𝟏𝟏. 𝐂𝐀𝐏𝐈𝐓𝐀𝐋 𝐀𝐓𝐓𝐀𝐂𝐊 ¹

98 12 0
                                    

Theia meninggalkan Helios begitu saja di markas Pasukan Fajar Keemasan setelah mengucapkan kata-kata yang seharusnya tak dirinya ucapkan kepada Helios

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Theia meninggalkan Helios begitu saja di markas Pasukan Fajar Keemasan setelah mengucapkan kata-kata yang seharusnya tak dirinya ucapkan kepada Helios. Ia pergi menuju Ibukota karena ia merasa ada yang tak beres disana.

Begitu sampai disana, Theia terkejut karena hanya menemukan Yuno dan ia tak dapat merasakan mana para Ksatria Sihir begitu juga dengan para Komandan.

"Yuno!" Theia berlari ke arah Yuno. Pria itu menoleh dan sedikit bersorak gembira bahwa Theia datang sendirian.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku tak bisa meraskan mana Ksatria Sihir? Para Komandan juga.." ucap Theia cepat, ia takut apa yang ia pikirkan terjadi.

"Aku tidak tau secara pasti, tapi mereka semua menghilang setelah di hisap oleh lubang hitam." jawab Yuno.

Theia terkesiap, 'Mereka pasti di pindahkan ke tempat yang jauh dari sini. Tapi siapa pemilik Sihir Ruang yang bisa memindahkan mereka semua?' batin Theia, keringat bercucuran di pelipisnya.

Yuno mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan menyeka keringat Theia.

"Kita akan cari mereka. Sekarang, ayo selamatkan penduduk yang diserang." ucap Yuno setelah mendengar pekikan warga.

Theia mengangguk, ia menarik keluar pedangnya dan mulai menuju ke arah tempat dimana para penduduk di serang. 

Yuno menggagalkan seorang wanita yang menyerap mana para warga yang hampir membuat mereka menua. "Wah sialan. Berani sekali dia." ucap Theia.

"Wah! Kau benar tipe ku!" ucap wanita itu melihat Yuno yang melancarkan Sihir Anginnnya.

"Apa kau mau melakukan sesuatu yang menyenangkan bersamaku?" tanyanya lagi.

"Menjauhlah dari orang-orang itu, wanita tua." ucapan Yuno merubah ekspresi penyihir itu dari kegirangan menjadi marah. 

"Akan ku bunuh kau." ucapnya penuh dendam.

"Kau tau, Yuno. Umur adalah hal yang paling sensitif bagi perempuan." ucap Theia terkekeh.

"Siapa yang kau sebut wanita tua!?" teriaknya membuka grimorenya. "Sihir Kutukan Abu: Abu Penghancur!" serunya.

Sebuah bola-bola berwarna ungu kehitaman mulai berjatuhan dari langit. Yuno dan Theia menghindarinya dengan mudah, tentu saja Theia hanya memasang ekspresi senyum hingga matanya menyipit.

'Sihirnya lumayan juga.' batin Theia dengan cukup terkesan.

"Itu adalah peluru kutukan. Kau akan terkutuk jika kau terkena peluru itu loh!!" teriaknya sembari tertawa.

'Mirip sihir Ibu. Tapi sihir Ibu jauh lebih kuat dan menakutkan dari ini,'

"Persetan dengan pelurumu, aku sudah terkutuk sejak lahir!" balas Theia menghindari peluru kutukan penyihir itu.

𝐠𝐢𝐯𝐞𝐧-𝐭𝐚𝐤𝐞𝐧 ; black cloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang