3. Three

13.7K 1.9K 2.6K
                                    

Hallo!

Lama tak menyapa, ada lah sekitar seminggu. Gimana? Kabar baik?

Kuharap baik ya!

Aduh ampe bedebu ni lapak😭

Enjoy, ya!

Happy reading!♥️

****

"Ngapain lo?" sinis Andrew ketika melihat Al sudah berada di ruang tamu mansionnya pagi-pagi begini. Cowok itu duduk santai dengan gaya petantang-petenteng sambil mengisap vape.

Mata biru safirnya melirik Andrew sekilas lalu mengusap vape lagi sebelum menjawab, "Jemput cewek guelah."

Jelas Andrew tidak terima. Ia yang datang lebih pagi di sini dengan niat mengantarkan Calista.

"Gue yang anter baby girl," balas Andrew penuh penekanan dengan intonasi rendah. Tatapan itu membius Al tajam, seakan menantangnya.

"Gue. Udah janjian mau berangkat bareng."

"What the fuck?!" geram Andrew tak terima. "Gue yang anter. Nggak ada yang bisa bantah."

"Kenapa pagi-pagi ribut?" Suara Calista mengintrupsi membuat dua jagoan itu langsung diam.

Al menoleh ke arah perempuannya, dengan tatapan hangat serta kagum seperti biasa. Kaget karena tampilan Calista nampak berbeda kali ini, rambutnya dikepang serta memakai kacamata. Bibir Al mengulas senyum tipis, bukannya cupu, malah terlihat gemas di matanya. Ia langsung bangkit berdiri dengan antusias.

"Gemes banget, pacar siapa sih lo?" pujinya langsung.

"Cih, alay," cibir Andrew membuang muka. Terlihat muak melihat kelakuan Al.

Al berniat mendekati tapi langsung ditodong belati oleh Andrew. Sadisnya benar-benar tidak berubah.

"Radius lima meter," peringat Andrew. "Kalo nggak mau belati ini nembus mata lo!"

Al berdecak kesal. "Makin tantrum aja lo, gue liat-liat."

Tidak ada takut-takutnya dengan kemarahan Andrew, Al tetap mendekat lalu mengusap puncak kepala Calista lembut. Kemudian beralih bermain ke rambut kepang Calista, memilin-milinnya sambil tersenyum geli.

"Fuck, you're cute," bisik Al dengan tatapan memuja lalu mengusap pipi Calista sekilas dengan ibu jari.

"Apa gue bunuh aja ni orang," batin Andrew menyeramkan. Tidak sopan sekali memperlihatkan adegan mesra ini di depan matanya.

"Udah mahasiswa, dewasa dikit," peringat Al, tanpa takut.

"Lo juga," Andrew membalas, berniat membalikkan kata-kata Al yang menyinggungnya. Ia masih tetap sama, menjadi Andrew yang tak boleh kalah walaupun hanya sekedar melawan kata-kata.

"Udah mahasiswa, alay lo nggak ilang-ilang, cih."

Calista menatap tajam mereka bergantian. Dari dulu tetap tak berubah, ia masih menjadi orang yang berada di tengah-tengah perdebatan konyol mereka.

"Gue berangkat sendiri," putus Calista pada akhirnya penuh penekanan.

"GAK!" sentak Al dan Andrew bersamaan.

"Gue yang nganter. Nggak rela gue Calista dibonceng pake motor burik lo itu," caci Andrew tak berperasaan. Burik katanya, padahal motor Al adalah Ducati yang harganya termasuk fantastis.

Sweet but psycho! [ Lavender 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang