Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, seharusnya Pram bisa pulang kerumah bertemu istri dan gadis kecilnya tercinta. Namun, hari itu berjalan bukan seperti yang Pram idamkan. Ia masih berkutat dengan berbagai berkas klien yang harus terselesaikan saat itu juga.
"Mas, masih banyak?" tanya salah satu rekan kerjanya.
"Lumayan, lembur aja apa ya gue, tapi gue pengen balik, lu gimana?"
"Gue balik deh mas, gak sanggup lembur, mas kalau mau pulang, pulang aja gak apa - apa kata mas Tyas, besok lanjut lagi juga aman," setelahnya ia berpamitan untuk lebih dulu meninggalkan kantor kepada Pram.
Dilihatnya waktu di jam tangan yang selalu ia pakai di pergelangan tangannya, sudah pukul 8, waktu semakin larut. Ia lihat ponselnya, tidak ada notifikasi hanya wallpaper ponselnya seorang wanita dan bayi perempuannya yang membuat dirinya tak sabar untuk pulang. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang dengan membawa beberapa berkas yang akan ia kerjakan dirumah nanti.
...
Disisi lain, Ayu masih menimang Hazel di gendongan seperti koala sambil menonton televisi. Layaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Sambil terus melirik jam dinding, ia sesekali mengintip kearah pintu depan rumahnya, menunggu kedatangan suaminya kembali ke rumah.
Bukan Pram yang datang, kantuk yang dirasakan oleh Ayu lah yang terus mendatanginya. Akhirnya, ia membuat kopi untuk tetap terjaga sampai sosok yang ditunggu sampai dirumah. Sambil tetap menggendong Hazel, ia mendudukan dirinya dan meminum secangkir kopi hangat.
Tak lama, pintu depan terbuka, tanpa perlu ditebak dapat dipastikan bahwa Pram sudah sampai. Dengan sekuat tenaga yang ia miliki di akhir hari itu, ia mendudukan dirinya di samping Ayu.
"Mandi dulu dong, baru tidur, udah makan belum?" Pram menggeleng.
"Mandi dulu sana, nanti makan, kamu lembur ya?" dengan terpaksa Pram bangkit untuk membersihkan dirinya di kamar mandi, "Mas, itu roda rak neccesities Hazel copot jadi miring si raknya."
"Nanti aku benerin, mandi dulu," ucapnya datar.
Selepas membersihkan dirinya, Pram membawa rak yang dimaksud oleh Ayu keluar kamar, ia kerjakan di ruang tengah berniat sambil menonton acara televisi agar tidak terlalu bosan. Ayu menghampiri dirinya dengan sepiring makan malam untuk Pram.
"Sambil makan ya, udah kemaleman," Ayu menyuapi Pram yang sedang membenarkan roda rak yang patah, masih dengan Hazel yang tertidur di gendongannya.
Dengan sisa tenaga yang ia punya, Pram tampak fokus membenarkan rak tersebut sambil mengunyah makanan yang disuapi Ayu. Tak kunjung benar dan Ayu yang terus memberikannya suapan padahal dirinya belum ingin, membuat kesabaran Pram mengikis.
"Tunggu dulu lah, ini belum beres," ucapnya dengan sedikit meninggikan nada bicaranya, "Udah aja deh aku juga gak laper banget."
Peka saat melihat raut muka yang tidak sedang baik-baik saja dan nada bicara yang sudah asing di dengarnya, Ayu menyudahi kegiatan menyuapinya dan meninggalkan Pram masuk ke kamar. Merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan sebelumnya kepada Ayu, Pram melepaskan kacamatanya lalu mengusap wajahnya kasar. Namun, Ayu kembali menghampirinya, kini seorang diri, Hazel sudah ia tidurkan di ranjangnya.
Ayu ambil piring sisa makan Pram dan membawanya ke dapur, Pram hanya memperhatikan dengan raut khawatir jika Ayu marah kepadanya. Namun, ia kembali lagi lalu menarik tangan Pram dan membawanya duduk di sofa, "Mas marah? capek ya hari ini? coba tarik nafas dulu, tenangin diri kamu," dengan sabar Ayu memegang dada Pram yang menggebu.
"Mas gak perlu benerin raknya malam ini juga kok, kalau mas capek mau langsung istirahat juga gak apa, " bersyukur dengan kesabaran yang dimiliki Ayu, ia istirahatkan kepalanya di pundak Ayu, membagi penatnya hari ini, "Terima kasih ya mas untuk hari ini, aku kan selalu bilang kalau mas capek, sakit, atau butuh temen ngobrol mas bisa lakuin sama aku, jangan di pendem sendiri, okay? "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Calls Out For You
Fiksi PenggemarPram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan perasaannya. Memulai kehidupannya yang berbeda semenjak bertemu dengan Ayu. Memutuskan untuk menjalin hubungan ke yang lebih serius sampai mun...