Jeno dan Jaemin adalah kembar. Mereka membesar bersama tanpa kedua ibu bapa. Jaemin yang mempunyai trauma dan Jeno yang protektif sama Jaemin. Jeno bersumpah akan melindungi Jaemin walaupun nyawanya yang dipertaruhkan.
Ini hasil murni dari akalan s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Jaemin mengikuti Jeno berangkat ke kantor setelah sudah seminggu dari kejadian Jaemin terkena panick attack. Tidak mahu sesiapa mengenali wajahnya, Jaemin mengenakan masker hitam untuk menutupi wajahnya. Baru sahaja beberapa langkah masuk ke dalam perusahaan, beberapa pasang mata sudah mengalih pandangan mereka ke arah Jeno dan Jaemin. Yang sudah mengetahui siapa yang bersama Jeno terus menyapa dengan hormat. Yang masih belum mengetahui siapakah Jaemin, melontar bisikan-bisikan seperti: "Siapa sih itu yang deket-deket ama Mr.Lee?" "Cantik deh matanya" "Ew main nempel segala pada Mr.Lee.' "Itu gak sih, saudara rahsia Mr.Lee?"
Begitulah antara bisikan yang dapat didengari di telinga Jaemin. Bukan malah merenggang namun makin Jaemin mempereratkan pegangannya pada lengan Jeno. Mereka menghiraukan pandangan para karyawan dan menuju lurus ke lift yang khusus buat Jeno sahaja yang bisa menggunakannya. Sepanjang dalam lift, menunggu destinasi mereka ke lantai 8 di mana kantor CEO berada. Jaemin terus menempel pada Jeno, dia tidak mau jauh-jauh dari Jeno. Walaupun Jaemin tahu dirinya akan bosen mengikuti Jeno ke kantor namun dirinya tiada pilihan lain kerana Haechan sibuk menguruskan kegiatan Fashion Show nya untuk minggu hadapan dan Mark juga telah kembali ke apartment miliknya yang berada di Gangnam. Jadi mau tidak mau, Jaemin terpaksa mengikuti Jeno kerna dia tidak mau ditinggal sendirian di mansion.
*Ting* Bunyi lift menandakan mereka sudah tiba di lantai destinasi mereka. Pintu lift terbuka dan mereka berdua berjalan menuju ke kantor Jeno ditemani dua orang bawahan Jeno yang siap siaga akan melindungi Jeno dan Jaemin.
"Nana sayang, kamu duduk di sini ya sementara Nono siapin berkas-berkas yang perlu Nono beresin untuk mesyuarat bentar lagi. Bisa ga? Nih mainan Nana juga ada di sini, kalo sayang mau makan, tinggal pesen aja ya." Terang Jeno panjang lebar dengan penuh kelembutan. "Hu um, okeyy... Nana bisa kok, Nana kan pinter!" Sahut Jaemin dengan senyuman manis miliknya. Jeno gemas melihat itu, mengusak rambut Jaemin,terus melangkah ke meja kerjanya. Jeno mulai berkutat di depan laptopnya dengan wajah yang serius. Jaemin membuka PS5 yang memang Jeno siapin buat Jaemin jika dia datang ke kantor. Jaemin menghabiskan masanya dengan bermain pelbagai video game yang tersedia ada buatnya. Setelah menghabiskan hampir 5 ronde video game, Jaemin mulai merasa bosan dan tidak tahu mahu ngapain lagi. Dengan itu, dia mengambil keputusan untuk menghampiri Jeno yang masih setia berkutat di hadapan laptopnya.
Terasa seperti ada seseorang di samping, Jeno mengalihkan pandangannya kesamping, di situ berdiri Jaemin dengan wajah cemberut. Jeno menjeda sebentar kegiatannya dan memutarkan kursinya menghadap total pada Jaemin. "Kenapa Bun, kok cemberut gitu? Jelek tau!" "Nana bosen, ga seru main sendiri." Jawab Jaemin dengan wajah yang dibuat-buat sedih. "Terus Nana mau ngapain sekarang, Nono ga bisa ninggalin ni berkas-berkas, bentar lagi Nono mau meeting sayang, jadi Nono harus periksa ulang berkasnya." Tanpa menjawab pertanyaan Jeno, Jaemin duduk di pangkuan Jeno dan mengalungkan lengannya di leher Jeno, kepalanya diletakkan di ceruk Jeno. "Yaudah, Nono lanjutin aja. Nana mau gini aja." Jeno mengecup pundak kepala Jaemin, dan mula mengadap laptopnya kembali. Selama Jeno memeriksa ulang berkas-berkas buat meetingnya, Jaemin mengacak-acak rambut Jeno, memainin kuping telinga Jeno dan menoel-noel pipi milik kembarnya. Jeno hanya membiarkan sahaja Jaemin melakuin apapun kepadanya sebagai melampias rasa bosannya. Jaemin hanya memandang datar data-data yang tercetak diskrin laptop milik Jeno, ada juga sesekali Jaemin memberitahu Jeno kesalahan yang terdapat di data-data tersebut. Walaupun Jaemin jarang melibatkan diri dengan urusan perusahaan namun dirinya memiliki kemampuan dan kepintaran yang cerdas dalam mengurusi hal-hal berkait perusahaan mereka.