Home For Flower | O3

160 5 4
                                    

Melalui tirai-tirai jendela dengan kisi-kisi kayu tradisonal, sinar hangat sang matahari pagi mengintip untuk menerangi kamar Yeoreum dengan lembut. Suasana di dalam kamar yang berukuran cukup luas itu terasa begitu autentik, dan seperti sangat cocok untuk seorang putri kerajaan Korea Selatan.

Dengan struktur bangunan yang masih mempertahankan keaslian arsitektur tradisional, rumah keluarga Park Chanyeol memancarkan aura megah, seakan menjadi istana kerajaan yang masih hidup di zaman ini. Kompleks perumahannya memadukan pesona autentik, dengan desain kontemporer.

Bunga-bunga yang bermerkaran dengan indah─berkat dipelihara dengan baik oleh Yeoreum─juga menghiasi taman. Jalan batu yang berkelok-kelok, serta kolam-kolam kecil, tempat ikan koi berenang dengan santai, membuat seluruh adegan tersebut pastinya seperti bisa ditemukan di dalam taman kastil istana.

Tapi, di tengah kemewahan yang telah dibangun, terdapat ketidaksempurnaan yang sedang terjadi di dalam kamar milik Yeoreum sekarang. Terlihat dari keadaan tempat tidur yang acak-acakan, selimut tebal berwarna putih yang menutupi tubuh telanjang seorang pria dan gadis kecil, menyatu dalam bentuk menyerupai tumpukan sembarang.

Tubuh keduanya berbaring di sana nan nampak kelelahan, seolah bukti hasrat membara telah menghanguskan mereka berdua semalaman. Bercak berwarna merah di antara cairan-cairan lainnya di atas sprei, kemungkinan besar adalah darah─menggarisbawahi bahwa keperawanan Yeoreum telah disalahgunakan untuk memenuhi kesenangan milik ayah kandungnya sendiri.

Pakaian yang sebelumnya dikenakan si gadis mungil itu kini tercecer di lantai, bersama dengan handuk berwarna putih nan juga sang ayah pakai sebelumnya. Pemandangan mengerikan lainnya dapat terlihat pada celana dalam milik Yeoreum yang kini tergeletak di atas kasur, oleh cairan kental dan lengket berwarna putih keadilan milik ayahnya.

"Yeoreumie...!" Suara kepunyaan seorang gadis yang disertai dengan ketukan pintu dari luar kamar, memecah ketenangan di dalam ruangan tersebut. "Jarang banget kamu belum bangun, nanti telat lho!"

"Nnggh..." Erangan serak meluncur dari bibir Chanyeol yang terdengar dalam bisikan bersuara rendah. Sambil mengumpulkan kesadaran, pria bermarga Park itu hanya melirik ke arah pintu kamar yang terkunci rapat dengan tatapan membunuh, nan sepenuhnya belum bangun.

Seragam sekolah memberikan sentuhan keimutan pada penampilan tomboy Rea, saat gadis itu memakainya. Selain dasi pita berwarna biru di kerah, kemeja putih yang sengaja dikeluarkan dari dalam rok setinggi pertengahan paha, memperlihatkan warna lutut merah muda milik Rea, nan sangat cocok dengan perpaduan warna hitam kaos kaki setinggi betisnya.

"Yeorumie...?" Rea sedikit terkejut sekaligus bingung ketika menemukan pintu kamar Yeoreum terkunci. Hal ini tidak seperti biasanya. Yeoreum selalu bangun lebih pagi dari semua penghuni rumah untuk membantu membuat sarapan. Selama ini, gadis kecil itu juga tak pernah mengunci pintu kamarnya sendiri. "Kenapa dikunci...?"

"Appa...hhiks." Tangisan kecil terdengar, membuat perhatian Chanyeol yang merasa terpanggil beralih kepada putri bungsunya. Tubuh mungil Yeoreum terlihat seperti tenggelam dalam pelukan erat dada sang ayah yang berotot. "Pipit Yeoreum sakit..."

Kedua mata Yeoreum berkaca-kaca, dipenuhi oleh air mata nan belum tertumpahkan saat menatap ke arah ayahnya. Rona lembut berwarna merah merayapi kedua pipi, menggambarkan betapa rapuh dan rentannya gadis kecil itu, seperti bunga indah yang telah dianiaya tanpa ampun sedikitpun, dan kini memohon untuk diselamatkan.

"Ssst..." Bisikan terdengar lembut mengikuti sebelah tangan milik Chanyeol yang terulur, untuk menepuk-nepuk pantat si bungsu dari lapisan luar selimut. "Gak apa-apa..."

Sengatan yang terasa perih luar biasa di kedalaman organ intim nan paling pibadi milik Yeoreum, memaksa kedua mata gadis kecil itu tertutup sedikit, sementara bibir mungilnya mengerucut tanpa sadar, seolah mengundang sang ayah untuk berciuman─diiringi hal-hal erotis yang dilakukan sekali lagi. Ada sesuatu yang berdosa tentang cara tatapan Chanyeol menatap ekspresi kesakitan di wajah putri bungsunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DILF | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang