4. rooftop

45 3 0
                                    

"Lo..Lo..ma-mau nga-pain". Ucap Vanya terbata, karena perlakuan Elvan yang hampir membuat jantungnya lepas dari tempatnya itu.

Sambil melepas Kungkungan lengan nya di tubuh Vanya, Elvan berjalan mundur memberi jarak antara keduanya dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celananya.

"Dimana nyali Lo saat tadi bilang kalau EDGAN terdiri dari cowok cowok aneh Dan....". Elvan menjeda ucapannya dan kembali mendekat ke arah Vanya. "Lo tadi juga bilang kalau EDGAN anggotanya edan semua". Lanjutnya.

"Iyalah.. gak jelas benget sih namanya, gak sekalian aja tuh ilangi 'G' nya, kan pas udah jadi geng EDAN". Sarkas Vanya yang kini menemukan keberanian setelah bisa menetralkan detak jantungnya.

"Kok Lo malah nyolot sih". Kesal Elvan yang sepertinya lupa akan image yang di bangun secara epic selama ini menjadi cowok super duper cool dan keren.

"Kok Lo malah nyalahin gue sih". Balas Vanya mengikuti nada bicara Elvan.

"Kok Lo malah ikutin kata kata gue sih".

"Dih, suka suka gue dong, masalah buat Lo".  Geram Vanya sambil memukul lengan Elvan, "dasar cowok mesum, aneh, gak jelas Lo". Lanjutnya bertambah kesal mengingat kelakuan Elvan beberapa saat lalu.

"Apa Lo bilang..gue? Mesum belum gue apa apain udah bilang gue mesum. Dasar cewek aneh". Balas Elvan.

         Glek!

Dengan susah payah Vanya menelan ludahnya, mendengar ucapan Elvan yang... Apa katanya tadi? Belum di apa apain? Berarti dia mau di apa apain dong disini...

"Kenapa diem Lo, sini gue tunjukkin 
Orang EDAN sesungguhnya Kayak gimana". Dengan memajukan tubuhnya dan fokus Elvan menatap bibir alami Vanya.

"Lo berani maju... Gue tendang Benda pusaka milik Lo!" Ancam Vanya dengan menundukkan langkahnya pelan. "Lagian baperan amat sih jadi orang, katanya ketua geng, dibilangin gitu aja baper". Lanjutnya kesal.

"Gue bukan baper, gue cuma mau buktiin pertanyaan Lo tadi". Jawab Elvan santai.

"Aduhh....". Adunya Elvan yang kakinya tiba-tiba  di injak dengan kuat oleh Vanya. Namun belum sempat membalas ataupun melanjutkan ucapannya, Vanya sudah
Lebih dulu lari meninggalkan rooftop.

"Wleee... rasain Lo cowok mesum". Ejek Vanya sambil menjulurkan lidahnya sambil berlari menghindari amukan dari Elvan.

Namun bukannya marah ataupun mengejar Vanya, Elvan malah tersenyum dengan bergumam pada dirinya sendiri "menarik".

Karena baru kali ini ada orang yang berani mengatai geng EDGAN, biasanya mereka akan mendewakan dan selalu mencari perhatian dengan anggotanya, terutama dengan dirinya.

Vanya berlari menuruni tangga dan rencananya akan menuju kantin sekolah karena pasti Silvi dan Rissa sudah berada di sana.

Namun saat baru sampai di koridor kelas Xl  IPA 2 Vanya di hadang oleh Rania cs. Dan membuat semua murid yang berada di sana mendekat kearah Vanya dan Rania cs.

"Oh ini murid baru yang sok cantik dan kecentilan yang udah berani deketin Elvander nya gue". Sinis Rania sambil memainkan ujung rambut curly nya Vanya.

"Sorry, gue gak minat ngomong sama Lo". Jawab Vanya sambil menepis tangan Rania dari  rambutnya.

"Udah berani! Lo ya sama gue, heh!! Denger ya murid baru, Lo jauhin Elvan kalau Lo gak mau berurusan sama gue". Ancam Rania.

"Ada apa ini...". Bukan suara Vanya yang menjawab melainkan suara orang yang menjadi pemicu terjadinya ini semua,  dan berhasil mengalihkan atensi semua murid yang ada di sana, dan mereka memberi jalan untuk Elvan agar mudah mendekat ke arah Rania dan Vanya.

Ya itu suara Elvan yang hendak menyusul Vanya dan teman temannya
Yang lain, malah berakhir melihat drama dari Rania cs yang sudah sangat muak ia hadapi itu.

"Elvannn..... Ini nih si anak baru songong banget ngatain aku". Suara Rania dibuat dibuat untuk menarik perhatian Elvan.

"Huekk....". Vanya hanya pura pura muntah karena mendengar suara menjijikkan dari Rania itu yang tidak ada imut imutnya malah amit amit...

"Tuh kan El dia sengaja ngejek aku". Tuduh Rania sambil bergelanjut manja di lengan Elvan.

Namun segera di tepis oleh Elvan malah mengandeng tangan Vanya membawa cewek itu pergi Dari sana. Membuat Rania sangat kesal dan bertambah benci dengan Vanya.

Setelah menjauh dari Rania dan dilepaskan nya tangan Elvan dengan kasar oleh Vanya "udah ngapain malah Lo yang gandeng gue sih, Sono urus pacar Lo  dari pada ngamuk nanti ke gue".

"Lo... Cemburu...?" Kata Elvan dengan senyum menggoda seperti Gibran si playboy.

"Gue? Cemburu? Sama Lo? Bhahahaha ngaco ya Lo?". Jawab Vanya sambil berjalan menjauhi Elvan. "Tambah aneh aja tuh cowok mesum". Lirih Vanya.

Elvan hanya tersenyum tipis, dan ikut Vanya menyusul Vanya ke kantin.

________________________________

"Nah ini dia nih calon cewek gue baru Dateng ".  Seru Gibran sambil mempersilahkan Vanya duduk di sebelahnya.

"Nah pak bos juga udah Dateng tuh". Tunjuk Tara ke arah Elvan yang baru memasuki kantin. "Eh bentar.. kalian ada apa nih kenapa tiba-tiba udah bareng aja?". Lanjut Tara terheran.

"Jangan jangan tadi, kalian pergi berdua ya... ayo ngaku". Goda Gibran.

"Udah sekarang karena kita udah kumpul mending makan aja". Kata Nathan menjawab pertanyaan Tara, mengalihkan perhatian kepada bos nya itu, bisa panjang urusannya kalau di teruskan.

"Tau tuh si Tara mending diem deh, makan dengan tenang gak bisa apa ya... Ribut Mulu, heran gue". Sindir Rissa.

"Heh!! Caca marissa Lo itu gak di ajak ya, jadi jangan nyorocos aja kayak rel kereta". Balas Tara dengan berkacak pinggang.

"Belum sempat Rissa menjawab ucapan Tara udah di dahului oleh Nathan. "Udah udah, kalian makan aja ayo keburu dingin itu makanan". Lerai Nathan sambil menarik tangan Tara agar duduk kembali di tempatnya.

"Tapi Lo kenapa cuma nraktir Silvi aja si Van? Kita kan juga mau makan gratis". Kata Gibran pada Devan yang sedikit tidak terima.

"Iya nih, traktir elit.. jadian sulit... Eaaa". Goda Tara yang di sambut tawa kecil oleh sahabat nya, kecuali Tara yang sudah tertawa ngakak, karena puas menggoda wakil ketuanya itu.

Mereka memang telah mengetahui hubungan keduanya yang sudah setahun ini tidak ada perubahan sama sekali.

Dan Devan hanya tersenyum penuh arti sambil menatap Silvi yang tengah menahan malu dengan wajahnya yang memerah mungkin karena salting bruntal di goda oleh teman teman gebetannya itu.

Berbeda dengan mereka, Vanya tersenyum getir menanggapi semua ini dan bertanya di dalam hatinya kapan terakhir kali melihat Devan itu tersenyum hangat seperti barusan. Karena barusan jangan kan senyum, melihat pun enggan dan memilih menjauhinya.

Dan tingkah laku Vanya tidak luput dari perhatian Elvan yang memang sadari tadi terus memperhatikan Vanya. Dengan mata yang menyipit heran Elvan bertanya di dalam hatinya "apa yang ada di pikiran lo saat ini kenapa mata Lo menyiratkan kesedihan yang begitu dalam?, Tapi kenapa gue peduli sama tuh cewek aneh, enggak... enggak... Gak mungkin gue tertarik sama dia, iya.. gak mungkin".

Selamat membaca😊👍

  

Devanya Alyssandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang