Chapter 19: Very Despicable Woman

4.4K 374 45
                                    

Sorot mata Sai menajam, menyoroti sosok Sakura yang baru saja bangkit dari tempat duduknya. Laki-laki itu menyimpan kecurigaan saat perempuan itu ingin keluar dari ruangan itu, menyakini jika Sakura akan menghampiri Sasuke.

"Sakura!" panggil Sai membuat Sakura perlahan menolehkan kepalanya tepat saat dirinya menyentuh gagang pintu. Perempuan itu lantas meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya sendiri, mengisyaratkan agar Sai diam.

Sai memutar bola matanya jengah, laki-laki itu tak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya Sakura keluar dari ruangan itu, berjalan pelan hingga ia berada tepat di depan pintu ruangan Sasuke.

Tok tok tok. "Masuk." Seruan dingin Sasuke terdengar setelah Sakura mengetuk pintu itu tiga kali sampai perempuan itu perlahan membuka pintu itu, memasukinya dengan langkah peran.

Wajah Sasuke tampak dingin, sibuk menatap sebuah berkas di tangannya sampai ia mendongakkan kepalanya perlahan. Wajah dingin itu seketika berubah, senyuman hangat itu terpatri di bibir laki-laki itu.

"Sakura...." Sasuke memanggilnya seolah begitu menyabut akan kedatangannya, tak ayal membuat Sakura tersenyum tipis.

Tap tap tap. Sakura mendekati meja Sasuke, berdiri di samping kursi dimana laki-laki itu duduk. Sakura perlahan membungkukkan setengah tubuhnya lalu menyentuh ujung dagu Sasuke menggunakan jari telunjuknya. "Menungguku?"

"Tentu saja," jawab Sasuke pelan, meraih jemari lentik Sakura lalu mengecup punggung tangan itu disaat onyx hitam kelamnya menatap Sakura dengan pandangan menggoda.

Sasuke meraih pinggang ramping Sakura, membawa perempuan itu untuk duduk di atas pangkuannya disaat perempuan itu menundukkan kepalanya dan membelai wajah tampan itu.

"Bagaimana kalau ketahuan orang lain?" tanya Sakura menggoda, jemari lentiknya itu menyentuh leher Sasuke, mengusapnya dari belakang sampai ke depan membuat Sasuke hanya bisa memejamkan matanya.

Getaran sentuhan itu menghangatkan sesuatu, Sasuke rasanya mabuk namun lebih merasa tengah diracuni. Perempuan merah muda yang berada di atas pangkuannya itu bagai racun yang mematikan namun ingin terus ia minum.

Hembusan nafas Sasuke terasa, laki-laki itu menyatukan keningnya dengan kening Sakura, menyoroti bibir Sakura dengan lipgloss mengkilap itu. "Lalu, Sakura mau bagaimana? Karena aku ingin mengecup bibirmu sekarang."

Sakura tersenyum kecil, tangannya yang amat kecil itu menyentuh rahang tegas Sasuke sampai ia memajukan bibirnya, mengecup bibir lembut Sasuke dengan sedikit terburu-buru, meningkatkan perasaan untuk mengecap segala rasa bersama laki-laki itu.

"Mau tidur di tempatku?" tawar Sakura usai ciuman panas itu, menatap onyx hitam kelam laki-laki itu dengan tatapan yang seolah telah mabuk karenanya.

"Sepertinya aku tidak bisa menemuimu untuk beberapa hari ke depannya di luar jam kantor," ucap Sasuke membuat Sakura mengerutkan keningnya, wajahnya tampak tak senang.

"Kenapa? Kau sudah berjanji," ucap Sakura seolah tengah menuntut, ia tampaknya tak senang jika Sasuke lebih banyak menghabiskan waktu bersama perempuan lain.

"Rasanya aku seperti simpanan sungguhan," lanjut Sakura mengeluh sementara Sasuke tersenyum, mengusap wajah lembut Sakura dengan sayang.

"Ada sebuah permainan yang harus aku mainkan, hadiahnya akan kuberikan padamu," jawab Sasuke dengan seringai yang mengerikan, untuk pertama kalinya Sakura melihat laki-laki itu seperti itu.

Sakura tersenyum dengan licik seolah sudah kehilangan kewarasannya, ekspresi Sasuke itu membuat hatinya senang, bukan karena laki-laki itu terlihat jauh lebih tampan karena senyuman itu namun ia terlihat sama sepertinya. Kenyataannya memang mereka adalah dua orang yang sangat cocok.

An AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang