"Klan Dharma, salah satu klan yang paling berpengaruh dalam pemerintahan MWDA. Bersama Klan Lemaure, Klan Menira, Klan Nova, mereka menguasai 45% perekonomian MWDA. Keputusan lima Dewan Agung MWDA tidak akan dapat berjalan lancar tanpa persetujuan mereka."
-Steward, Einrich (2891) "Dasar-dasar Politik Bimasakti", Galactic Journal, Cordova University.
***
Ditengah kegelapan yang mencengkam, seorang pria berdiri tegap di depan ruang komando Kapal Induk. Matanya menatap tajam kedepan, namun kesedihan yang tergurat di wajahnya tak dapat ditutupi. Perlahan, kegelapan yang mencengkam itu sirna dan berganti dengan lautan Armada Perang Neo-UMW yang menyelimuti Planet Kirana.
"Order, Sir?" Radio di mejanya menggetarkan sebuah suara.
"Fire!" Satu perintah beliau gemakan.
"Yes Sir! FIRE!".
BLAZT! BLAZT! BLAZT! BLAZT! BLAZT!
Badai peluru plasma, laser, ion dan peluru meriam besi menerjang Armada milik Neo-UMW yang tengah beristirahat melepas lelah setelah bertempur dengan Pasukan MWDF yang menjaga Planet Kirana. Tak cukup satu menit, sembilan persepuluh armada itu hancur lebur akibat tembakan dari Armada Pertama milik MWDF, yang tak lain dipimpin oleh Laksamana Agung Satria Dharma. Satria Dharma menatap tajam menuju Planet Kirana yang semakin dekat dengannya, melewati puing-puing Armada Neo-UMW yang hancur lebur akibat sergapan darinya.
"Sir, we have successfully destroyed the Neo-UMW fleet. Their casualties include around 8 cruisers, 9 destroyers, 20 corvettes, and 1 carrier."
"Launch the Troops!" Tatapannya masih dingin.
"Yes Sir!"
Rintikan hujan Drop-pod dan kapal pengangkut pasukan menyerbu Planet Kirana yang sedang dikepung oleh Neo-UMW. Tiga puluh juta manusia yang dikandung benda-benda itu, menghujani planet yang penuh dengan ladang pertanian dan peternakan yang terbakar. Sang Laksamana Agung telah murka, dia tak peduli dengan korban yang akan diderita oleh kedua belah pihak, keinginannya hanya satu, keselamatan bagi orang-orang yang dia sayangi.
"Ayla...Arlan...Andrea, tunggu aku."
***
"DISANA! KEJAR DIA!"
Nafasnya tersengal akibat menapaki jalan tanpa henti, menerobos hutan yang tak kunjung memiliki ujung. Sesekali, dia harus merunduk untuk menghindari rintangan maupun tembakan dari pengejarnya. Dia harus terus berlari, karena dia ingin tetap hidup demi keinginan ibunya.
BLAZT! BLAZT!
Dua buah tembakan laser melesat, menggores kakinya.
"ARRGH!" Arlan menjerit kesakitan, tubuhnya terbanting ke atas tanah. Luka yang dideritanya akibat pemukulan sebelumnya, menambah rasa sakit dari tembakan laser itu.
"DONT MOVE ANDROMEDAN SLAVE SCUM!"
Arlan benar-benar terpojok, dia tergeletak tak berdaya ketika enam tentara milik Aura perlahan mulai mengepungnya. Para tentara itu mengacungkan senjata, mereka menatap Arlan dengan penuh rasa kebencian dan kemarahan, tak luput pula rasa ketakutan. Arlan menatap mereka lemah, dia tahu tak dapat melakukan apapun lagi, bahkan meskipun dia masih ingin hidup, dia tak punya pilihan lagi.
"Tolong...ampuni...aku," hanya kalimat itu yang bisa dia ucapkan pada mereka.
BUGH!
KAMU SEDANG MEMBACA
Andromeda Series : Boy of Kirana
Science FictionPada tahun 3019 Masehi, peradaban manusia telah sampai pada puncak kejayaannya meninggalkan Bumi dengan kehampaan. Arlan, seorang anak muda dari Planet Kirana yang merupakan daerah kekuasaan Milky Way Defense Alliance bercita-cita untuk melihat duni...