Chapter 1 : Investigate

193 12 0
                                    

Happy Reading!
________________________________

Sasuke masih merasa sedikit pusing usai semalam Naruto memaksanya minum. Ternyata meski kemampuannya cukup kuat, mabuk tetap tak bisa dihindari.

Tsk.

Bahkan Naruto sempat muntah di kemejanya saat Sasuke membawanya ke taksi. "Sungguh menjijikkan," gumamnya datar sambil memasukkan kemejanya yang kotor ke dalam tas kecil.

Setibanya di apartemen, Sasuke turun menuju lantai satu untuk membersihkan kemeja itu di laundry. Saat memasuki lift, ia bertemu dengan tetangganya, seorang nenek yang menggendong anak anjing kecil.

"Hoho, anjing ini baru saja kembali setelah seharian hilang. Insting hewan memang kuat, selalu tahu jalan pulang," cerita nenek itu antusias.

Sasuke hanya mengangguk ringan, sekilas mengelus anjing itu tanpa ekspresi sebelum pintu lift terbuka. "Pastikan dia tidak kabur lagi," katanya singkat sebelum melangkah keluar.

Ia tiba di tempat laundry, memasukkan kemejanya ke mesin cuci, dan memasukkan koin. Sambil menunggu, Sasuke memutuskan untuk berjalan keluar lobi untuk menghirup udara pagi.

"Wah, wajahmu kelihatan tenang sekali," tiba-tiba Kurama muncul di sampingnya.

Sasuke menatapnya sebentar tanpa emosi. "Apa pentingnya?"

Kurama tersenyum canggung, lalu berusaha mengingatkan, "Kau lupa sesuatu, ya? Biar kuingatkan—"

"Kau mau es krim?" potong Sasuke datar, tanpa minat mendengarkan. "Aku traktir."

"Oke!" sahut Kurama dengan antusias, tak menyadari ketidakpedulian Sasuke.

Mereka berdua berjalan menikmati es krim di pagi hari—hal yang mungkin terasa aneh bagi kebanyakan orang, tetapi Sasuke tak mempedulikannya.

"Katanya kau baru saja menyelesaikan misi level S, ya?" Kurama mencoba membuka percakapan.

Sasuke hanya mengangguk pelan, tak menunjukkan antusiasme.

Kurama menepuk bahunya dengan keras, membuatnya sedikit terkejut. "Ayo ceritakan! Bagaimana rasanya berada di medan perang?"

Sasuke merasa sedikit terganggu. "Lain kali saja," jawabnya dengan nada dingin.

Kurama tertawa. "Hah! Kau pasti bercanda tentang usiamu yang sudah lebih dari seribu tahun!"

Sasuke tak mau kalah. "Usiaku sudah seribu tiga ratus satu tahun. Kau akan kaget jika tahu tingkatku yang sudah di atas langit!"

Kurama memandang ke atas, berpura-pura mencari sesuatu di langit. "Dimana? Aku tidak melihat apapun."

Kurama mengaduh, mengusap bagian yang terkena stick, lalu tertawa kecil. "Bagaimanapun, Kakakku lusa akan menikah. Kau  yang usianya lebih tua dari kakek buyutku malah masih saja jomblo."

"Si bodoh itu menikah?" Sasuke hampir tersedak mendengar kabar tersebut.

Kurama mengangguk. "Ya, kakakku itu sudah lama pacaran sejak sekolah menengah. Dan lusa dia akan menikah."

Pada hari pernikahan Naruto, Sasuke datang dengan rapi. Di sana, Naruto diserbu orang-orang yang penasaran. Sebagian besar tamu ingin melihat tampang suami dari Putri Hyuga, Hinata. Sasuke memilih menjauh, mencari ketenangan.

Namun, tak lama kemudian, ia dihampiri oleh Hinata. "Ah, Tuan Sasuke datang juga rupanya," ucapnya ramah.

"Selamat untuk Anda, saya harap Anda bisa menangani Naruto," balas Sasuke sambil mengingat kejadian malam ketika Naruto muntah di kemejanya.

Slice Of Life | 2    [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang