Pram being Pram

2.5K 311 15
                                    

Terima kasih buat yang vote cerita keluarga Pram dan Ayu
maaf kalau bahasa Hazel aneh, karena aku gak ngerti bahasa bayi 

Happy Reading 

...

Hari itu Pram pulang lebih awal dari biasanya, sebelum langit berubah menjadi gelap ia sudah sampai dirumah dan disambut oleh keluarga kecilnya. Tak sabar untuk menghabiskan waktunya untuk bermain dengan putri kecilnya, Ayu menyuruh Pram untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Maka dari itu, kondisi kamar mandi kini sangat ramai oleh suara nyanyian merdu Pram di dalam.

Keluar dari kamar mandi, rambutnya masih banyak meneteskan air karena kondisinya masih basah, ia mengeringkan asal rambut basahnya, lalu menyimpan handuk di pinggir ranjang. Ayu yang juga berada di kamar, memberikan tatapan tajam kepada Pram, yang ditatap tidak merasa bersalah sama sekali.

Pram sudah tak sabar bermain dengan Hazel, ia menghampirinya yang sedang tengkurap di atas kasur. "Princess bapak udah mandi belum ya?" Pram mengangkat badan mungil Hazel, merebahkan dirinya dan menyimpan Hazel diatasnya, "Eh!" Ayu sedikit menaikkan nada bicaranya sambil menggaplok paha Pram.

"Apa?" Pram langsung bangun, tak lupa membawa Hazel menjadi digendong.

"Rambut kamu masih basah, jangan tiduran nanti spreinya basah, sini aku keringin."

Sambil menggendong Hazel, ia mengikuti langkah Ayu ke meja riasnya. Ayu membantu Pram mengeringkan rambut lebatnya dengan hair dryer. "Oh!" rasa penasaran Hazel keluar saat melihat rambut Pram yang berterbangan akibat angin hair dryer. Ia mencoba untuk meraih benda itu dengan mengubah posisinya menjadi berdiri diatas paha Pram.

"No, sayang, panas, gak boleh ya," Ayu menyingkirkan tangan mungil yang mencoba meraih hair dryer yang dipegang oleh ibunya.

"Mbubu, aauh ~," penasarannya makin meningkat saat Ayu menjauhkan hair dryer darinya, "ah haha," ia tertawa saat rambut tipisnya ikut dikeringkan oleh Ayu. Gemas dengan tawa putrinya, ibu bapak itu ikut tetawa.

...

"Mau dibuang apa dicuci?" Ayu keluar dari kamar memegang celana piyama Pram. Si pemilik celana, terheran dengan pertanyaan tersebut, mengapa istrinya harus membuang celana nyaman yang selalu menghangatkan kakinya saat malam, "cucilah, jangan dibuang."

"Makanya kalo nyimpen baju kotor tuh di keranjang laundry, jangan di mana-mana, kan aku selalu bilang kalau mau di cuci simpen di keranjang laundry, ngerti gak?" Ayu mengomel panjang lebar yang hanya di perhatikan oleh Hazel dengan ekspresi polosnya.

Sedangkan Pram? sibuk dengan ponselnya, "Mas! denger gak?"

"Iya sayang, maaf nanti disimpen ke keranjang"

"keranjang apa? lebih spesifik"

"Keranjang shopee," candaannya yang hanya ditanggapi oleh dirinya sendiri, karena kini Ayu masih tetap memandangnya tajam, "Keranjang laundry sayang, oke paham."

Ayu melangkah dengan tatapan datarnya menuju halaman belakang rumah untuk mencuci baju.

"Kenapa ya? bapak kan bercanda, ibu ngomel terus," ucapnya kepada Hazel yang hanya ditanggapi oleh tatapan polosnya sambil mengemut seluruh tangannya, "no, kotor," Pram menghentikan kegiatan mengemut tangan Hazel dan menggantinya dengan pacifier.

...

Malam harinya setelah makan malam Pram berpamitan untuk keluar rumah sebentar, biasanya di hari Jumat menuju weekend selalu ada acara bincang-bincang perkumpulan bapak-bapak di komplek. Pram pergi meninggalkan Ayu dan Hazel cukup lama dari biasanya. Ia berpamitan dari pukul 6 sampai sekarang hampir pukul 8 malam.

My Heart Calls Out For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang