Happy Reading!
________________________________Setibanya di sana, Sasuke terkejut.
"Waah, Kak Harumi, apa dia akan jadi saudara baru kita?"
"Yeay!"
"Halo, siapa namamu?"
Sasuke dikerubungi anak-anak kecil. Rasanya sangat aneh setelah ratusan tahun sendiri, dan tiba-tiba banyak yang menyambutnya. Bukan sambutan hormat kepadanya, tetapi sambutan hangat dari keluarga.
Keluarga.
Sasuke sudah lama melupakan masa itu. Ia menjalani hidupnya sesuai alur, tanpa mengerti begitu banyak kehidupan yang terlewat begitu saja di depannya.
"Anak-anak, biarkan Suke beristirahat... ayo kita bersiap untuk tidur, dan jangan lupa gosok gigi dan cuci kaki kalian sebelum naik ke tempat tidur. Kakak Harumi yang akan mendongeng sebelum tidur. Ayo ayo, kita bersiap-siap!"
"Ayo!" Mereka menuju ke kamar mandi.
Harumi yang dari kamar tidur anak-anak menuruni tangga. "Sepertinya kami tidak punya kamar lagi, Suke. Ah! Ada satu kamar lagi!"
Kamar itu tertata rapi namun tak berpenghuni. Harumi menata sprei dan bantal. Sasuke melihat-lihat seisi kamar. Di sana ada foto yang ditutup.
"Nah, sudah selesai... Kamu bisa tidur sendiri kan?" Karena kebanyakan anak-anak takut untuk tidur sendiri.
"Saya bisa tidur sendiri."
"Nah, bagus, Suke memang pemberani!" Harumi melangkah keluar dan mematikan lampu.
Besoknya Sasuke bangun pagi-pagi dan sarapan bersama yang lainnya. Berbeda seperti biasanya, sarapan kali ini lebih ribut daripada saat ia di kosannya. Karena...
"Tidak! Tidak mau!"
"Ibu... Dia mengambil sosisku!"
"Huwaa permenku!"
Sasuke berusaha tidak terganggu, tapi...
Prang!
Makanannya berserakan dan mengotori bajunya. Anak-anak yang lain terdiam menatapnya. Ibu panti melihat itu segera mengomel dan menghukum mereka berdiri di pojokan.
"Ayo, Suke, ganti baju dulu." Mengajak untuk membersihkan baju ke belakang.
Sasuke yang cuma diam membuat ibu panti kebingungan. Kadang, kalau terjadi hal seperti ini, anak sekecil Sasuke akan membalas atau tidak menangis. Tapi kali ini, pertama kalinya ibu panti menemukan anak yang berbeda dari biasanya.
"Apa kamu marah pada yang lain, Suke?"
Sasuke menggeleng. "Tidak," ia memasukkan kepalanya pada baju.
"Lalu kenapa kamu diam? Apa kamu takut dan menyembunyikannya?"
"Kalau sudah begitu, memang mau diapakan lagi?"
Ibu panti terkaget dengan ucapan Sasuke yang dewasa dan bahasanya yang juga dewasa.
"Kamu memang anak yang pintar. Ibu harap kamu bisa berteman baik dengan yang lainnya selama di sini. Ibu tidak akan khawatir lagi..."
Setelah itu, anak-anak bermain. Sasuke diajak salah satu anak panti bermain layangan.
"Ah, benar begitu, Suke! Lebih tinggi lagi! Lebih tinggi!"
Uwah...
Anak-anak lain menonton permainan layang-layang Sasuke dengan mulut menganga, seolah-olah mereka sedang menonton pertunjukan sirkus. Tapi tak lama kemudian, benangnya putus, membuat anak-anak kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slice Of Life | 2 [Sasusaku]
FantasySetelah berabad-abad menanti wanita pujaan hatinya, Sasuke terjatuh ke dalam lubang misterius yang membawanya ke dimensi lain. Di sana, ia memulai kembali cintanya dengan wanita yang telah lama dinanti. Namun, di balik kebahagiaan itu, Sasuke memili...