4. Four

13.4K 2K 3.4K
                                    

Hallo!

Ketemu lagi <3

Btw, terima kasih yang udah spam komen dan tembusin target ya♥️

Semoga aku bisa rajin update ini maupun Drystan, membayar kekecewaan kalian karena aku Hiatus lama. Aminnnnnn.

Enjoy!

Happy reading ♥️

****

"Kenapa lo masuk sini?" tanya Kenan kepada Calista. Ia masih penasaran kenapa Calista memilih universitas ini dari sekian banyaknya pilihan.

"Karena bagus?" lanjut Kenan lagi karena Calista tak menjawab.

"The brighter the light, the darker the shadow," ujar Calista.

Kenan mengernyit heran lalu plonga-plongo karena tak mengerti bahasa Inggris. Ia langsung mengambil ponselnya di saku celana untuk membuka google translate.

"Ulang, Cal. Lo ngomong apa tadi?" tanya Kenan santai sambil menyodorkan ponselnya ke arah mulut Calista. "Lidah gue kesleo kalo ngomong Inggris, takut google translatenya nggak kedeteksi."

Calista menatap sinis sepupunya itu. Benar-benar di antara keluarganya yang lain, memang Kenan yang agak lain.

"Semakin terang cahayanya, semakin gelap bayangannya," ucap Calista membuat Kenan langsung memasukkan ponselnya dalam saku.

"Selalu ada sisi gelap di setiap hal-hal yang dianggap bagus. Kadang, negatif dan positif selalu balance. Itu bagian alami dari kehidupan."

Calista menjelaskan dengan seksama agar otak kecil Kenan dapat mencerna.

"Gue jadi mikir, sisi positif gue apa, ya?" kata Kenan bertanya-tanya sambil mengetuk-ngetuk pelipisnya sendiri sok berpikir.

"Khusus lo kayanya nggak ada sisi baik," canda Calista tapi dengan raut muka jijik. Meskipun sebenarnya dalam hati Calista bersyukur karena di antara keluarganya yang kejam, mereka masih memiliki Kenan yang humoris, Kenan yang aneh, dan Kenan yang mampu mencairkan suasana.

Kenan bukannya tersinggung malah terkekeh sambil menarik-narik kepang Calista gemas.

"Si Lilis bisa aja," ujar Kenan lagi seenak jidat mengganti nama Calista menjadi Lilis. Jangan sampai saudara yang lain tahu, kalau sampai ketahuan bisa habis ia kena hukuman karena menjahili perempuan kesayangan ini.

"Can you stop calling me 'Lilis'?!" geram Calista dengan ekspresi sadis. Tak terima nama bagus pemberian ayahnya diganti seperti itu. "Sampe lo panggil gue gitu lagi, gue jahit mulut lo!

"Oke gue ganti, ya. Panggil sayang aja," goda Kenan makin gencar meledek.

"Whatever, kalo lo mau digebukin sama Al," balas Calista menakut-nakuti.

Kenan menepuk jidatnya, kelupaan kalau Al itu posesifnya mampus. "Aduh, bisa dibuat bisu seketika gue sama tuh orang bulol."

Kenan teringat kemarin saat Al mengancamnya hanya gara-gara menatap Calista lima menit. Bayangkan?! Betapa alay dan lebaynya manusia itu sampai mengancam ingin membuat buta dirinya. Entah itu becanda atau bukan, tetap saja mengerikan. Kenan takut, kalau nantinya ia tidak bisa melihat perempuan-perempuan sexy lagi.

"Itu logika Al udah digadaikan sama cinta." Kenan geleng-geleng kepala tak habis pikir.

"Kalo ada perlombaan top 1 orang bucin tolol, Al menang telak. Gue langsung suruh panitianya ngasih piala ke Al langsung."

Sweet but psycho! [ Lavender 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang