Author pov
"Oh iya Ro, lo besok ada rapat direksi jam 2 siang" Ucap Arsena sembari fokus ke layar i-pad nya, sekertaris pribadinya sekaligus sahabat nya semasa kuliah.
"Oke" Ucap Kairo yang sedang merapikan stelan jas nya di pantulan cermin yang ada di ruang kerjanya, ia tersenyum begitu melihat anak laki-laki berusia 6 tahun menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"Pa papaaaa" Anak itu begitu senang bertemu dengan Kairo. Kairo pun berbalik badan dan membalas pelukan anak laki-laki itu.
Senyum Kairo memudar begitu menangkap atensi perempuan yang menatapnya dari ujung pintu, perempuan itu tersenyum dan melangkah menghampiri keduanya.
"Ro ak-"
"Sen tugas lo udah selesai, lo boleh pulang sekarang"
"Ohh oke, kalau gitu gue permisi dulu ya Ro, La" Arsena berpamitan pada keduanya yang dibalas senyuman oleh Cleora.
Arsena sudah keluar ruangan beberapa menit yang lalu, suasana menjadi sedikit canggung.
"Kenapa kesini lagi?"
"Gema kangen sama papa" anak laki-laki itu yang menjawab pertanyaan dari Kairo, Kairo pun tersenyum dan membawa Gema kedalam pelukannya.
"Kamu mau sampai kapan sih Ro kayak gini? Kala udah mati, Kal-"
"Gausah kamu bawa-bawa Kala, ini bukan soal Kala" Kairo memotong ucapan Cleora dengan nada kesal.
"Terus apa? hah? apa? kamu bahkan gapeduli sama aku, selama ini kamu gapernah ada buat aku! Kamu terus aja gabisa lupa sama Kala, selalu aja Kala Kala Kala, kamu cuma kasih aku dan Gema nafkah! Kamu gabisa bahagiain kita" Cleora menangis mengingat Kairo yang tak pernah mau dengannya, bahkan hanya memandang wajah nya saja.
"Kamu minta bahagia? Kamu udah bikin hidup aku menderita La! Kamu ga inget kesalahan kamu?! BAHKAN AKU MASIH MAU NERIMA KAMU!" Kairo meninggikan nadanya di akhir kalimat yang mampu membuat Gema menangis ketakutan, bahkan Cleora terkejut mendengar bentakan dari Kairo, padahal Kairo tidak pernah membentaknya, paling Kairo hanya memilih diam lalu meninggalkan nya seorang diri.
"Pa udah pa, jangan ngebentak mama" Ucap Gema yang menangis histeris sembari mendekap sang mama. Kairo mengusap wajah nya frustasi lalu pergi meninggalkan ruangannya. Sebelum melangkahkan kakinya keluar ruangan, Kairo mengatakan sesuatu yang membuat Cleora lemas.
"Kita urus perceraian kita secepatnya!"
"KAIRO KAIRO!!!! KAMU MAU KEMANA!! RO" Cleora terus berteriak dan memanggil nama Kairo.
***
Disinilah Kairo berada, salah satu Club populer yang ada di Jakarta, ia sudah menenggak 2 botol minuman sampai habis, dan ia masih memegang botol ketiga yang berada di tangan kanannya, ia terus meracau memanggil nama Kala. Semenjak kepergian Kala, Club ini selalu menjadi tempat untuk Kairo meluapkan rasa penyesalan, dan rindunya pada Kala, pergi ke Club mampu meringankan kesedihan Kairo, setidaknya saat sedang mabuk berat Kairo merasa Kala berada di sampingnya.
"Kala...Kala.." Pria berusia 25th itu benar-benar merasa kalut malam ini, wajah nya yang menjadi lebih tegas sejak 7 tahun terkahir dan berjambang tipis, malam ini dipenuhi oleh air mata. Kairo membenturkan dahinya ke meja hingga membuat dahinya terluka, Kairo begitu sesak, bukan! Bukan karena Club yang dipenuhi oleh asap rokok dan dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan, melainkan dadanya sesak mengingat Kalandra Kamil, Kairo memilih pergi ke rooftop club untuk mencari udara segar.
"KALANDRAAAAA"
"AAAAAAA"
"INI SEMUA SALAH GUEEEE"
"KALANDRAAAAA" Teriak Kairo sambil mengacak rambutnya frustasi, detik itu juga Kairo memiliki pikiran untuk loncat saja kebawah, toh jika ia mati ia bisa bertemu dengan Kalandra. Kairo sudah berada di pinggir gedung, ia mengirup nafas dalam-dalam sembari memejamkan matanya, saat ia ingin melompat, Ada seseorang yang menarik tangannya dan menggagalkan aksi untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
"Kamu gila? kamu masih mudah! perjalanan hidup kamu masih panjang" Kairo terkejut ketika ia di selamatkan oleh seorang nenek tua. Kairo sempat berfikir bagaimana ada seorang nenek di sebuah club? atau mungkin ini hanya bayangan nya saja karena sudah terlalu mabuk.
"Buat apa nek kalau saya hidup tapi gaada Kala disini" Kairo menunduk lemah.
"Bangun nak, nenek tau semuanya!" Nenek itu membantu Kairo untuk duduk, dan ia menyelipkan dua buah gelang di tangan kanan Kairo.
"Selamatkan Kala mu dengan ini, cepatlah.." Kairo menerima dua buah gelang itu dan ia tak terlalu mempedulikan perkataan nenek tadi.
Kairo tersadar bahwa perbuatannya tadi salah, kini ia berdiri di tepi jalan menunggu Arsena, karena tidak mungkin bagi Kairo untuk menyetir dalam keadaan mabuk. Kairo merasakan kepalanya sangat sakit, akhirnya ia duduk di halte bus terdekat, kepala Kairo makin lama terasa berat dan rasa kantuk nya sudah tidak dapat di tahan lagi.
Kairo tertidur
update suka-suka aku
maaf karena kedepannya alurnya bakal lambat, karena Kairo cuma punya waktu satu bulan😉
OIYA GUYSSS INI FIKSI!!!
FIKSI!
FIKSI!
FIKSI!
😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix My Past
General FictionBagaimana kalau kamu di beri kesempatan pergi ke masalalu untuk memperbaiki kesalahanmu untuk menyelamatkan seseorang yang selama ini kamu rindukan dari kematian? Akankah takdir bisa di ubah? Atau semua berjalan sesuai dengan garis takdir yang telah...