𝐠𝐢𝐯𝐞𝐧-𝐭𝐚𝐤𝐞𝐧 ; black clover

𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆

"Sesuatu yang sudah di berikan, sudah pasti akan di ambil kan?"

-

"Theia, ketika kau dewasa nanti, sucikan Keluarga Lomanic ini dengan Sihir Cahayamu, ya?"

Baik, Ibu.

"Theia, hanya kau lah satu-satunya harapan Ibu. Tolong sadarkan Ayah dan kakakmu."

Aku pasti akan membuat mereka sadar, Ibu. Jangan khawatir.

"Theia, Ibu memberikanmu izin untuk menjadi Kepala Keluarga Lomanic."

Terima kasih, Ibu!

"Kau tahu Ibu mencintaimu, kan? Teruslah hidup dengan harapan Ibu bersamamu, Theia.."

TIDAK! IBU JANGAN TINGGALKAN AKU!

"Berikan mahkota itu padaku, Theia. Ini perintah kakakmu."

Tidak akan ku berikan mahkota ini kepada orang yang sudah membunuh orangtua nya sendiri.

"KEMBALIKAN TAHTA KEPALA KELUARGA UNTUKKU, THEIA!!"

TIDAK AKAN! BAHKAN JIKA AKU MATI, AKU TIDAK AKAN MEMBERIKANNYA PADAMU!!

"Hei, kau sudah mendengar tentang Keluarga Lomanic?"

"Sudah.. Aku tidak menyangka bahwa Tuan Damian sekejam itu."

"Apa lagi kegaduhan yang di lakukan oleh keluarga bangsawan gila itu?"

"Hei, ini sudah yang berapa kalinya mereka membuat keributan di Kerajaan Clover?"

"Lagi-lagi Lomanic? Entah apa yang mereka lakukan. Kali ini apa? Penyembah setan?"

"Berhati-hatilah dalam berucap, bodoh! Tuan Damian bisa mendengarmu!"

"Hei, katanya Tuan Damian membuang Nona Theia ke suatu desa di pinggiran Kerajaan Clover."

"Benarkah? Jahat sekali dia kepada adiknya sendiri."

"Nona Theia padahal masih sangat kecil, kenapa dia tega?"

"Perebutan tahta, tentu saja."

"Aku semakin kasihan kepada Nona Theia."

Kau dengar itu, Damian? Mereka bersimpati padaku.

Kau menghancurkan Keluarga Lomanic yang Ibu harapkan diriku untuk memperbaikinya.

Kau membawa Keluarga Lomanic ke dalam ambang kehancuran lebih dalam lagi.

Kau menghancurkan harapan Ibu pada keluarga kita, Damian.

Akan ku ambil kembali apa yang sudah di berikan kepadaku, Damian.

"Yuno, Asta. Aku akan mengikuti Ujian Ksatria Sihir."

"APA?! HEBAT! Aku akan menyusulmu tahun depan dan akan menjadi Kaisar Sihir!"

"Tidak, aku yang akan menjadi Kaisar Sihir."

"Jika begitu, kalian harus melampaui diriku, ya?"

"Sudah pasti! Kami akan mengalahkanmu!"

"Tak sabar menunggu kedatangan hari itu. Nah, sampai nanti tahun depan. Yuno, Asta."

"Sampai jumpa tahun depan, kak Theia!"