"Agh! Agh! Ampun ampun..lepasin, gue mohon lepasin gue. Agh! "
"Shhhh! Ck ck ck lo ga akan bisa lepas dari gue setelah lo udah beraninya korupsi perusahaan yang gue bangunin selama ini. Lo jangan ingat gue ga pernah ada di perusahaan, gue ga tau apa apa yang terjadi dalam perusahaan gue, ya bangs*t! "
"Mata mata gue masih banyak di setiap perusahaan yang gue bangun, emang tikus kayak lo bisa lepas dari gue?! Hahahahahhahaa! MIMPI!"Dia mengambil sebilah pisau yang ada di atas meja yang tersedia itu. Dia mulai menghampiri mangsanya yang kini sudah lumayan berlumuran darah. Dia mulai mendekatkan pisau itu ke muka mangsanya itu dan terus menekan dalam pisau itu sampai terkeluar darah yang lumayan banyak. Mangsanya hanya mampu berteriak kesakitan yang amat dan pergerakannya terbatas akibat kaki dan tangannya diikat. Mangsa itu hanya mampu bergementar di atas kerusi itu untuk melepaskan rasa sakit yang dia alami. Dia mulai mengambil alat lain yang ada di atas meja itu yang merupakan sebuah tukul dan beberapa paku. Dia mulai memaku setiap jari mangsanya ke kerusi yang dia duduki. Dia hanya tertawa mendengar jeritan yang dikeluarkan oleh mangsanya. Suara jeritan itu merupakan irama musik bagi telinganya. Belum puas dengan memaku, dia mengambil pisau yang bilah nya tumpul dan mula menikam kedua2 kaki mangsanya berulang ulang kali.
" HAHAHHAHAHAHHHAHA! Rasain! rasain lo, ini hukuman yang harus lo jalani sebelum lo ketemu ama ajal lo setelah ini!"
Setelah itu, dia menggapai tang. Dia mulai mencabut satu per satu kuku mangsanya, mulai dari kuku tangan hingga ke kaki. Lelaki itu hanya mampu menjerit kesakitan. Suara dia sudah mulai serak saking sering berteriak. Darah dari kuku jarinya berlumuran dan mengalir banyak amat. Itu merupakan pemandangan yang paling insah bagi Bunny pembunuh itu. Air mata berjujuran keluar dari mata lelaki itu menahan kesakitan yang dialami. Bunny itu tidak berhenti disitu sahaja, dia mengambil rod besi yang dipanaskan tadi dan menekannya ke dada mangsanya. Suara nyaring makin kedengaran namun tiada siapa yang akan membantu lelaki itu walau sebanyak mana pun ia meminta bantuan.
Di tengah-tengah keasikannya menyiksa mangsanya itu, kegiatannya terhenti setelah mendengar seseorang memanggilnya untuk menyudahkan urusan nya dan naik ke atas.
"Bun! Udahan, naik ke atas udah mau jam makan malam!"
"Ya, J! Bentar! Dikit lagi!"Dia mengalihkan pandangannya ke mangsanya kembali. Dia melontarkan senyuman yang mengerikan dan tanpa membazir satu saat pun dia terus mengakhiri nyawa mangsa nya itu. "Go to hell!" Dia memotong kepala mangsanya hingga terputus dari badannya. Darah segar mencurat ke mukanya dan dia tidak peduli akan hal itu dan dengan senyuman yang manis dia menyuruh bawahan nya untuk membereskan mayat itu. Dia naik ke atas untuk ketemu dengan orang yang memanggilnya tadi.
Dia terus menuju ke arah dapur kerna dia tau sosok itu sedang menyiapkan makanan untuk makan malam. Dan benar tekaannya, sosok itu masih sibuk di dapur.
"J! Aku udah siap! Hehehe! "
Sosok yang dipanggil J itu kaget seketika mendengar suara yang keras memanggilnya itu. Dan yang membuatnya makin kaget setelah dia membalikkan badan yang disogohi dengan sosok itu, pemandangan seorang yang ternampak polos berlumuran dengan darah segar.
Tanpa basa basi dia mengambil kain yang basah dan mulai mengelap wajah sosok itu."Huft! Bun udah berapa kali aku bilang, setelah selesai harus bersih-bersih dulu baru datang ke aku."
"Hehe! Aku lupa J, maaf ya! Aku benar lupa kerana aku laper banget jadi terus meluncur ke dapur deh." Bilangnya dengan muka yang menggemaskan."Iya aku faham Jaemin, kamu lapar setelah menyiksa orang tapi kan kamu udah janji sama aku kalau selalu akan bersihin diri dulu selepas kegiatan itu baru ketemu aku." Jelas Jeno dengan lembut dan masih sigap mengelap muka Jaemin.
"Iya, Nana minta maaf! Nono jangan manggil nama Nana dong! Nana ga suka, itu membuatkan Nana rasa Nono ga sayang ama Nana lagi." Mata Jaemin mulai berkaca atas pemikirannya sendiri kalo Jeno udah ga sayang ama dia.
"Sst! Nono sayang banget sama Nana, Nono panggil guna nama nya Nana kerna Nono mau Nana tau yang Nono sedang serius sekarang bukan berarti Nono udah ga sayang sama kamu, bayinya Nono. Udah jangan nangis ya, ni udah bersih Nono lap nya, yuk kita makan setelah ini Nana mandi biar segar ya." Kata Jeno sambil menakup kedua pipi Jaemin.Jaemin mengangguk. Mereka makan dengan selesa dan diselingkan dengan canda tawa mereka berdua. Selesai makan Jaemin terus ke kamar untuk mandi dan Jeno mencuci piring makan yang mereka gunakan. Mereka hanya tinggal berdua bersama para bodyguard yang Jeno upah. Kedua ibu bapa mereka telah meninggal dalam kecelakaan mobil ketika mereka berdua berusia 10 tahun dan kini merupakan tahun ke-11 mereka tanpa kedua ibu bapa mereka. Sejak daripada itu Jeno lah yang menjadi sosok ibu, bapa sekaligus kakak bagi kembarannya, Jaemin kerna setelah dari kecelakaan itu Jaemin didiagnosis menghidap Bipolar Disorder dan PTSD, menyebabkan mentalnya tidak terlalu stabil dan perlu lebih perhatian. Kini mereka berdua meneruskan perusahaan kedua ibu bapa mereka, dan perusahaan itu telah berkembang maju dan memiliki banyak cabang di Korea Selatan bahkan di negara lain.
**********
"Na! Nono masuk ya?"
"Masuk aja! Nana masih skincarean!"Jeno masuk ke dalam kamar mereka dan terus berjalan ke arah Jaemin yang berada di kamar mandi. Dapat Jeno lihat Jaemin masih lagi sibuk mengoles pelbagai produk kecantikan di mukanya. "Cantik banget bayinya Nono!"
Dapat dilihat senyuman mengembang terpapar pada muka Jaemin setelah mendengar pujian yang dilontarkan oleh Jeno. Saking senangnya Jaemin terus memeluk Jeno dengan erat. "Makasih ya Nono selalu sayang dan jagain Nana terus walau Nana selalu bikin ulah yang membuat Jeno letih dan emosi." Jelas Jaemin sambil melonggarkan sedikit dakapannya itu.
"Ya gapapa, udah tugasnya Nono untuk terus jaga Nana hingga maut pisahkan kita berdua." Jeno mengecup lama kepala Jaemin selepas mengucapkan kalimat itu. Sesayang itu Jeno kepada kembarannya,Jaemin. Dia berjanji akan membahagiakan dan menjaga Jaemin dengan baik."Yaudah! Yuk kita bobo Na!"
"Hu'um! Gendong ya Nono?"Jeno hanya melebarkan tangannya untuk Jaemin agar dia bisa menggendong Jaemin ke kasur untuk tidur. Jeno sangat bahagia sekarang dan dia harap akan terus kekal bahagia sampai kapan pun bersama kesayangannya ini. Samapi di kasur, Jeno membaringkan Jaemin dengan perlahan dan dia juga menaiki kasur itu dan baring di samping Jaemin. Tidak tunggu lama, Jaemin langsung memeluk Jeno dan mulai menyelesakan dirinya di dakapan Jeno. "Nono jangan pernah ninggalin Nana ya! Nana ga tau bagaimana mau terusin hidup kalau Nono nya ga ada." "Iya, Nono janji akan terus ama Nana sampai kapan pun! Love u sayang nya Nono!"
"Love love Nono juga!"
Malam itu kedua sosok itu tidur dengan senang dan tenang.Hye guys! This is my first ever story I've made! I'm sorry for the grammar error as I'm not and Indonesian. I'm Malaysian. This story I made especially only for my Indonesian friend for her to read it. However I hope you guys will find this story interesting too.
I will randomly published this story. No scheduled time when will update new chapter cuz this is just like a hobby for me to do whenever I have free time :)
So enjoy!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evil Twins 【 HIATUS 】
Non-FictionJeno dan Jaemin adalah kembar. Mereka membesar bersama tanpa kedua ibu bapa. Jaemin yang mempunyai trauma dan Jeno yang protektif sama Jaemin. Jeno bersumpah akan melindungi Jaemin walaupun nyawanya yang dipertaruhkan. Ini hasil murni dari akalan s...