Happy Reading!
"Papah lebih mihak ke kamu, Ina."
---
Author POV
"Reina!" Mamah terkejut yang berada ditangga rumah terkejut. Dengan cepat mendekati anaknya yang diambang pintu kemudian memeluknya. Ia khawatir karena anak bungsunya baru pulang, tidak ada kabar.
Reina terdiam. Air matanya berlinang. Perasaan bersalah menelusup masuk ke hatinya. Dadanya terasa sesak lagi. Ia balas memeluk ibunya erat dan menangis terisak.
"Ma-mamah, maaf, ma-maafin aku, h-hiks." Lirih Reina sesegukan. Mamah mengangguk walau tak mengerti mengapa anaknya menangis minta maaf. Tangannya mengusap punggung anaknya lembut, dan beralih mengusap rambutnya.
"Reina abis darimana? Pulang dianter siapa? Kok basah kuyup begini?" Tanya Mamah khawatir.
Reina hanya terisak. Ia benar-benar takut jika ibunya menyadari satu hal.
"Kamu baik-baik aja kan? Reyna mana?"
DEGTubuh Reina gemetar. Bahunya berguncang. Kakinya lemas sekali. Jantungnya terasa sakit, teringat jika kembarannya telah pergi meninggalkannya.
Reina menunduk. Tak kuasa menatap wajah ibunya. Menangis terisak tatkala mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
Beberapa menit lengang. Hanya terdengar suara isak tangis Reina. Mamah hanya diam, menunggu tangis anaknya mereda. Memang, hubungan ibu dan anak keluarga itu sedikit renggang.
Reina memberanikan diri menatap wajah ibunya. Tangannya mengepal. Tenggorakannya tercekat. Dadanya sesak, sehingga ia agak kesulitan bernapas. Ia meneguhkan hatinya dan bertanya,
"Mah, jawab yang jujur. Mamah punya anak selain aku sama Reyna, kan? Anak laki-laki. Mamah punya, kan? Aku sama Reyna punya abang yang namanya Doyoung, kan?"
DEG
Mamah terkejut mendengar pertanyaan Reina. Wajahnya memerah menahan emosi yang terkumpul ketika mengingat anak lelakinya itu. Matanya menatap Reina dengan tatapan yang tak bisa Reina baca, kemudian menggeleng.
"Mamah tanya Reyna dimana, Ina. Kenapa kamu malah nanya balik? Nanya hal yang ga masuk akal kayak gini?" Tanya Mamah dengan rahang mengeras.
Reina menatap ibunya sendu. Dadanya terasa amat sesak. Ibunya tak mengakui keberadaan Doyoung, abangnya.
Bagaimana ia bisa mengatakan, jika Reyna telah dibunuh Doyoung? Abangnya sendiri?
Apa respon ibunya jika ia mengatakan yang sebenarnya?
Bahu Reina berguncang. Menunduk dengan air mata mengalir.
"Mah. Ba-bang Do-doyoung masih hidup, kalo Mamah pengen tau. Tadi Re-reina ketemu bang Doyoung. Reina ga tau ka-kalo ketemu bang Doyoung ga boleh be-berisik, tapi Reina berisik. A-awalnya bang Doyoung mau bu-bunuh Reina karena Reina berisik, ta-tapi... malah Reyna yang bang Doyoung bu-bunuh." Lirih Reina terbata-bata.

KAMU SEDANG MEMBACA
S I L E N T ✓
Fanfiction[END]《 ft. Kim Doyoung of Treasure 》⚠️ Sekeluarga besar psikopat semua. Tidak ada yang dapat dipercaya, kecuali kembarannya yang telah meninggal dibunuh abangnya sendiri. Apakah Reina bisa terus bertahan hidup dari kutukan yang menimpa keluarganya...