16

2.3K 143 32
                                    

***

"Aira...." teriak seorang gadis sembari berlari tergopoh-gopoh mengikuti Aira.

Aira yang mendengar namanya terpanggil langsung saja menoleh kebelakang. Seketika tawanya meledak melihat temannya itu

"HAHAHA..., Sukma mending lo ngaca dulu deh WHAHAHA." tawa Aira pecah di koridor membuat semua pasang mata tertuju padanya apa lagi Sukma.

"Ada apa sih kamu? aku aneh ya?" tanya Sukma.

"Kepala lo tuh masih ada melonnya hahaha," jawab Aira tak henti-hentinya tertawa.

Merasa heran, Sukma meraba-raba kepalanya, dan setelahnya ia merasa ingin menghilang saja dari bumi.

Pasalnya helm Cargloss berwarna hijau gadis itu belum di lepas, hal itu membuat Aira dan siswa-siswi di koridor menatap Sukma sembari tertawa.

Aira menyebut helm Sukma dengan melon. Karena helm hijau gadis itu yang sudah retak-retak.

"Aduh Aira..., aku malu. Kenapa gak ada yang ngingetin aku sih?" kesal Sukma.

"Apa kalian lihat-lihat? udah pergi sana!" kesal gadis itu mengusir siswa-siswi yang melihatnya.

Siswa-siswi pun berhamburan meninggalkan Aira dan Sukma dengan tawa yang masih tak berhenti.

Sukma dengan malu berlari ke parkiran lagi tanpa melepas helmnya, ia menutup wajahnya dengan kaca helm sembari tertunduk malu.

"Aduh malu banget, gimana masih pakai helm kok aku gak kerasa, sih. Argh, sebel banget." gerutu gadis itu sembali menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Kebanyakan menunduk membuat ia tak fokus menatap jalan. Dan benar saja,

"Brukk"

Sukma menabrak seseorang. Seketika gadis itu membuka kaca helmnya dan mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak.

"Deg"

"Ra-raga." cicitnya menunduk malu.

Hari Senin seluruh siswa-siswi diwajibkan untuk upacara, begitupun dengan Aira walau sebenernya malas. Lagian ini akan menjadi upacara terakhirnya, setelah itu ia tinggal menunggu wisuda kelulusannya.

Setelah upacara Aira bergegas kembali ke kelasnya.

Cewek itu duduk diam sembari mendengarkan musik.

Ia menimang-nimang kembali keputusannya tadi pagi. Apa ia akan sanggup bersikap manis pada Garena dan Aisy selama tiga bulan. Tiga bulan terlalu lama menurutnya.

"Kalau gue gak terima tawaran ini, tawaran ini gak akan datang dua kali. Apa gue minta pendapat sama Cakra aja ya." pikir Aira bergumam sendiri.

"Gimana nih, kayaknya gue gak bisa deh kalau bersikap manis sama kedua orang itu. Ya kali gue cium Garena tiap hari."

"Bodo lah, gue siksa aja anaknya. Pasti Garena gedek sama gue."

"Sukma mana sih, dari tadi gak muncul-muncul," ucapnya.

"Mending chat Cakra dulu aja deh." langsung membuka aplikasi WhatsApp nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗚𝗔𝗥𝗘𝗡𝗔 | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang