Bab 12

104 15 4
                                        

Happy Reading!

"Is it the end of our history?"

"Reina, kamu mau makan apa?"

Ucapan Doyoung membuat Reina menatap ke arahnya. Melihat sang kakak beranjak berdiri, berjalan menuju dapur.

"Eh, apa aja." Balas Reina cepat sembari mengikuti Doyoung, bersama sama masuk ke dapur.

Doyoung membuka pintu kulkas bagian freezer, mendapati sosis dan nugget beku. Kemudian dia membuka pintu kulkas bagian bawah, mengambil dua butir telur.

"Kita goreng ini aja ya," ujar Doyoung sembari menaruh dua butir telur di atas meja makan, lantas mengambil sosis dan nugget beku dari freezer. Reina mengangguk, menurut.

Doyoung pun mengambil wajan sedang, dan menaruhnya di atas kompor. Dia menoleh ke arah Reina, berkata, "rendam sosis sama nuggetnya dulu biar ga beku."

Reina mengangguk. Meraih sosis, nugget, dan baskom kecil. Mengisinya dengan air panas dari dispenser. Lantas memasukkan kemasan beserta isinya ke dalam baskom.

Doyoung menuangkan minyak ke dalam wajan, menyalakan kompor. Dia meraih spatula besi, dan memecahkan satu telur ke dalam minyak yang memanas. Membuatnya menjadi telur mata sapi.

Wangi menguar dari telur yang sedang Doyoung goreng. Reina melirik, perutnya keroncongan.

Ah, iya. Mereka tidak punya nasi.

"Bang Doyoung mau pake nasi?" Reina bertanya. Mengecek rice cooker yang ternyata dalamnya kosong. Mendesah kecewa.

Doyoung menggeleng. "Kalo belum masak, nggak usah." Balasnya.

Reina mengangguk. "Oke."

Doyoung terus memasak telur. Setelah keduanya matang, dia menaruhnya di atas piring. Reina di sebelahnya mengeluarkan kemasan frozen food dari air panas, kemudian membukanya. Sudah mencair.

Reina menyerahkan beberapa sosis dan nugget ke Doyoung untuk dimasak. Doyoung menerimanya, kemudian memasukkan mereka ke dalam wajan.

Letupan letupan terdengar, akibat frozen food basah terkena minyak panas. Reina menjauh dari kompor, melirik Doyoung yang tetap tenang menggoreng.

Bagaimana bisa? Batin Reina berbisik. Berdecak kagum.

Dilihat lihat, jika Doyoung diam seperti ini, abangnya terlihat sangat sempurna. Dia care mengobati luka Reina, handal dalam memasak, dan... soft? Tapi sayangnya, gen psikopat di dalam dirinya itu mengacaukannya.

"Tolong piring, Rei," ucap Doyoung yang membuyarkan lamunan Reina. Reina mengerjapkan kedua matanya, tertegun, kemudian mengangguk.

"Iya." Ujar Reina sembari memberikan piring dari rak kepada Doyoung. Doyoung menerimanya, kemudian meniriskan sosis dan nugget yang sudah matang, dan menaruhnya di piring setelah minyaknya meniris.

Makanan telah jadi. Mereka pun membawanya ke meja makan, menaruhnya di atas meja.

Reina mengambil gelas, kemudian mengisinya dengan air dari dispenser. Setelah penuh, dia pun duduk di kursi, dan meminumnya.

S I L E N T ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang