukan disini ? Apa yang terjadi pada gadis itu ?" Andrea menatap dingin gadis itu dan menginterogasinya dengan Bahasa Mela-Luna.
"Kak Andrea, cukup, kita harus menolong mereka !" Arlan membujuk Andrea seraya menurunkan pistolnya.
"Kau tidak mengerti Arlan, keadaan antara MWDA dengan Galactic Empire of Japan sedang bermasalah akibat konflik perbatasan, kita tidak bisa memandang dia sebelah mata, bisa jadi dia mata-mata mereka bukan ?" Andrea menatap Arlan tegas.
"Aku mengerti, tetapi mereka sedang tidak berdaya kan ? Atau kakak ketakutan dengan mereka ? Biarkan kita menyelamatkan mereka sebelum mencari tahu lebih lanjut tentang mereka," Arlan memegang bahu Andrea.
Andrea terdiam, apa yang dikatakan Arlan benar, dia terlalu ketakutan akibat konflik yang mengintai mereka. Justru dengan tindakannya ini yang akan memicu terjadinya konflik antar dua negara. Andrea menyimpan pistolnya, lalu dia mencari sesuatu yang dapat ia gunakan untuk menolong dua gadis itu.
"Apa ini bisa menolong ?" Arlan menyerahkan sisa tali yang dia gunakan untuk mengikat buruannya.
"Akan lebih baik jika ada katrol," Andrea mengikatkan tali itu pada pinggangnya, perhatiannya teralih pada rangka jendela kapal.
"Yang bisa kita gantikan dengan ini," Andrea meletakkan tali itu di atas rangka jendela, jadilah katrol (yang sebenarnya tidak bisa disebut katrol).
Andrea melompat turun dengan tali yang mengikat pinggangnya secara perlahan. Kemudian, dia mendarat di depan gadis itu yang terdiam menatapnya. Sementara itu, Arlan memegang ujung tali untuk mengangkat Andrea ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andromeda Series : Boy of Kirana
Ciencia FicciónPada tahun 3019 Masehi, peradaban manusia telah sampai pada puncak kejayaannya meninggalkan Bumi dengan kehampaan. Arlan, seorang anak muda dari Planet Kirana yang merupakan daerah kekuasaan Milky Way Defense Alliance bercita-cita untuk melihat duni...