Good Bye #3 end

2.1K 141 12
                                    

"Green Heaven sekarang"

Tempat itu haruto takut ia mengambil kunci mobilnya langsung ketempat tujuan yang disebutkan pria kelinci diseberang sana

Ruangan tampak sepi hanya doyoung yang ada disana menatap peti berwarna putih dengan bunga yang mengelilingi peti mata merah pemuda kelinci itu menatap pria jangkung yang dari masuk sudah menggeleng lemah

"Bukan dia kan doy" Terkanya enggan melangkah lebih dekat menuju peti putih doyoung memalingkan wajahnya raut muka haruto sangat menyedihkan membuat doyoung tak bisa menatap terlalu lama

Suara tangisan menggema diruangan sepi itu karna memang jeongwoo tak punya teman banyak ataupun keluarga, ayahnya ntah kemana dia hanya punya haruto dan ibunya haruto tapi beliau sedang ada kerja diluar kota

Tangisan haruto menggema dalam setiap sudut tempat mewah itu kakinya sudah melemas rasanya ia tak kuat akan menatap seseorang didalam sana

"PARK JEONGWOO LO JAHATT BANGET SAMA GW" Nafas harutou mulai tersedu dadanya ia pukul beberapa kali

"MAAF UDAH NGGAK BISA NEMENIN LO, MAAFFF" Siapapun yang melihat haruto sekarang pasti akan merasakan kesedihan pemuda itu sekarang ia benar-benar seperti orang gila

Haruto memberanikan diri menatap betapa damainya seseorang yang sedang tertidur memakai setelah jas berwarna putih dengan bunga yang menghiasi membuatnya semakin indah "jeongwoo" Satu kata yang terucap dimulut haruto benar-benar damai jeongwoo tidur dengan sangat tenang

"Dia hebat to" Doyoung menunduk menyembunyikan kesedihan yang tiada tara "3 bulan jeongwoo pengobatan tapi ternyata stroke dia sudah masuk level berat, asmanya juga gak bisa disembuhkan" Doyoung masih menatap lantai membiarkan air matanya terjun dengan bebas.

"tapi jeongwoo gak sekuat yang gw pikirkan, jeongwoo nggak sekuat perkataan-" Tiba-tiba tarikan pada baju doyoung membuatnya kaget

"LO KENAPA GAK KASIH TAU KEBERADAAN DIA" teriaknya didepan wajah doyoung sebenarnya kalau dibilang yang paling kehilangan disini siapa tentunya haruto tapi doyoung juga ngerasa hal yang sama

Mata doyoung menatap jeongwoo "dia gak mau lo tau to" Mata merah pria kelinci itu menatap haruto tarikan pada kerah doyoung terlepas

"gw kasih waktu 1 jam to karna acara kremasi akan dimulai" Doyoung keluar dari ruangan itu menahan sesak yang menyelimuti dadanya

rumah sakit ayah doyoung adalah tempat jeongwoo berada ia melakukan perawatan disana sampai ketika peredangan pada saluran nafas pemuda manis itu semakin parah dan mengakibatkan fatal

Sedangkan didalam tangisan mulai pecah lagi, tangan panjang itu merapikan rambut legam si manis air matanya tak kuasa menahan sesak dalam dada

"Jeongwoo" Hanya itu yang bisa diucapkan haruto selama beberapa menit berlalu mulutnya terlalu kaku untuk mengucapkan banyak hal, tawa, candaan, tangisan jeongwoo mulai berputar

"Jeongwoo nanti kita tinggal serumah terus kita punya banyakkk kucing yang kamu mau, piano buat aku, dan mobil bagus buat kita jalan-jalan" Haruto kecil tampak berfikir "terus ada kamu dideket aku pokoknya gak mau jauh dari kamu, aku mau meluk kamu yang lamaaa banget" Sambungnya tersenyum menatap jeongwoo kecil yang sedang terbaring dengan selang oksigen miliknya

"emangnya aku bisa pelihara kucing?" Jeongwoo kecil tampak bingung jelas-jelas ibu haruto memarahi haruto saat ia membawa kucing jalan dan membuat jeongwoo kambuh

"bisa dong nanti bulunya aku cukur hihi" Tawa jail haruto membuat jeongwoo tertawa kencang "serem dong" Tawa jeongwoo tak henti membuat haruto ikut tertawa juga .....

"Andai gw tau itu malem terakhir bareng lo" Haruto menarik nafasnya toh menangis juga nggak bakal. Buat jeongwoo hidup ia pun tersenyum mendekatkan dirinya kepada pria manis yang sudah dingin dan kaku lalu mengecup jidat si manis

"makasi udah nemenin gw terus maaf kalau gw banyak kurangnya buat lo" Pintu ruangan terbuka memperlihatkan doyoung dan beberapa pegawai sini haruto melangkah mundur menatap peti indah itu tertutup dan menuju ruang kremasi

Air matanya masih saja menetes sampai ketika tubuhnya dipeluk oleh wanita yang merawatnya tangisan pilu terdengar dari wanita itu hal itu membuat hati haruto juga mulai merasa sakit

"Jeongwo hiks anakku" Ucapnya mengeratkan pelukannya ke haruto sebenarnya tadi haruto juga sempat mengabarkan sang mama untuk pulang dan ngambil cuti saja

Mata haruto menatap jeongwoo yang sudah masuk kedalam tempat kremasi matanya sendu ia tak bisa menangis lagi
"selamat jalan jeongwoo dan istirahat dengan damai" Ucap haruto pelan memeluk sang mama




END





























🦋🐺🦋🐺🦋🐺🦋🐺🦋🐺🦋

Yang udah vote tolol banget
Gw bilang jangan vote cerita gweeee!

Hajeongwoo {One-shoot} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang