╔┓┏╦━━╦┓╔┓╔━━╗╔╗
║┗┛║┗━╣┃║┃║╯╰║║║
║┏┓║┏━╣┗╣┗╣╰╯║╠╣
╚┛┗╩━━╩━╩━╩━━╝╚╝
Cerita ini hanya fiktif. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan pengalaman, itu hanya kesamaan yang kebetulan saja. Maaf jika tidak terlalu horor seperti harapan.
Semoga karya ini menghibur.Semoga kalian suka dan enjoy reading.
[CERITA INI DIIKUTSERTAKAN DALAM LOMBA CHARS WRITING MARATHON CharsPublisher]
MOHON DUKUNGAN DENGAN LIKE DAN KOMEN
Setelah mendapat sertifikat izin membuka praktik pribadi, ini pertama kalinya bagi Esmee menjadi pemimpin sekaligus dokter di sebuah klinik. Walaupun di desa dan milik pemerintahan, Esmee merasa bangga dengan diri sendiri karena berani mengambil keputusan demikian dan mengabdi sepenuhnya pada negara. Dan di sinilah ia sekarang, duduk di sebuah ruangan bersama seorang perawat yang bertugas di hari pertama mereka buka. Sejak pukul sembilan pagi tadi, orang yang datang silih berganti. Ada yang memang datang untuk berobat, ada pula untuk konsultasi kesehatan karena memang sudah lama penduduk desa tidak mendapat kabar terkini.
Saat pengajuan proposal, Esmee memasang dua program di prokernya, yakni imunisasi untuk anak usia nol sampai lima tahun dan kesehatan lansia. Karena dua hal itu memang jarang diperhatikan walaupun desa tersebut berada di negara maju. Apalagi posisi desa yang terpencil seperti tempatnya tinggal saat ini.
“Kalau kalian butuh sesuatu, kabarin saya, ya. Untuk biaya keseharian kalian ditanggung pemerintahan. Nanti tinggal kirim kuintansi ke email saya,” ujar Esmee usai pekerjaannya beres.
“Baik, Dokter,” jawab Hannie yang menutup ruangan Esmee rapat-rapat.
Esmee menghadap dua perawat yang membantu ia di desa tersebut. Dengan senyum ramahnya, ia berkata, “Saya berterima kasih sekali sama kalian yang mau ikut saya ke desa ini. Walaupun bisa dikatakan desa ini dekat dengan Amsterdam, tapi di sini cukup tertinggal dari segi kesehatan. Kalian lihat sendiri bagaimana antusiasnya warga dengan kehadiran kita. Kita akan berjaga dari pagi sampai malam di sini. Karena hanya bertiga, jadi kita tukar-tukaran jika piket malam. Nanti ada anak warga yang akan membantu kita juga waktu piket malam. Semoga kalian betah di sini sampai proker kita selesai.”
Hannie dan Imke mengangguk. Tadi pagi juga mereka sudah breafing dan telah ditangkap dengan baik oleh keduanya. Kini, usai Esmee pamit untuk pulang, Hannie kembali masuk ke klinik bersiap jadwal piket malamnya. Sedangkan Imke masuk ke sisi kanan klinik yang kebetulan mess tempat mereka tinggal.
***
“Bagaimana dengan hari ini? Apakah menyenangkan?” tanya Karel yang menyambut istrinya pulang. Seperti biasanya, pria itu akan berkutat di dapur karena itulah hobinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
00.02
Horror( ͡°³ ͡°) Update sekali dua hari ( ͡°³ ͡°) ........................................................... Tinggal di desa bak negeri dongeng adalah impian Esmee sedari kecil. Apalagi saat tahu bahwa kakeknya memiliki rumah di desa terpencil dekat leren...