Jeno dan Jaemin adalah kembar. Mereka membesar bersama tanpa kedua ibu bapa. Jaemin yang mempunyai trauma dan Jeno yang protektif sama Jaemin. Jeno bersumpah akan melindungi Jaemin walaupun nyawanya yang dipertaruhkan.
Ini hasil murni dari akalan s...
Hari ini Jaemin mengikuti Jeno ke kantor kerna dia bosan tidak tahu mahu ngapain di mansion yang besar megah itu sendirian. Jadi sekarang dia berada di kerusi sebelah Jeno di ruang mesyuarat,Jaemin hanya memerhati setiap orang di dalam ruangan itu sementara mendengar sekretaris Jeno menyampaikan presentasi tentang data perusahaan untuk bulan ini. Sudah beberapa minit berlalu dan Jaemin mulai merasa bosan mendengarkan tentang data-data bisnis ini. Dia dengan santai memalingkan wajah Jeno menghadap wajahnya dan bilang, "Nono, Nana bosen dengarin ini, Nana mau izin ke convenient store ya? Mau beli jajan!" Jeno yang diperlakukan begitu hanya tersenyum dan mengiyakan keinginan Jaemin. Jaemin senang lalu mengecup pipi Jeno sebelum dia keluar dari ruangan itu. Semua karyawan yang berada di dalam ruangan itu tertegun kerna teramatlah sulit bagi mereka untuk melihat seseorang bernama Lee Jeno untuk tersenyum dan ini merupakan kali pertama mereka melihat adegan itu. Jeno yang sadar semua mata memandanganya,berdehem mengisyaratkan untuk mereka menyambung presentasi yang tergendala tadi.
*Skip di convenient store*
Jaemin hanya berjalan kaki dari kantor Jeno kerna hanya mengambil masa 15 minit untuk pergi ke kedai tersebut. Jaemin memasuki kedai tersebut dan mula mengelilingi lorong-lorong jajan dengan menolak troli pembeliannya. Jaemin mengambil pelbagai jajan dan taruh di dalam troli. Mulai dari coklat, minuman, ramen serta varian kerepek sehingga troli nya hampir penuh dengan jajan yang dia ambil. Terasa sudah cukup jajanan yang diingini dirinya, Jaemin menolak trolinya ke kasir untuk membayar semua snek yang diambil. Semua total snek Jaemin ialah 57,709 KRW, Jaemin mengeluarkan Black Card miliknya untuk membayar jajanannya tersebut. Jaemin mengambil salah satu snek kegemarannya dan memberitahu tukang kasir itu bahwa nanti bodyguardnya akan datang mengambil sisa jajanan tersebut. Staf itu hanya mengangguk paham. Stelah itu, Jaemin melangkah keluar dari kedai itu dan mengambil keputusan untuk mengelilingi sekitar taman berhampiran kantor Jeno. Dia menikmati jalan petangnya dengan menyemil snek ditangannya. Sepanjang perjalanan Jaemin dari kedai itu, dia sadari seperti ada seseorang yang mengikutinya namun Jaemin masih belum pasti. Jaemin berpura-pura berhenti di hadapan kedai bunga,melihat-lihat bunga yang tersusun rapi di hadapan kedai tersebut. Jaemin notis, orang yang mengikutinya juga berhenti di salah satu warung yang tidak jauh dari kedudukannya sekarang ini. Jaemin tersenyum sinis, mahu ketawa kerana manusia bodoh yang masih tertipu dengan wajah polos Jaemin ditambah lagi pakaian Jaemin harini terlihat seperti seseorang yang benar-benar polos.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin meneruskan jalan petangnya, kadang-kdang dia juga sengaja berpura-pura berhenti di salah satu kedai untuk memastikan lelaki yang mengikutinya masih ada. Setelah memastikan lelaki itu masih mengekorinya, Jaemin sengaja membelok ke arah kanan di mana itu merupakan jalan mati.
"Eh ko jalan mati sih, bukannya sini jalan mau ke taman?" Sengaja Jaemin mengungkapkan itu kerna dia tahu lelaki itu sudah berada di hujung depan lorong itu,kiranya mahu memerangkap Jaemin di lorong itu namun sayang sekali, lelaki itu tidak tahu siapa yang dia hadapi sekarang. Jaemin memutarkan langkahnya pura-pura mahu keluar dari lorong itu. Jaemin berpura-pura kaget ketika dia memandang laki-laki itu berdiri di hadapannya. "Ee maaf ya, saya mau lewat,boleh minggir dikit ngak ahjussi?" Lelaki itu hanya menyeringai dan mula mengeluarkan sebilah pisau lipat lalu mengacungkan pisau itu dihadapan Jaemin lalu berkata, "serahin semua uang dan barang berharga lo sekarang atau gue tikam lo disini sampe mati!" Jaemin mulai akting, berpura-pura ketakutan, ingin menangis. "Saya ngak punya uang, saya hanya mahasiswa biasa,ngak punya uang yang banyak." Jawab Jaemin,mengalir air matanya di pipi. "Ngak usah pura-pura! Gue tahu lo kaya, gue udah memerhatiin lo dari convenient store tadi. Gue ngeliat lo ngeluarin black card lo! Sini black card lo dan jam tangan lo!" "I-iya, saya berikan." Jaemin memasuki tangannya kedalam kantong seluarnya seolah mahu mengambil dompetnya namun satu jarum halus runcing yang tertancap pada sebelah mata lelaki tersebut. Satu teriakan nyaring berlegar di lorong itu. Lelaki itu sampai berlutut menahan kesakitan yang dirasainya. Dia memegangin matanya yang tercucuk jarum itu. Banyak darah yang mengalir keluar dari mata lelaki tersebut membasahi pipinya. Jaemin ketawa maniak melihat lelaki itu kesakitan. Dia berjongkok di hadapan lelaki itu, menyamakan posisi mereka. Jaemin menjambak paksa rambut lelaki itu, menyebabkan lelaki itu mendongak memandang Jaemin. Jaemin menyeringai ngeri. "Tsk tsk tsk, lo mau bunuh gue? Ha ha ha ha ha! Lucu kali ya. Lo salah milih target sih, sekarang siapa yang jadi mangsa? Hahahahahaha! Kasian, udah lemah malah bodoh! Let's have fun,shall we?" Jaemin menyeret lelaki itu ke hujung lorong, menghempaskan tubuh lelaki tersebut pada tembok. Tubuh pria itu terbentur keras sama tembok,satu suara seperti retakan terdengar saat tubuhnya terbentur. Tanpa mengulur waktu, Jaemin menginjak kaki pria itu tanpa belas kasihan berkali-kali agar lelaki itu tidak bisa lolos. Teriakan demi teriakan terdengar dari lorong itu namun tiada siapa yang datang membantu. Setelah puas menginjak kaki pria itu, Jaemin mengambil pisau yang digunakan pria tadi lalu menancapkan benda tajam tersebut pada abdomen pria tersebut. Jaemin memperdalamkan lagi tusukan itu lalu memutarkan pisau tersebut. Pria itu hanya mampu berteriak nyaring, tidak tahan dengan rasa sakit yang dia alami sekarang. Darah mulai menodai baju yang dipakai pria tersebut. Pakaian Jaemin juga ternodai dengan darah pria tersebut namun Jaemin tidak menghiraukannya kerna siksaan apa yang ingin dia lakukan pada pria tersebut lebih penting baginya buat masa ini. Jaemin mencabut pisau dari abdomen pria itu. Jaemin memotong kedua-dua belah telinga pria tersebut menggunakan pisau tersebut. Darah membasahi kedua sisi wajah pria itu. Teriakan parau terdengar berlegar-legar. Suara pria itu hampir kehabisan kerana sudah banyak berteriak akibat kesakitan yang dialami dirinya. "Masih bisa tahan ga? Gini aja udah teriak-teriak, lemah amat." Sindir Jaemin pada pria itu. Jaemin mengeluarkan semua jarum yang dia bawa, dia mencucuk jarum itu pada mata pria itu. Kini kedua-dua mata pria itu dicucuk jarum milik Jaemin. Tak lama kemudian, Jaemin mengcungkil kedua-dua bebola mata pria itu. Jaemin menyadari sesuatu yang aneh pada pria itu, kenapa pria itu tidak berteriak seperti yang dirinya ingini. Jaemin memeriksa nadi pria tersebut dan ia amat mengecewakan kerna pria itu sudah mati. Dia menghembus nafas kasar,marah dan masih tidak puas untuk menyeksa pria itu namun apa yang bisa dia lakukan sekiranya pria itu sudah mati. Jaemin memgambil semua jarum miliknya dan pisau pria itu untuk dibawa pulang bagi menghapus eviden sekiranya ada yang menemui mayat ini.
Sangat kebetulan, Jaemin menerima panggilan dari Jeno di mana dia berniat untuk menghubungi Jeno terlebih dahulu. Jaemin menerima panggilan dari Jeno.
Italik - Jaemin Bold - Jeno
Hello,Nono!
Na, kamu dimana sih? Ini udah dua jam loh kamu pergi. Nono udah selesai meeting sejam yang lalu. Nono khawatir. Kamu gapapa kan Bun?
Nana gapapa ko! Nana lagi habis bermain! Seru sih kerna ada orang yang bodoh nawarin dirinya ke Nana tapi Nana kecewa sih mainan Nana ga tahan lama. Kesel deh! Oh ya Nono bisa anterin baju salin buat Nana ga? Baju yang Nana pake sekarang udah jelek!
Huh! Nana bisa ga lain kali bilang dulu sama Nono. Jangan bikin Nono khawatir gini. Nono gabisa kalau kamu kenapa-napa. Nono khawatir kalo kamu luka atau kenapa-napa sayang. Janji ya selepas ini kalo ada apa-apa, khabarin Nono dulu,biar Nono ga khawatir gitu. Bisa ya sayang? Nanti Nono kirimin bodyguard untuk baju Nana. Nana anterinlokasi Nana sekarang.
Iya Nono. Maafin Nana. Nana janji bakalankhabarin Nono lain kali kalo Nana bakalan lama. Sebenarnya Nana mau keliling taman bentar aja awalnya sih tapi Nana sadar ada pria ngikutin Nana jadi Nana perangkap sih pria itu buat main. Maaf ya Nono, Nana bikin Nono khawatir. Nana janji ngak akan ulangi lagi.
Okay, Nono maafin. Sekarang Nono tutup dulu ya telfonnya. Nana anterinlokasinya biar bodyguard bawa kamu ke kantor nanti.
Okay! Babaiiii Nono. Sampe jumpa nanti!
*****
Jeno matiin panggilan itu dan tak lama dia menerima mesej dari Jaemin yaitu lokasi keberadaanya sekarang. Jeno terus mengarahkan bodyguardnya untuk membawakan baju salin untuk Jaemin dan bawanya ke kantor semula. 20 minit berlalu, satu mobil bermerek Benz berhenti di hadapan lorong yang kini Jaemin berada. Jaemin notis itu mobil Jeno, dia cepat-cepat memasuki mobil tersebut dan disitu sudah tersedia pakaian untuk dia tukar dari pakaian yang ternodai darah. Jaemin menaikkan pemisah antara driver dan jok belakang untuk memberi privasi bertukar pakaian. Bersamaan Jaemin selesai mengganti pakaian nya, mobil mereka sudah berhenti dihadapan bangunan perusahaan miliknya dan Jeno. Jaemin keluar dari mobil tersebut dan terus melangkah ke arah lif yang hanya bisa diakses oleh Jeno dan Jaemin sahaja. Jaemin menekan tombol nombor 23 di mana terletaknya kantor CEO yaitu ruangan Jeno. *Ding!* Suara dari pintu lif terbuka menandakan Jaemin sudah tiba di lantai 23. Dia keluar dari lif terus menuju ke kantor milik Jeno.
"NONO! NANA UDAH SAMPE!" Teriak Jaemin sambil berlari ke arah Jeno yang duduk anteng di sofa dalam ruangan itu. Jaemin menghamburkan pelukan kepada Jeno, Jeno membalas pelukan itu dengan erat, menghirup aroma khas badan Jaemin. Kini Jeno merasa lebih tenang setelah Jaemin sudah berada dalam pelukannya. "Nono kangen ama Nana. Selepas ini jangan terlalu lama ninggalin Nono ya?" Ucap Jeno masih memeluk Jaemin erat. Jaemin menggangguk paham dalam dekapan Jeno. Jeno melepaskan pelukan terlebih dahulu. "Gimana main tadi? Seneng?" "Hu'um seru! Tapi ga tahan lama sih, kesel tau!" Cemberut Jaemin. Jeno gemas melihat itu lalu mencubit pipi mochi milik Jaemin. "Udah,udah jangan cemberut gitu deh! Nih,Nono udah mesenin makanan favorit Nana. Pasti Bunny kecil ini laperkan setelah bermain lama,hmm?" "Heehee, iya Nana laper!" Ucap Jaemin sambil mengusap-usap perutnya. "Yaudah,yuk makan!". Jaemin menggangguk antusias atas ajakan Jeno itu. Sore itu,mereka memghabiskan masa dengan Jeno membawa Jaemin ke Mall untuk mencari pakaian baru setelah mereka selesai menikmati makanan yang dipesen Jeno.
1598
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hi! New update today! Sorry for taking too long to update! Just having some writer block but fortunately today I got an idea to write for the new chapter. Enjoy and thank you for waiting!