Dita masih menatap bingung pada Taehyung. Kedua pandangan mereka saling bertemu.
"Apa maksudmu dengan Vaeron anak kita?" Tanya Dita bingung.
Taehyung kelabakan. Dia lupa bahwa Vaeron yang dia kenal adalah tokoh fiksi di dalam novel. "Itu... Itu..."
Dita memicingkan matanya penuh kecurigaan. "Oppa, apa yang kamu sembunyikan dariku?" Tuntut nya.
Bibir Taehyung bergetar, dia takut untuk mengatakan yang sebenarnya dan membuat Dita merasa tidak nyaman. "Oppa, apakah kamu membaca fanfiction tentang kita?" tebak Dita, langsung.
Dan seketika wajah Taehyung berubah seperti kepiting rebus. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena otak Taehyung ditarik ke permukaan oleh fakta yang dia temukan. Dia tersentak, dan menatap Dita penuh semangat. "Apa kamu membacanya juga?" tanya Taehyung penuh harap.
Dita tersenyum malu, dia menganggukkan kepalanya.
Mereka tertawa bersama. "Kurasa aku harus meminta maaf padamu, maaf karena menyakiti mu dan Vaeron." tawa nya pecah.
Dita semakin tersipu. "Oppa, itu hanya cerita, dan bukan kamu yang melukai ku. Aku baik-baik saja disini meskipun aku juga memerah air mataku dari awal hingga akhir."
Benar, siapapun akan menangis membaca cerita itu, dan dia juga menangis, ingin memukuli dirinya sendiri. "Entah lah, membacanya terasa begitu nyata, seperti yang kamu lihat belum lama ini. Aku benar-benar mengira Vaeron itu ada dan dia adalah anak kita. Di tambah dengan aku mendengar kamu menyebut tentang Vaeron di telpon."
"Eoh, dia anak dari kakak ku. Aku sudah memanjakan nya seperti anakku sendiri." ujar Dita mengabaikan Lian yang diam-diam menguping dibelakangnya bersama Namjoon.
"Bisakah aku bertemu dengannya?" tanya Taehyung tertarik.
Keduanya tidak menyadari bahwa bola lampu menyala di belakang mereka.
"Tidak baik menjadi dinding jahat." sentil Namjoon berbisik di telinga Lian.
Dia terlonjak, memberi jarak aman pada Namjoon. "Ho'ho, lalu kamu?! Apa yang kamu lakukan dibelakang pantatku? Tidak tahu malu." gerutunya mendorong Namjoon dan berlalu begitu saja.
Namjoon melihat punggung Lian pergi menjauh dan dia tidak tahan untuk menggelengkan kepalanya takjub. Wanita ini sangat sulit untuk di kendalikan. Dia begitu liar dan bebas.
.
.
.
.
.
"Apakah mereka benar-benar akan menikah?" tanya Dita memikirkan insiden Jungkook dan Julia."Bukankah mereka harus? Dia sudah melakukannya dan dipergoki oleh orang tua Julia secara langsung." mendengus. "Ini juga tidak buruk, ku lihat sejak awal Jungkook terus mengunci Julia di Pandangan nya."
"Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Dita lagi.
Taehyung kebingungan. "Ada apa dengan ku?"
Bisakah dia bertanya? Mereka memiliki kapal yang melegenda bahkan dia secara pribadi tidak tahu manakah kebenaran dan manakah yang menjadi ilusi.
"Itu... Tentang Taekook?" tanya Dita ragu-ragu.
Mata Taehyung terbelalak. "Kamu berpikir aku...."
"Tidak... Tidak... Bagaimana mungkin aku memiliki nyali. Aku tidak pernah memikirkannya, hanya saja aku sering melihatnya di homepage WePe ku."
Rahang Taehyung terjatuh. Bagaimana dia akan memperbaiki citranya?
Kim Taehyung mulai panik. Aku tidak ingin para wanita berlari karena rumor ini. Bagaimana jika Dita memiliki perasaan padaku dan memilih untuk mundur karena omong kosong tentang Taekook?
"Jangan perdulikan. Demi Tuhan aku sangat normal. Kamu bisa mencobanya." entah bagaimana kepanikan yang berlebihan membuat Taehyung menjadi ceroboh dan bodoh. Apa menurutmu yang harus di coba olehnya?
Dita tertegun dia menatap polos kepada Taehyung. Apakah aku memiliki pendengaran yang bermasalah atau aku salah mendengar sesuatu atau memang dia menyebutkan tentang menyuruh ku untuk mencoba?
"Mencoba? Bagaimana aku harus mencobanya.?" tanya nya dengan tatapan polos.
Pertanyaan Dita membuat Taehyung tersedak. Dia menyadari adanya kesalahan yang terjadi.
Brengsek! Kesan dia tentang ku sudah buruk dan sekarang aku benar-benar mengangkat batu 900kg hanya untuk aku jatuhkan di atas kakiku sendiri? Bagaimana bisa kamu membuat dirimu sendiri terlihat cabul di mata Dita?!
Buru-buru dia mengayunkan kedua tangannya. "Bukan.. Bukan... Bukan... Bukan seperti itu, maksudku.. Sungguh."
Melihat kepanikan Taehyung, Dita semakin kebingungan. "Bukan? Apa maksudmu " seperti itu"? Seperti itu seperti apa? Aku tidak mengerti? Oppa, aku bertanya karena aku benar-benar tidak tahu bagaimana mencoba yang kamu bicarakan."
Eoh Ya Tuhan, aku benar-benar ingin memukuli diriku sendiri. Berhenti berpikir dengan berlebihan. Dia hanya bertanya dan kamu membuat dirimu jauh lebih buruk. Sekarang kamu telah mengupas selapis demi selapis kotornya pikiranmu di depan Dita.
"Lupakan. Ayo kita membicarakan hal lain." Ujar Taehyung buru-buru mengalihkan pembicaraan. Dia khawatir jika akan menunjukan semakin banyak kerusakan kepada wanita ini.eoh sungguh aku ingin mengenalnya lebih dekat dan dekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Benang Merah Yang Terikat
Fanfictionaku tidak tau apakah harus bahagia atau malah sebaliknya. semua orang tau aku begitu tergila-gila dengan satu shipper dari dunia perkpopan namun ada titik dimana semua menjadi jungkir balik. ini tidak baik untuk mental ku. setiap hari aku berusaha m...