5

1.4K 121 0
                                    

Happy Reading
-
-
-

Siana Xalinda, mantan nyonya besar keluarga Brandy yang artinya mantan istri dari Zain Ari Brandy.

Sepengetahuan Ciara selama hidup di dunia novel ini, Brandy termasuk jajaran keluarga ningrat yang disegani.

Yah, tentu saja. Brandy kan keluarga nya tokoh utama, jadi penulis juga sangat totalitas untuk mengarang latar belakang sang tokoh utama.

Walaupun kadang kala ada juga penulis yang menggambarkan tokoh utama nya blangsak. Siang malam scene nya ngenes mulu, sampe kering air mata Ciara saking sering nya nangisin tokoh utama yang semlehoy dari prolog sampe ending rungkad mulu hidupnya.

Yah tapi buat jujur-jujuran aja ya, cerita yang kaya gitu tuh lebih banyak peminatnya. Karena apa? Yak gak tau suka aja.

Entah kenapa feel dari alur seperti itu kaya lebih dapet aja gitu. Apalagi pas si tokoh utamanya yang tersakiti plus menderita banget, greget nya tuh kaya dapet banget. Iya, kan?

Dulu sebagai Ciara, dia memang jarang membaca novel. Tapi setelah Maria mulai menulis sebuah karya novel, Ciara lebih sering membaca. Karena apa? Tentu saja karena si nyonya Maria itu sering sekali menambah beban otak Ciara dengan menyuruhnya mengoreksi hasil tulisannya.

Kalian pasti bertanya- tanya kenapa tidak dilakukan oleh editing penerbit nya saja, iya kan? Itu karena Maria sering mengatakan, "Untuk apa aku repot-repot merepotkan orang lain. Disaat aku memiliki teman pintar sepertimu di sisiku. Lagi pula mubajir tau kalo kepintaranmu sampe tidak digunakan, Ci. Ini namanya sayang teman."

Bah, sayang teman tai mu.

Memang sialan si Maria itu. Dia tidak mau merepotkan orang lain tapi dengan tega nya dia merepotkan sahabatnya sendiri.

Yah walaupun sebenarnya Ciara tidak terlalu mempersalahkannya, tapi tetap saja Ciara merasa bersalah saat bertemu editor yang seharusnya mengedit naskah Maria beralih profesi jadi pegawai nganggur. Apalagi dia itu editor khusus untuk Maria yang disediakan oleh perusahaan, bisa kalian bayangkan secanggung apa Ciara ketika berhadapan dengan nya.

"Memikirkan Maria hanya membuatku kesal saja. Dasar cewek sialan."

"Lagipula kenapa dia ngeyel sekali dengan cerita ini, tidak seperti biasanya yang selalu nurut ketika ada bagian yang menurut ku kurang bagus di tulisannya."

Walaupun merasa aneh dan heran, seberapa keras pun Ciara berpikir dia tidak menemukan jawabannya sama sekali.

"Sudahlah, toh sekarang aku masih hidup. Walaupun nanti di ujung cerita Siana bakal mati, aku hanya perlu menghindarinya kan?" Monolognya.

"Lagipula mentalku tidak selemah itu, sampai harus membunuh diriku sendiri. Memikirkan saat-saat ketika sakaratul maut waktu itu saja aku bergidik ngeri," Ucap Ciara dengan ekspresi ngerinya ketika membayangkan detik-detik kematiannya pasca kecelakaan tempo lalu yang sampai membuatnya bisa menjadi Siana.

Mati karena takdir saja sangat menyakitkan, apalagi mati gara-gara bunuh diri yang hakikatnya di benci tuhan. Apalagi Siana bunuh diri dengan cara menggorok lehernya sendiri menggunakan kater, yang sudah pasti akan mati secara perlahan-lahan.

Sial, hanya memikirkan saja sudah membuat Ciara takut.

"Cukup waktu itu saja aku mati muda. Untuk sekarang aku akan bahagia sampai tua. Bagaimana pun caranya aku akan tetap hidup."

Anak Ku Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang