"Panasnya baru 37 derajat sih, tapi udah cranky banget," ucap suara di sebrang sana. Dapat Pram dengar juga suara tangisan Hazel.
"Kompres dulu aja sama kasih susu. Kalau demamnya makin tinggi telfon aku lagi ya. Aku gak bisa pulang sekarang, jam 4 aku usahain pulang ya," final Pram.
Waktu baru menunjukan pukul dua siang. Baru satu jam yang lalu ia menyelesaikan istirahat makan siangnya dan mendapatkan kabar dari Ayu jika Hazel demam. Perkiraan Ayu ia demam karena akan tumbuh giginya yang pertama karena kini usia Hazel sudah menginjak 6 bulan. Namun kekhawatiran seorang ibu tetap butuh pertolongan seorang bapak, maka saat mengetahui jika benar Hazel demam Ayu langsung menghubungi Pram.
Tapi sayang Pram tidak bisa mengajukan cuti setengah hari begitu saja. Jadi mau tidak mau dia bekerja dengan pikiran khawatir akan anaknya yang tengah sakit dirumah.
...
Biasanya Hazel sangat tidak sabar untuk menghabiskan susunya, tapi kini ia hanya menghabiskan setengah botol saja. Ia terus menangis meminta tolong kepada sang ibu, Ayu yang tidak tega melihat Hazel yang sudah kelelahan dengan tangisan dan rasa demamnya tidak bisa berbuat apa-apa selain menenangkannya dengan terus menggendongnya setiap saat.
"Sakit ya? Tahan ya anak ibu kuat kan? Nanti ada giginya nih disini," sambil menggendong Hazel ia mengecek satu gigi yang sudah terlihat mencuat dari gusi Hazel.
Ayu mengeluarkan kompres demam untuk dipakaikan ke jidat Hazel. "Pakai ini ya? dingin enak, biar demamnya turun," tidak mudah memasangkannya saat Hazel menggeliatkan badannya ke kanan dan ke kiri, menolak benda tersebut. Setelah berhasil dipasangkan tangis Hazel mereda, saat diberikan susu pun ia mau menerimanya. Tidak lama akhirnya ia bisa tertidur.
Tidak di rasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore saat Ayu mendengar suara mobil memasuki garasi rumahnya. Akhirnya Pram pulang.
Pram masuk kedalam rumahnya yang tidak biasa ia lihat. Cukup berantakan, namun ia paham saat melihat Ayu yang terlihat sangat kelelahan. "Princess udah mandi?" Pram menghampiri Hazel yang sedang rebahan disamping ibunya di sofa ruang tengah, "berapa sekarang panasnya?"
Ayu menunjukan termometer yang baru saja ia gunakan, dan dapat Pram lihat angka yang menunjukan 37,9 derajat. "Panasnya gak naik begitu drastis, kayaknya juga segini-gini aja. Cuman dia kerasa gak enak badan nih, udah keliatan sedikit giginya," Ayu menunjukan gigi mungil Hazel kepada Pram.
"Hebat, princess bapak mau punya gigi ya? mandi dulu yuk, sama bapak," ia menggendong Hazel membawanya ke dalam kamar.
Ayu mengikutinya dari belakang, "Kamu mandi aja, biar Hazel sama aku," Pram merangkul Ayu dan membawanya berjalan sejajar dengannya, "gak papa, kamu udah jaga Hazel seharian," ia kecup kening Ayu dan membiarkannya duduk bersama Hazel di kasur selagi ia menyiapkan air hangat dan baju ganti untuk Hazel.
Setelah ganti baju Hazel merasa nyaman kembali, tangisnya sudah mereda namun ia tidak ingin lepas dari sang ibu dan menolak saat Ayu mendudukan dirinya. "Gantian sama bapak ya," tanya Ayu.
Paham maksud tawaran ibunya, ia menggelengkan kepala lalu memeluk leher Ayu tidak ingin melepaskannya, "berat ini anak ibu makin gede. Aduh liat ini pahanya," goda Ayu sambil mencubiti paha Hazel yang semakin berisi.
Pram memperhatikannya lalu sedikit tertawa, "sini sama bapak," ia menawarkan dirinya namun ditolak mentah-mentah oleh Hazel. "Tebak mas Hazel sekarang berapa kilo," ucap Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Calls Out For You
Fiksi PenggemarPram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaannya. Memulai kehidupannya yang berbeda semenjak bertemu dengan Ayu. Memutuskan untuk menjalin hubungan ke yang lebih serius sampai mun...