Drama Hazel tumbuh gigi ternyata sangat melelahkan (giginya kini sudah tumbuh 2 dibawah), khususnya untuk Ayu. Badannya pegal-pegal, sakit terasa di seluruh badannya, hidungnya tiba-tiba mampet. Ibu jatuh sakit. Untungnya Ayu merasa tidak enak badan di hari menjelang weekend, jadi Pram bisa membantu mengurusnya untuk kembali sehat.
Pukul 10 pagi Ayu baru bisa bangun dari kasur. Itupun terpaksa karena ia mendengar suara gaduh dari lantai bawah. Dan arahnya berasal dari dapur.
"Kenapa bangun? Jangan jalan-jalan dulu, nanti pusing," Pram terkejut mendapati Ayu sudah memeluknya dari belakang. "Pusing gak?"
Anggukan kepala terasa di punggung Pram. "Gak bisa nafas," hidung Ayu terasa penuh, ia sulit untuk bernafas. Suaranya bindeng.
"Aku bikin teh anget dulu ya, tidurin aja lagi jangan jalan-jalan," Pram menggandeng Ayu menidurkannya di sofa.
Hazel baru saja tertidur kembali setelah menyelesaikan sarapannya tadi pagi. Nanti ia akan bangun lagi saat jam makan siang. Pada waktu luang ini, Pram sibuk beberes dan memasak untuk dimakan oleh Ayu dan dirinya.
Dari arah dapur Pram membawakan dua cangkir yang satu berisi teh hangat untuk Ayu dan satu lagi berisi kopi panas untuk dirinya. Ayu terheran saat Pram membawa dua cangkir. "Kamu udah makan?" tanya Ayu.
Pram menggeleng. "Baru masak aku. Bikin sayur bayam."
Untung Pram handal dalam hal memasak, jadi Ayu tidak perlu khawatir akan rasa dari masakan yang dibuat oleh suaminya. Kuah hangat dari sayur bayam sangat menyegarkan tenggorokannya yang agak gatal, sungguh nikmat. Tapi saat sedang nikmat menyantap makanannya tangisan Hazel terdengar. Ia sudah bangun.
Tanpa menunggu suruhan dari istrinya, Pram langsung menyudahi makannya untuk menjemput putri kecilnya yang baru bangun tidur. "Halo...," Pram menghampiri Hazel yang sudah terduduk di atas kasur.
"Bu...hiks,"
"Yuk sini ke ibu. Jangan nangis dong," Pram mengelap air mata yang keluar dari mata Hazel.
Saat turun ke lantai bawah ternyata mereka tidak mendapati sosok Ayu. "Kemana ya ibu?" Pram ikut bingung setelah tidak melihat Ayu yang tadi sedang memakan makanannya di ruang tv. Dilihat ke dapur pun tidak ada.
"Bu..," Hazel ikut memanggil ibunya. "Mbuubuuu...," panggilnya lagi sedikit menaikkan nada suara cemprengnya.
Terdengarlah suara flush kloset dari kamar mandi yang berada di lantai bawah. "Bu!" tangan kecilnya sudah tidak sabar untuk meraih sang ibu.
"Ibu pake masker dulu ya," Ayu mencari masker agar virusnya tidak menular ke Hazel. Bahaya jika Hazel tertular sedangkan ia pun masih merasa tidak enak badan.
Pembagian tugas selama Ayu sakit menjadi, semua kegiatan bebersih rumah sampai masak diambil alih oleh Pram begitu pula saat membuat susu atau makanan Hazel. Intinya semua tugas Ayu diberikan kepada Pram, sedangkan dirinya hanya perlu menjaga Hazel dan menyuapinya saja karena Pram tidak mengizinkannya untuk terlalu banyak bergerak walaupun ia sendiri bilang masih sanggup.
Selama bersama Hazel, Ayu terus memakai masker karena takut tertular. Hal itu membuatnya merasa aneh, mengapa ibunya terus memakai masker padahal sedang berada di dalam rumah. Karena rasa penasarannya ia terus mencoba untuk menarik masker yang dipakai Ayu.
"Ibu lagi flu sayang, maaf ya," dengan cekatan Ayu menahan Hazel untuk menarik masker yang sedang ia pakai. Tahu jika ibunya sedang tidak baik-baik saja, Hazel menyudahi rasa penasarannya mengapa sang ibu memakai masker lalu memeluknya. "Bobo yuk, ibu juga mau bobo nih."
Efek dari obat yang ia minum tadi baru muncul. Ayu merasakan kantuk yang berat, dan sudah waktunya juga untuk putri kecilnya tidur siang. Sedangkan Pram, ia baru saja menjemur baju yang tadi ia cuci. Tampaknya weekend kali ini ia sangatlah sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Calls Out For You
FanfictionPram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaannya. Memulai kehidupannya yang berbeda semenjak bertemu dengan Ayu. Memutuskan untuk menjalin hubungan ke yang lebih serius sampai mun...