0.9 Sunwoo

38 3 0
                                    

🎧 Sunwoo - Main Rapper

⊱──── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

🥠 Before


Pada menit ke 30 menjelang pukul 10 pagi, kamu mematut diri di depan cermin dengan pakaian yang sudah necis licin tersetrika. Memangnya ada apa hari ini sampai kamu berdandan sebegini rapi?

Hari ini adalah hari kamu akan interview di salah satu agensi hiburan Korea, kamu melamar sebagai staf disana. Agensi IST Entertaiment.

"Sebaiknya aku cepat kalau tidak mau telat," ujarmu pada bayanganmu dengan telunjuk mengacung, lalu kamu tersenyum geli karena tingkahmu. Energi positifmu meluap-luap hari ini.

Kamu pun menyambar mantel dan juga sebuah totebag kertas mini berisi paket skincare yang akan kamu berikan pada pelangganmu nanti. Yap, selain interview, hari ini kamu juga akan COD dengan pelanggan daring.

Sesampainya di lobi agensi, kamu menuju meja registrasi untuk menanyakan dimana ruangan yang dipakai untuk rekrutmen staf hari ini.
"Silakan menunggu disini dulu ya, Nona. Nanti akan ada arahan untuk Anda memasuki ruangan,"

Setelahnya kamu dipersilakan duduk di lobi yang sekaligus menjadi ruang tunggu, ternyata banyak sekali pelamar yang akan memperebutkan posisi ini denganmu. Kamu harus tetap percaya diri, level energimu tidak boleh turun, kamu pun menarik nafas dan duduk di samping pria ber-hoodie hitam yang sedang menunduk dalam.

Apa dia tidur? Ya, mungkin produser atau trainee, karena pelamar tidak akan berpakaian sesantai itu. Setidaknya kamu jadi lebih rileks karena tidak bersebelahan dengan rivalmu.


⊱──── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰


Lesu, energimu terkuras pada satu waktu. Dan sekarang kamu seperti kepompong ulat sutra kosong yang dihisap habis oleh seekor sugar glider. Saat interview tadi dirimu benar-benar tidak siap karena pertanyaannya di luar perkiraanmu, jika kamu bisa memberi poin pada dirimu sendiri maka nilainya adalah 4/10.

Sekarang kamu tinggal menunggu pelangganmu yang sudah telat 20 menit dari jam janji. Biarlah, toh kamu menunggu di kafe dan tidak akan kelaparan.

Seorang pria berjaket hitam dengan masker senada tergesa-gesa menghampiri meja tempatmu termangu di depan ponsel. "Permisi, maaf, apa benar ini dengan Im Y/n?"

Kamu duduk tegak walau punggungmu masih sedikit lemas, pelanggan harus dimuliakan karena merekalah sumber uangmu. "Benar, apa kamu orang yang membeli di toko daringku?"

"Yup! Ini dia uangnya," ucapnya sambil menyodorkan sejumlah uang.

"Ya, terima kasih. Nikmati pesananmu."

"Apa suasana hatimu sedang tidak enak, Nona? Maaf kalau aku terlambat, ada sedikit masalah tadi di kantorku, bisakah aku memesankan sesuatu agar suasana hatimu membaik?" tawarnya sopan dengan gestur ala gentleman.

Kamu menggeleng pelan, "Tidak perlu, aku baik-baik saja, maaf- hiks, kalau aku terkesan tidak ramah, hiks-"

"Uh-oh, itu bukan pertanda bagus," gumam pria itu pelan.


⊱──── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰


"Hm, begitu ya? Memang kamu melamar menjadi staf apa?" ujar pria yang sudah membuka masker hitamnya untuk mendengar curhatanmu.

"Staf, hiks, humas," kamu masih sesenggukan, ketika hari baikmu berakhir menjadi buruk di ujung hari, kamu akan jatuh ke titik yang cukup rendah sampai bisa membuatmu mengeluh pada orang asing.

"Aah, IST Entertaiment ya? Aku mungkin bisa membantumu, y/n-ssi."

Kim Sunwoo. Orang yang mendengarkan curhatanmu, sekaligus pria yang membelikanmu susu kocok stroberi itu tersenyum simpati. Kamu menatapnya dengan segumpal tisu masih menyumbat hidungmu yang beringus.

Dan sejak itulah Sunwoo menjadi temanmu. Atau bisa jadi lebih dari teman. Kamu ditarik menjadi staf humas agensi yang bertugas khusus di bagian promosi Sunwoo dan teman-temannya, siapa sangka alasan utama perusahaan menolakmu adalah karena kamu tidak mengenal The Boyz.


⊱──── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰


🥠 After


"Y/n... sudahlah, tidak seburuk itu," ujar Sunwoo mengelus-elus kepalamu yang bersandar di bahunya.

"Tapi, aku harusnya gak nangis setelah 9 kali nonton, hiks,"

Di depan kalian monitor laptop menampilkan drakor super sedih tentang seorang ayah, Miracle in Cells No. 7. Kamu begitu terpukul karena keadaanmu yang sekarang sangat jauh dari rumah dan keluarga, utamanya ayahmu. Dan, sisi dirimu yang cengeng pun kembali. Sunwoo mulai berpikiran kamu bipolar, tapi bahkan psikolog tidak akan pernah mengatakan hal itu dalam sekelip pandang.

"Huaaaaa!!! Sonu!!! Y/n!!!" jerit Eric yang menonton di belakang kalian.

Pada akhirnya Sunwoo harus menenangkan dua bayi besarnya seorang diri, dengan dirimu yang memeluknya dari depan. Sementara Eric memeluk Sunwoo dari belakang, tebak saja berapa liter air mata yang akan menempel di bajunya nanti.

"Puas-puasin nangisnya sekarang, karena besok kita udah kerja lagi," bisik Sunwoo mengecup kepalamu.

Pada akhirnya kamu pun kelelahan begitupun Sunwoo, Eric adalah yang paling terakhir tidur. Ia mengelap tetes akhir ingusnya dengan tisu kemudian menyelimuti kalian berdua yang tertidur di atas karpet berbulu.

"Gue ke kamar ya, besok pagi jangan lupa diberesin," bisiknya pelan, meninggalkan kalian tidur romantis di antara gumpalan-gumpalan tisu di ruang tamu dorm The Boyz.

Keesokannya seperti dugaan, banyak sekali meme yang sudah Kevin dan New edit untuk bahan candaan.


⊱──── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰


"Ohh, jadi itu masalahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ohh, jadi itu masalahnya..."

Lagi dengerin kamu curhat :) Tapi kalo ada kesempatan di isekai buat jadi temennya Sonu beneran, pasti bakal jadi pendengar yang baik, asal ga digombalin, aman.

⊱──── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

TBZ X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang