Bab 5: Lebih Dari Semalam

15 2 0
                                    

╔┓┏╦━━╦┓╔┓╔━━╗╔╗
║┗┛║┗━╣┃║┃║╯╰║║║
║┏┓║┏━╣┗╣┗╣╰╯║╠╣
╚┛┗╩━━╩━╩━╩━━╝╚╝
Cerita ini hanya fiktif. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan pengalaman, itu hanya kesamaan yang kebetulan saja. Maaf jika tidak terlalu horor seperti harapan.
Semoga karya ini menghibur.

Semoga kalian suka dan enjoy reading.

[CERITA INI DIIKUTSERTAKAN DALAM LOMBA CHARS WRITING MARATHON CharsPublisher]

Mendapat kabar istrinya sudah dua kali pingsan, Karel langsung berangkat usai mobilnya dinyatakan tidak bermasalah oleh orang bengkel yang masuk sif pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapat kabar istrinya sudah dua kali pingsan, Karel langsung berangkat usai mobilnya dinyatakan tidak bermasalah oleh orang bengkel yang masuk sif pagi. Ia sempat bertanya-tanya, bagaimana bisa mobilnya baik-baik saja padahal benda tersebut kemarin mati di tengah jalan. Tak lupa ia menjemput Pastor Micchel untuk ikut dengannya.

Sepanjang perjalanan, Karel tak bisa tenang. Ia terus mengkhawatirkan Esmee yang kata Paman Justin tidak mau berbicara usai sadar pagi tadi. Katanya, mereka menemukan istrinya yang pingsan di ujung tangga. Paman Justin pun beransumsi bahwa dokter tersebut terguling dari tangga tersebut, karena terdapat luka ringan di pelipis dan memar di badan bagian belakang. Namun, sebelum mereka menemukan tubuh ringkih Esmee di ujung tangga, ketiganya mendengar suara wanita itu berteriak bak orang ketakutan. Hal itulah yang membuat Karel semakin khawatir. Ia menebak bahwa sosok itu semalam menganggu sang istri.

Setiba di rumah, Karel langsung menemui Esmee yang diam terpaku dengan pandangan kosong ke depan. Wajahnya begitu pucat dengan kening yang panas. Dipeluknya erat sang istri sambil berbisik, "Aku ada di sini."

Mendengar suara sang suami, Esmee bak tersadar dan kembali tertarik ke dunia nyata. Ia memeluk Karel dengan tidak kalah kuat. Dari pelukan itu, Karel bisa merasakan ada ketakutan yang sangat besar pada diri Esmee. Lantas, ia kembali berbisik, "Aku di sini. Kamu akan baik-baik saja."

Akhirnya Esmee bisa memejamkan matanya kembali usai terjaga hampir lima jam lamanya. Adanya Karel di sisinya membuat ia merasa aman. Saat memastikan sang istri sudah terlelap, Karel pun keluar untuk menemui tam-tamunya. Pun ia teringat dengan Pastor Micchel yang diajak untuk melihat rumahnya.

"Bagaimana dengan Esmee? Apa demamnya sudah turun?" tanya Bibi Anna yang begitu khawatir melihat keponakan ipar jauhnya.

Karel mengangguk pelan. "Sudah lumayan turun," jawabnya yang sebenarnya tidak yakin. "Terima kasih, Paman, Bi, dan Hannie karena sudah menemani serta menjaga Esmee. Maaf aku sudah merepotkan kalian," sambung Karel yang berterima kasih dengan sedikit menunduk.

"Tidak masalah, Tuan. Tapi, saya harus segera kembali ke klinik sekarang. Kasihan Imke berjaga seorang diri dari semalam," sahut Hannie yang ternyata sudah siap untuk pamit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

00.02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang