Sudah masuk satu bulan setelah akhirnya Ayu percaya jika dirinya tengah mengandung adik Hazel. Perutnya belum menunjukan jika dirinya tengah mengandung bayi. Tapi Pram dan Hazel sudah asyik mengajak perutnya berbincang, tiap malam sebelum tidur pasti Pram elus. Di kehamilannya yang kedua ini tidak banyak drama selain nafsu makan Ayu bertambah empat kali lipat. Tiap menit mulutnya harus mengunyah, sampai Hazel menyebut ibu seperti vaccum cleaner (ibu tersinggung sedikit).
Hari-hari Ayu juga semakin sibuk setelah menyatakan akan mengembangkan bisnis mami atas nama dirinya. Hazel sudah tidak bisa diantar-jemput lagi oleh ibu. Sesekali masih bisa, biasanya di hari-hari mendekati weekend, seperti Kamis dan Jumat.
"Sabtu ini gak usah ke mami dulu deh mas."
Pram mengalihkan fokusnya dari tv. "Loh kenapa? Udah bilang mami?"
Ayu mengangguk. "Udah, aku udah bilang kok. Aku bilang kalau sabtu ini aku mau ngobrol sama Ruby, Theo tentang mereka jadi model koleksi baru aku."
"Uncle Iyo mau kesini ibu?" Hazel yang sejak tadi duduk disamping bapak, antusias mendengar salah satu nama teman ibunya. Ayu mengangguk tersenyum kepada Hazel. "Kenapa? Udah lama ya gak ketemu uncle Iyo?"
"Yeayy," Hazel bersorak tepat didepan muka bapak, kedua tangannya ia lingkarkan di leher bapak. Berpelukan menyalurkan rasa senang Hazel kepada bapak.
"Se-happy itu sayang?" Ayu terheran dengan tingkah Hazel yang sangat bahagia mengetahui kabar jika teman-teman ibunya akan berkunjung ke rumah di hari sabtu. "Ibu, tolong bilang ke aunty By ajak Jupi juga ya."
...
Akhirnya hari sabtu tiba. Hazel bangun dengan rasa bahagia. Biasanya di hari libur ia tidak mau bergegas mandi setelah bangun tidur, ia pasti ingin ikut malas-malasan dengan bapak di ruang tv. Tapi kini ia meminta kepada ibu untuk mandi detik itu juga.
"Hazel udah mandi?" Pram baru saja kembali ke rumah sehabis jogging keliling perumahan, terheran melihat Hazel yang sudah terlihat segar dan sedang di tata rambut oleh ibu, "mau kemana, cantik banget?"
"Mau ketemu uncle Iyo, aunty By, sama Jupi. Jadi Hazel harus udah cantik waktu mereka dateng," jelas Ayu.
Waktu baru menunjukkan pukul 9 pagi, tapi Hazel sudah sangat siap. Ayu saja belum mandi karena sibuk mendandani princess satu ini. Lagian juga belum tentu para tamu datang sebelum jam makan siang, pikir Ayu. Apalagi Theo, mungkin ia akan datang di jam makan malam.
"Ibu...," Hazel berjalan lemas menghampiri Ayu dan Pram yang sedang menonton tv.
"Kenapa cantik?" bukan ibu, melainkan bapak yang menyahut.
"Kok belum datang?" benar saja, sekarang sudah pukul 1 siang, tapi belum ada seorang pun tamunya yang datang ke rumah. Rambut Hazel juga sudah tidak serapih sebelumnya. "Mau buka ini ibu," kepalanya sudah tidak nyaman berlama-lama dengan pita besar yang menghiasi kepalanya. Ia meminta ibu untuk membukakannya saja.
"Sabar ya..., mungkin sebentar lagi," Ayu menenangkan Hazel sambil membuka pitanya dan menggerai rambut lebat milik Hazel.
Merasa kecewa dan suntuk menunggu tamunya datang. Hazel mendekati bapak, menggantikan ibu yang sejak tadi bersandar padanya. Pram merasa kasihan melihat Hazel yang sudah antusias sejak pagi, namun kini terlihat sangat sedih. Rambut Hazel dielus Pram dengan lembut, membuat sang empu mengantuk.
Saat kantuknya mulai berdatangan. Saat itu juga tamu yang ia tunggu-tunggu tiba. Theo, Ruby, dan Jupi datang dalam waktu bersamaan. Bel bunyi terdengar dari dalam. "Tuh siapa?" ucap Pram. Hazel bergegas menuju ke arah pintu di ikuti oleh Pram di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Calls Out For You
FanficPram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaannya. Memulai kehidupannya yang berbeda semenjak bertemu dengan Ayu. Memutuskan untuk menjalin hubungan ke yang lebih serius sampai mun...