2. Two

41.3K 4.4K 1.8K
                                    

Happy reading 🤍

Apaaaa kabarrrr? Aku harap baik, ya!

Enjoy!

*****

"Siapa yang gendong siapa?" Suara bernada bariton itu menginterupsi membuat semuanya menoleh. Laki-laki gagah dengan ciri khas tatto naga melilit pedang di bagian lehernya, sedang berdiri di pintu masuk seraya menghisap vape. Tatapan elangnya membius Al tajam.

Hening beberapa saat. Al mengusap tengkuk belakangnya kikuk, dan Drystan mengulas senyuman miring, memilih diam karena malas ikut-ikutan. Amarah Andrew sangat mengerikan, sebisa mungkin ia tak ikut campur masalah ini. Apalagi jika tentang Calista, Andrew begitu sensitif.

"Nggak. Lo salah denger," jawab Calista. Terpaksa berbohong agar tak ada pertengkaran.

Andrew manggut-manggut sok percaya. "Oh."

Calista hanya mengacungkan jempolnya.

"Baby Girl," geram Andrew melihat Calista tak bergerak untuk menyapa atau menghampirinya.

"Apaaaa, Ndrew?" sahut Calista nyolot, sengaja memancing emosi. Melihat raut kekesalan kakaknya itu sangat menyenangkan.

Andrew tercengang, menatap tajam Calista. Tak suka jika adiknya itu bersikap kurang ajar. "Wow, Calista. Kesopanan lo udah ilang?"

Calista menggelengkan kepala. Terkekeh pelan lalu berlari menghampiri kakaknya dan langsung memeluk. Pelukan dan kecupan sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga mereka, hukumnya wajib sebagai sapaan.

Harum maskulin langsung tercium membuat Calista betah ada di rengkuhan.

"Siapa yang gendong siapa?" bisik Andrew lagi, tangannya fokus mengelusi rambut Calista lembut.

"Nggak. Lo beneran salah denger," bisik Calista membuat mata Andrew memicing curiga.

Pelukan ingin dilepas Calista, tapi rasanya Andrew tidak rela. Cowok itu kembali mengeratkan pelukannya dengan satu tangan. Dikecupnya dahi Calista lembut. Ingin lebih berlama-lama untuk memanas-manasi Al.

"Oh. Salah denger." Andrew manggut-manggut pura-pura percaya seraya meraih sesuatu benda tajam dari lipatan celananya. Telinganya juga tidak sebudeg itu sampai salah mendengar, sudah dipastikan Calista berbohong.

Detik berikutnya, tanpa aba-aba Andrew langsung melempar belati ke arah Al, masih dengan merengkuh Calista. Belati itu melesat cepat ke arah Al, yang bisa dipastikan akan melukai Al jika tak gesit menghindar.

"Lo kan?" geram Andrew marah. "Gendong siapa lo, fuck?!"

Al sudah membuka mulutnya ingin menjawab, dan menyiapkan diri jika nantinya akan dihajar. Namun, Calista menyambar duluan.

"Kemarin ada yang kecelakaan, Al nolongin dengan cara gendong nenek itu," jawab Calista sembari melepaskan rengkuhan Andrew.

Nenek Lampir, lanjut Calista dalam hati.

Kening Andrew mengernyit heran, satu alisnya terangkat, "Hm?" Masih tetap ragu dengan pernyataan Calista.

Andrew mengecup pipi Calista, mengisapnya kuat lalu dilanjut dengan gigitan kecil. Lama-lama gigitan itu bertambah kuat membuat Calista geram. Candunya Andrew tak berubah dari dulu.

Al mendengkus kesal. Sementara Drystan langsung berdiri berniat memisahkan kebrutalan Andrew dalam mencium.

"Bisa ancur bibir lo ditebas sama Om Maung," ucap Drystan menakut-nakuti Andrew, walaupun sang empunya tak pernah takut dengan Mark.

Sweet but psycho! [ Lavender 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang