Biggest regret -2

2.4K 142 19
                                    

Paginya kepala Jeongwoo pusing bukan main ia bergegas ke ruangan anaknya biasanya pagi-pagi ini jam jeha minum susu tpi sebelum ia sampai ia sudah menemukan suaminya sedang memberikan jeha susu

"Kamu sudah bangun? Jeha nangis terus aku kasih susu dianya nolak" Jeongwoo mendekat mengambil buah hatinya dan ajaib jeha langsung tenang berada di dekapannya

Jeongwoo mengambil dot yang dipegang haruto memberikannya pada anaknya "jeha tega bgt sama dada" Ucap haruto sok sedih ngebuat jeongwoo tersenyum mengelus mata sang anak yang sudah pulas

"Dia nggak nyaman sama kamu mas" Jawab jeongwoo meninggalkan haruto yang mematung ditempat selama ini memang jeongwoo lah yang selalu ngerawat jeha haruto bagian buat susu aja pas disuruh gendong katanya nggak berani takut salah-salah sekarang baru beraninya

"Wo aku minta maaf sama kejadian kemarin" Ucapnya duduk di samping jeongwoo yang lagi menatap cuaca cerah pagi itu

"Aku bilang jangan dibahas mas"

haruto menghela nafas panjang mengelus kaki mungil jeha yang terlihat sangat menggemaskan ketika ia usap kaki itu akan menekuk kegelian dan haruto sangat gemas akan hal itu

Hening beberapa saat ngebuat haruto seakan tercekik oleh nuansa pagi ini "jehaaa" Ucapnya tatkala mata bening itu terbuka menatap haruto dengan tatapan polosnya jeongwoo juga mengamati gerak-gerik anaknya yang menggemaskan

"Jeha sekarang umurnya berapa ya? 6 bulan 7 bulan?" Terkanya jeongwoo memegang tangan mungil itu

"Dada aku udah 1 tahun" Jawab jeongwoo sekan menjadi jeha haruto terkekeh kenapa ia bisa lupa

"Jeha udah ultah?"

Jeongwoo mengangguk "kemarin" Jawabnya menatap haruto yang terdiam "mas" haruto menatap jeongwoo yang sedang menatapnya tulus sampai hatinya tak kuasa mendapat tatapan setulus itu

"Anter aku ke rumah ibu ku ya" haruto bungkam tak mau mengiyakan karena ia tau arah pembicaraan jeongwoo saat ini ia tau kemana percakapan yang dimulai oleh istrinya ini

"Nggak akan"

"Mas" Jeongwoo menatap haruto yang tak ingin menatapnya "kita pisah baik-baik ya" Kalimat itu ngebuat haruto meremat celananya pukul 8 dini hari dengan cuaca pagi yang masih sejuk walaupun matahari sudah bersinar terang

"Kamu boleh ketemu sama jeha aku nggak bakalan larang, maaf kalau selama ini aku banyak kurangnya, maaf kalau belum bisa jadi bagian hidup yang kamu inginkan dan" Jeongwoo menarik nafasnya pelan menatap jeha yang mengenggam telunjuknya

"Maaf kalau mungkin kamu malu punya aku mas" Air matanya terjatuh mengenai pipi jeha hati haruto terasa terkikis ia hanya terdiam meremat jemarinya keras

"Jadi tolong bawa aku pulang ke rumah ibu, dan berpisah baik-baik" Si tan berdiri meninggalkan haruto yang masih terdiam menatap ubin rumah dadanya sesak bukan main nafasnya tersenggal tak karuan




.
.
.






Seharian haruto dan Jeongwoo hanya bungkam tak mau menyapa atau menatap tapi hebatnya Jeongwoo ia tetap melakukan kegiatan sebagai seorang istri yang baik buat haruto

"Wo kamu yakin mau aku antar ke rumah ibu?" Tiba-tiba haruto memulai pembicaraan tatkala Jeongwoo membuat makan malam sedikit kaget akan jawaban pemuda didepannya

Si tan mengangguk meremat sendoknya 7 tahun lamanya ia menjadi pendamping sosok jangkung didepannya ini suka dan duka selalu dilakukan bersama namun semakin lamanya pernikahan semakin berat juga ujiannya

Cekcok memang sering tapi puncaknya kemarin waktu haruto menyesal mempersuntingnya dan haruto juga malu dengan keadaan fisiknya

"Kamu nggak mau mikir-mikir lagi wo? Demi jeha?" Jeongwoo tersenyum menatap suaminya ini sangat lucu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hajeongwoo {One-shoot} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang