Menatap cermin, aku menemukan dirimu
Diriku yang aku jemput di bawah si pucuk merah
Lantas aku kurung di balik cermin retak milik kita
Tubuh mungilmu meringkuk sendiri dibalut luka di sekujur daksa
Tapi kamu tidak menangis
Malah menatapku dengan tatapan bertanya,
: "Bahagiakah kamu setelah meninggalkan aku yang terluka begitu saja?"
Aku tidak bisa tersenyum, apalagi tertawa
Bagaimana bisa?
Luka di tubuhmu itu masih menyakitiku dari masa ke masa
Mengingatkanku pada setiap adegan di mana setiap goresan itu terlukis di sana
: "Luka ini tak akan hilang. Tapi kita bisa meredakan sakitnya"
Katamu, yang berusaha berdiri di atas kaki mungilmu nan rapuh
: "Bagaimana caranya?"
Tanyaku, sedikit putus asa
: "Terima aku dengan semua luka di tubuhku.
Biarkan aku hidup dalam dirimu, tanpa merasa takut.
Jangan tinggalkan aku, seolah aku tak pernah hidup.
Biarkan aku berjalan bersamamu,
menjadikanmu lebih kuat dengan setiap luka di tubuhku."
Tangan mungil yang rapuh itu terulur ke arahku
Jika aku sambut tangan itu seperti kamu yang menyambut tanganku dulu
Akankah kita bisa berdamai dengan waktu?
Atau justru kembali bertarung dengan sakit yang mendekapku dan dirimu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senarai Aksara Milik Kita
PoetryPintu senandika telah terbuka Aku mengundang mereka untuk masuk ke dalam ruang kita Tempat di mana kita saling berbicara Dengan aksara-aksara yang mengembara Tanpa tujuan, atau siratan makna Pintu senandika telah dibuka Kami persilakan kalian untuk...