F - The Cutest Person

306 31 9
                                    

~ FICLET ~

.
.

HAPPY READING

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LUCU."

Ini bukan hanya sekadar ungkapan singkat, melainkan ada makna tersembunyi yang hanya dapat diketahui oleh sang pembicara juga Sang Kuasa. Ungkapan singkat tersebut memang selalu keluar dari mulut sang pembicara, tapi tak pernah sampai kepada sang empu yang selalu disebut 'lucu'.

Tentu saja sang pembicara merasa malu jika sampai ketahuan menyebut 'lucu' kepada sang empu. Bisa-bisa sang empu meledeknya hingga beberapa hari ke depan.

"Semuanya yang ada di kamu, dari ujung rambut sampai ujung kaki, semuanya terlihat lucu." Satu tangan sang pembicara terulur maju untuk mengusap lembut pipi kiri sang empu yang terasa sangat halus. "Termasuk pipi tembam ini," katanya dengan tangan yang bergerak ke samping, menuju hidung. "Hidung yang kecil dan tampak lucu."

Sang pembicara―Mark Lee―memajukan wajahnya dan cup!―beri kecupan singkat di bibir juga ujung hidung sang empu yang masih terlelap nyaman. Tidur sang empu sama sekali tak terusik meski berbantalan lengan atas yang kekar milik Mark Lee.

Lengan atas Mark Lee adalah bantal yang paling terasa nyaman yang pernah ada. Meski paginya akan terasa sedikit pegal-pegal. Bagi seorang Mark Lee, kenyamanan sang kekasih hati merupakan prioritas utamanya. Biarkan terasa pegal-pegal―bahkan terasa sakit sekalipun, Mark tak memedulikannya. Asalkan Haechan nyaman, tenang dan sama sekali tak terusik. Itulah prioritas utamanya sebagai suami Haechan.

"Selain lucu, kamu juga terlihat cantik sekali. Kamu indah, Sayang. Saya beruntung sudah memilikimu dalam hidup ini." Mark berujar pelan dengan nada yang lembut, tak ingin membuat tidur sang kekasih hati terusik. Ia kembali mengusap lembut pipi gembil itu. "Tetapi saya tidak melihat rupamu untuk saya jadikan pendamping hidup. Saya cinta ya karena itu kamu, Lee Haechan."

Haechan itu, bahagianya Mark Lee.

Takkan Mark Lee dapatkan sesosok anak manusia indah nan rupawan di dunia ini selain Haechan. Hanya Haechan dan tetap Haechan, yang mampu memperok-porandakan hati Mark Lee dengan begitu mudahnya.

Kecupan-kecupan kecil Mark berikan di pucuk kepala sang terkasih. Mark menatap dalam Haechan, wajah manis itu menjadi pemandangan indah sekaligus menenangkan yang pernah ia dapatkan dari memejamkan netra hingga membuka kembali netranya di pagi hari.

Sungguh keberuntungan yang tidak akan pernah Mark sesali.

"Jika ada yang bertanya mengapa memilih Haechan, maka saya akan menjawab karena Haechan itu―"

MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang