"Apa yang kau rencanakan, eoh?"
Aku bisa menrotasikan mataku hingga juling saat julia penyihir abadi terus menguliti selapis demi selapis isi kepalaku. "Tidak banyak. Aku hanya ingin secret number dan bangtan bersama."
"Ini salah!"
"Apanya yang salah? Mereka adalah kecantikan yang multi talenta, tidak berbeda dengan sisi pria." gerutu ku tidak senang.
Apa yang diketahui oleh seorang dengan pisau bedah. Dia bahkan sudah abadi menjadi anjing lajang selama ini. Kau tidak layak untuk berbicara tentang pantas atau tidak, brengsek!
"Berapa banyak member yang dimiliki bangtan? Dan berapa banyak yang dimiliki senum? Dengan Hyunjin, bukankah Senyum kalah jumlah?"
Eoh kukira gadis ini tidak memiliki kepekaan sama sekali, namun ternyata dia mampu menangkap kekosongan dari strategiku.
"Tunggu!"
Aku sudah bersiap untuk membuka mulut namun gadis itu mengambil kembali kesempatan ku.
"Ini tidak benar! Ada delapan gadis dan delapan anak laki-laki. LIAN! APA KAU GILA MELIBATKANKU DENGAN HAL KONYOL INI?"
"Melibatkan apa? Hal konyol apa?"
Siapa yang melibatkannya?
"Kau pikir aku idiot? Dalam novel mu hanya Namjoon yang lajang. Dan sekarang Jungkook sudah kehilangan gadisnya karena tikungan tajam Hyunjin? Siapa yang akan kau dorong? Siapa yang akan kau jejalkan ke pelukan jungkook mu?"
Sekali lagi aku merotasikan mataku. Ya, Jungkook dan namjoon lajang, lantas kenapa? Apakah buruk jika mereka tetap lajang?
"Kau berpikir terlalu banyak. Dia masih memiliki Lisa Black pink, jika kau lupa. Dan Namjoon, bukankah Hwasa Mamamo cukup seksi untuk otak Namjoon? Dia pasti akan menyukainya."
Mendengar penjelasan ku, gadis liar julia menganggukan kepalanya puas.
.
.
.
.
.
Author Pov menyeluruh.Pukul enam petang, beberapa gadis masih berada di sekitar tepian kolam renang, dan dita sibuk memasak di dapur utama.
Sesuai dengan pengarahan lian, Suga mengambil kunci yang telah di siapkan begitu mereka sampai pada villa Lian. Ketujuh orang datang, dan lian lebih dulu mengirim pesan pada suga agar datang kesisinya kolam renang, bergabung dengan anak senum yang lain, menyisakan kim taehyung dengan barang belanjaan.
"Kau bisa mengelilingi villa ini untuk menemukan letak dapur." ujar Suga mengarahkan taehyung sebelum meninggalkannya di ruang utama.
"Mereka benar-benar membiarkan aku membawa barang belanjaan seorang diri?" gerutu taehyung sembari berjalan mengelilingi kedalaman villa.
Saat taehyung mulai putus asa, dia mencium aroma yang enak dan dia mengikuti arah aroma itu datang.
Seorang gadis dengan berdiri dibalik meja dapur. Satu tangan memegang gagang penggorengan dan spatula di sisi yang lain.
Gadis itu mengambil fokus taehyung, memenjarakan pandangan yang mulai berkabut. "Di. . . dita?" gumamnya dengan bibir bergetar.
Satu air mata Taehyung lolos, gurat kesedihan begitu nyata seolah dia merindukan oase.
Gadis dihadapan taehyung menghentikan kegiatannya saat dering ponsel berbunyi.
"Hello. . ."
". . . . . "
"Vaeron, jadilah anak yang patuh, oke! Tetap bersama nenek dan jangan nakal."
Vaeron? Kami Bahkan belum menikah. Darimana datangnya vaeron yang ini?
"Tentu, saat aku kembali, aku akan membelikannya untuk mu. Sekarang pergi Dengan nenek dan istirahat, oke?"
Begitu Dita mengakhiri panggilan, dia kembali dikejutkan dengan hal lain.
"Apakah vaeron baik-baik saja?"
Pertanyaan itu meluncur tanpa disadari dan membuat dita terkejut.
"Eoh, taehyung sunbaenim!" Seru dita terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Eoh hi!" sapa Taehyung menyadarkan dirinya sendiri. "Kau baru saja menelpon seseorang?"
"Ya, dia adalah anak dari kakak ku."
"Eoh? An-anak dari kakak mu?"
"Ya."
Pandangan dita teralih pada barang dalam pelukan Taehyung. "Biarkan aku yang mengambil alih." kata dita menghambur kearah Taehyung, meraih bingkisan didalam pelukan pria itu.
"Tidak. . tidak. . Biarkan aku yang membawanya." Taehyung melewati dita, dia mengambil tempat di mana dita berdiri sebelumnya.
"Apa yang kau masak?"
"Banyak hal. Tapi aku tidak yakin Apakah semua orang menyukainya. . . eoh tunggu!" dita mengalihkan pandangan dari masakan kearah Taehyung. "Sunbae, apa yang kau lakukan di villa lian eonni?"
"Kami datang untuk makanan." jawab Taehyung menggoda.
"Kami? Apakah itu artinya semua member bangtan berada di villa ini?"
"Ya, Apakah wanita tua itu tidak memberitahumu?"
"Wanita tua?"
"Maksudku, Tuna timur."
"Tidak. . . tidak. . . kami tidak mengetahuinya."
Dahi Taehyung berkerut tajam. Dia tidak mengira bahwa lian akan menyembunyikan kedatangan mereka.
"Lupakan! Sebaiknya kita kembali memasak, aku akan membantumu."
"Tidak diperlukan. Sunbae, kau pasti lelah, begitu banyak pekerjaan di sisi mu. Tolong, ambilah waktu untuk beristirahat, aku akan mengatasi sisi ini."
Taehyung kembali terkejut, apa yang telah dibaca olehnya sangat sesuai dengan karakter dita yang dia temui. Begitu nyata membuat hati Taehyung seketika meleleh.
Begitu dekat, perasaan yang akrab. Perasaan yang dirindukan.
"Biarkan aku membantumu. Aku tidak ingin melihatmu kelelahan."
"Apa?"
Sedikit ragu juga malu, Taehyung berusaha untuk memberanikan diri berbicara. "Jangan kelelahan. Kita bisa melakukannya bersama."
"O. . oke."
![](https://img.wattpad.com/cover/309759511-288-k739599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Benang Merah Yang Terikat
Fiksi Penggemaraku tidak tau apakah harus bahagia atau malah sebaliknya. semua orang tau aku begitu tergila-gila dengan satu shipper dari dunia perkpopan namun ada titik dimana semua menjadi jungkir balik. ini tidak baik untuk mental ku. setiap hari aku berusaha m...