REKAYASA RH 06

18 2 1
                                    


"Lo udah siap kan?" Tanya Fadil.

"Iyaa gue siap," jawab Rafli sambil mengangguk.

"Gitu dong, harus siap." Fadil begitu antusias mendengar kata siap dari sang sahabat.

Kedua orang remaja itu berjalan menuju motor masing-masing, dan langsung menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang.

Angin berhembus kencang menerpa wajah penghuni muka bumi ini, orang-orang berlalu lalang kesana kemari untuk melakukan kegiatan masing-masing.

Rafli fokus dengan jalanan di kota ini, masih sama seperti dulu. Suasana yang begitu indah penuh dengan sejuta keindahan.

Ia benar-benar masih bingung atas keputusan yang diambil, apakah ia akan siap untuk semuanya? Pindah sekolah tidak ada dalam kamus kehidupan nya. Ini terjadi begitu cepat, ia akan menerima segala resiko. Yang terpenting sekarang ia mau merasakan ketenangan terlebih dahulu.

Rafli memarkirkan motor nya disebelah motor Fadil, ia membuka helm nya dengan perlahan.

"Bismillah, lo pasti bisa." gumam nya sangat pelan, sampai Fadil pun tak mendengar nya.

"Ayo, kita ke kelas." Fadil menepuk pundak Rafli.

Mereka berdua berjalan melewati lapangan yang sangat sepi, tak seperti biasanya lapangan sesepi ini. Biasanya selalu ramai oleh anak-anak yang bermain bola.

"Tumben sepi ya," tanya Fadil.

"Mana gue tau," jawab Rafli acuh.

"Kan gue anak baru di sini," lanjut nya.

"Kita ke ruang kepsek dulu, gue lupa kemarin belum konfirmasi bahwa ada anak baru sekarang." Rafli hanya mengangguk lalu mengikuti Fadil.

Tok tok tok

"Assalamualaikum," Fadil mengetuk pintu ruang kepsek.

"Wa'alaikumussalam, silahkan masuk." jawab seseorang dari dalam.

"Permisi pak, bu" ujar mereka berdua ramah. Tak lupa juga mereka berdua bersalaman dengan guru disana. Kebetulan diruang ini ada kepala sekolah dan wali kelas nya.

"Oh ini ya, anak baru yang kamu bilang kemarin dil?" Tanya Bu Cindy.

"Iya bu, pak ini anak baru yang mau masuk hari ini. Apakah sudah ada kelas buat dia? tanya Fadil kepada pak Wawan.

"Sudah, nama kamu siapa?" tanya Pak Wawan pada Rafli.

"Saya Davis Rafli Arjuna, biasa di panggil Rafli." Jawab Rafli dengan senyum tipis nya.

"Baik Rafli, kamu sekelas sama Fadil di kelas X Mipa 1." Jelas pak Wawan.

Rafli mengangguk "Baik pak terimakasih."

"Kalo gitu saya sama Rafli pamit pak, Bu." Fadil meminta izin untuk pergi dari sana.

Mereka pun mengangguk bahwa setuju. "Iya silakan."

*****


"Ihh gue KD 1 yang ke 2 aja belum, mana materi nya gue mau liat." Rena kelabakan mencari materi pasalnya teman-teman nya sudah test pembelajaran KD 2 materi ke 3. Dirinya masih di KD 1, itu pun dipaksa oleh Sasya.

"Gue juga sama Na belum, santai dulu ga sih." Ujar Dira dengan tenang.

Dira tipe orang yang santai dan tenang, ga takut kalo ketinggalan pelajaran jauh.

"Mangkanya kalo lagi test lisan langsung test, jangan di nanti-nanti. Jadi ketinggalan jauh kan," cerocos Sasya.

"Gapapa ketinggalan juga, nanti bisa nyusul kan." Jawab Dira menimpali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REKAYASA (R A F N A) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang