6. Apartemen

37 3 0
                                    


"Lo....". Ucap Vanya menutup mulutnya karena tidak percaya siapa yang telah di selamatkannya itu.
"Cemen banget sih ketua geng yang satu ini, di keroyok gitu aja udah Tumbang". Ejek Vanya sembari membantunya duduk.

"Mending Lo diem dan bawa gue pergi dari sini".

Ya.... Cowok yang telah di selamatkan
Oleh Vanya adalah Elvan. yang kebetulan saat dia akan mencari makanan ringan untuk dibawa ke rumah Devan yang tak lain rumah Vanya juga, malah berakhir di hadang oleh musuh sesama geng motor yang
Selalu buat ulah itu.

"Udah di bantuin juga..... Bukannya bilang makasih malah marah marah". Gerutu Vanya kesal.

"Iya iya makasih Devanya Alyssandra yang baik hati dan tidak sombong".

"Oke oke... Udah cukup makasihnya gak usah berlebihan gitu jadi malu".
Ucap Vanya sambil menutup wajahnya.

Elvan hanya memutar bola matanya jengah "udah sekarang bantuin gue,
Lo bisa bawa motor kan?".

"Gila Lo! Ya gak bisa lah gue bawa motor gede kayak gini".

"Ya udah biasa aja ngak usah ngegas".

Lama terdiam Vanya menemukan ide,
Namun sedikit ragu "ehmm.... Gini aja Gimana kalau Lo ke Apartemen gue aja dulu di depan sana? Itupun kalau Lo mau sih". 

"Yaudah deh bawa gue ketempat Lo aja gapapa".

"Oke, tapi Lo masih kuat jalan kan ya". Dengan Vanya membantu Elvan untuk berdiri. "Masih kuat kok kalau jalan bentar". Jawab Elvan.

"Terus motor Lo Gimana?.

"Biar nanti di urus sama anak buah gue". Jawab Elvan dengan santai.

•••☘️•••

"Ahh... Ssshh.... Jangan di teken dong"

" ini tuh udah lembut ya El, gue megangnya"

"Ya tapi pelan pelan aja bisa kan? Sakit tau"

"Banyak Bacot Lo, udah untuk gue gak remes ya"

"Yaudah ayo lagi tapi pelan pelan"

Suara dari dalam Apartemen Vanya yang sangat ambigu itu nyatanya sukses membuat keempat manusia yang berada di depan pintu Apartemen Vanya mematung dengan
Menutup mulutnya seakan tak percaya dengan pendengaran nya.

"Ini kita gak salah alamat kan ya?. Tanya Tara  Devanka mengangguk "bener kok disini, tuh liat sendiri". Sambil  menyodorkan hp nya untuk menunjukkan isi pesan yang di kirim
Elvan.

"Eh iya bener, trus barusan suara apa dong". Bingung Gibran.

"Mungkin itu suara apartemen sebelah kan siapa tau sudah suami istri". Nah kan seru Nathan dia paling berfikir positif.

Ting tong

Ceklek

Vanya membuka pintu "ayo masuk" ucapnya memberi jalan kepada mereka untuk masuk.

Mereka pun masuk ke apartemen Vanya, dan posisi Devanka masuk paling belakang.

Begitu Devan berada  tepat di depan Vanya "awas Lo macem macem sama temen gue". Bisik Devan

Vanya hanya menghela nafas lelah, lalu menutup pintu apartemennya.

Kini Vanya dan Elvan duduk bersebelahan dan di Depannya ada empat sekawan yang memberikan tatapan tajam penuh selidik kepada mereka berdua.

"Jelasin maksud kalian, ngapain ngelakuin gituan di apartemen ini". Tanya Gibran dengan bersedikap dada.

"Gak takut di grebek warga kalian". Geram Tara.

Devanya Alyssandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang