Di hari sabtu dengan cuaca yang cerah mengiringi keluarga satu ini untuk berlibur. Liburan dadakan ini bisa terjadi karena mami sedang berulang tahun, beliau berpesan jika hadiah untuk ulang tahun kali ini ingin bisa pergi berlibur bersama keluarganya. Terlebih setelah kehadiran anggota baru, Hazel dan Gio di keluarganya.
Gio sebenarnya sudah mami anggap sebagai anak laki-lakinya sebelum ia akhirnya pamit untuk berpisah melanjutkan studinya di London. Namun ternyata kabar baik datang, Gio bisa kembali berkumpul lagi. Ditambah dengan Hazel, sebagai cucu pertama yang sangat ditunggu kehadirannya oleh keluarga tersebut.
"Om Gio," Hazel langsung melepaskan genggaman tangannya bersama bapak dan berpindah kepada Gio.
Pram yang harus mengalami hal tersebut merasa sakit hati, ia mengadu kepada Ayu. "Sakit hati sayang." Sedangkan Ayu hanya terkekeh. Untuk menghilangkan rasa sakit hatinya Ayu genggam tangan Pram menggantikan Hazel.
"Om Gio enih (sini)," ajak Hazel. Dan baiknya, Gio menuruti kemauan Hazel. Ia setia menemani Hazel kemanapun ia mau, tingkah Gio yang usil dan lucu juga sangat menghibur bocah 2 tahun tersebut.
"Hazel ini apa?" tanya Gio.
"Himau (Harimau)," ucapnya pelan, malu-malu ditanya om Gio.
Tiap langkahnya ia selalu memastikan jika Gio ada di sampingnya. "Om Gio!" saat kehilangan Gio ia akan panik, padahal disampingnya ada oma yang menemani.
"Halah kenapa jadi Gio, Gio, dan Gio ini cucu oma?" mami pun sampai terheran dengan keposesifan Hazel.
"Om Gio lagi sama aunty Ra. Adanya bapak," Pram mengambil kesempatan, apakah Hazel masih tetap mencari om Gio?
"Bapak snake," ternyata aman. "Yellow!" ucapnya histeris.
"Kalau yang itu warna apa snake-nya," tanya Pram.
Belum dijawab, Hazel sudah melenggang meninggalkan bapak, "aunty! Om Gio!" ia menghampiri Amara dan Gio yang sedang melihat-lihat jenis hewan disana.
"Hahaha," Ayu tertawa menyaksikan hal tersebut. "Cuman kuat sepuluh detik kali," ucap Pram lemas.
Banyak pertunjukan menarik yang akan mereka kunjungi. Baru saja mereka melihat pertunjukan lumba-lumba dan sekarang sedang menuju ke arah pertunjukan lainnya. Namun sayang perjalannya cukup menanjak. Gio terlihat kelelahan harus menggendong Hazel di punggungnya. Melihat hal itu Ayu memberi tahu Pram yang ternyata baru melihat jika Gio sejak tadi menggendong putrinya.
"Mas, kasian tuh Gio," tunjuk Ayu kearah Gio yang menggendong Hazel.
Pram berjalan mendekati Gio berniat untuk mengambil Hazel. Tapi ternyata Hazel tidak mau, ia merasa takut jika ia bersama bapak, om Gio akan pergi meninggalkannya. "Gendong di pundak sini sama bapak. Kasian loh om Gio capek."
"Ma bu aja...," dia malah nego ingin digendong ibu. Ayu menolak, ia tidak sanggup untuk menggendongnya yang semakin berat. "Gak mau ibu gak kuat," jujur Ayu.
"Sama bapak aja yuk anak baik. Kita jalannya juga barengan gak ada yang pisah. Nanti kita beli boneka panda, katanya mau boneka," Pram berusaha memikat hati Hazel dengan berbagai umpan. Baru kali ini Hazel menolak dirinya habis-habisan.
"Neka himau (boneka harimau) bapak," tawarnya. Ia sudah luluh dan digendong oleh Pram.
"Boleh. Mau harimau, panda, gajah, onta terserah hazel."
"Monkey!"
"Iya boleh."
...
Tidak sanggup berlama-lama dan berjalan semakin jauh mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan area kebun binatang dan berpindah ke villa penginapan. Supaya lebih puas, mami juga ingin bermalam di puncak, menikmati suasana sejuknya dataran tinggi dengan pemandangan yang asri dan hijau, beda dengan ibu kota yang padat penduduk dan berpolusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Calls Out For You
FanfictionPram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaannya. Memulai kehidupannya yang berbeda semenjak bertemu dengan Ayu. Memutuskan untuk menjalin hubungan ke yang lebih serius sampai mun...