Pernikahan itu adalah hal yang sakral. Pernikahan bukan hanya tentang menyatukan kedua manusia yang sedang jatuh cinta saja, namun juga menyatukan orang-orang di sekitar kita. Setelah menikah selama satu bulan lebih dengan wanita yang sudah ia kenal sejak lama banyak sekali perubahan dalam dirinya, namun ia percaya perubahan itu adalah hal yang baik.
"Aku kemarin ke mall, beli beberapa baju baru buat kamu. Liat deh." Kata Jihyo yang sedang melipat baju-baju yang baru selesai di keringkan. Selama menikah, Jihyo lah yang berperan aktif dengan keadaan rumah dan se-isinya, Tzuyu hanya terima jadi saja.
"Banyak banget." Balas Tzuyu saat melihat kantong belanja yang lebih dari lima itu.
"Itu lengkap kok. Ada mantel, daleman, sama piyama pasangan. Lucu. Warnanya kuning, kesukaan kamu." Tzuyu hanya geleng-geleng kepala saja, namun ia menghargai apa yang sudah istrinya lakukan itu. Istrinya? masih asing mendengarnya, namun Tzuyu berusaha untuk terbiasa akan status baru mereka.
"Makasih sayang." Tzuyu tersenyum, begitupun Jihyo.
Saat ini mereka masih tinggal di apartemen milik Jihyo, selain karena area apartemen sangat strategis dengan segala hal yang di butuhkan, mereka juga merasa bahwa apartemen ini lebih dari cukup karena mereka hanya tinggal berdua saja, tak lupa dua peliharaan Tzuyu yang ia bawa. Butter dan Kaya.
"Besok kamu ada kerjaan?" Tanya Tzuyu sambil matanya mengarah ke ponsel miliknya.
"Iya, yang aku pernah bilang sama kamu itu. Beberapa bulan ke depan bakal sibuk banget." Tzuyu mengangguk paham. Ia mengerti akan kondisi Jihyo yang memang karir nya berada di dunia hiburan. "Ada yang mau kamu omongin?" Jihyo merasa bahwa Tzuyu terbelenggu oleh pikiran nya.
Tzuyu menggeleng. "Inget ya, Tzu. Komunikasi. Apapun yang menurut kamu jadi suatu masalah dan kenyataan yang memang aku harus tau, kamu harus ngomong ke aku." Kekhawatiran Jihyo terhadap permasalahan hubungan mereka dulu, menjadi pembelajaran untuknya di masa sekarang.
"Aku pengen ngomong ke kamu, ini gak penting kok. Aku cuman pengen tanya aja ke kamu." Jihyo menangkap bahwa Tzuyu yang ragu-ragu untuk mengungkapkan nya. "Jadi, minggu kemarin aku di tawarin sama agensi baru. Menurut kamu gimana?" Jihyo mengerutkan kening nya karena kebingungan, sekaligus keterkejutan nya akan apa yang di sampaikan Tzuyu.
"Agensi apa nih? Kamu mau aktif lagi di dunia entertainment?" Jawab Jihyo dengan lugas.
"Aku gak tau, cuman emang akhir-akhir ini aku ngerasa kangen aja sama kerjaan aku dulu." Jihyo berpikir sejenak setelah mendengar nya.
"Aku gak masalah kalau emang kamu mau balik lagi, tapi pastiin kamu bisa handle semua waktu dan gak maksain. Kamu kan juga masih megang perusahaan Papa." Tzuyu mengangguk paham.
"Iya. Aku udah mikirin itu semua kok. Aku juga gak akan seratus persen aktif banget, aku cuman ambil beberapa aja yang gak terlalu makan waktu."
"Kalau kamu udah yakin... Yaudah. Apa nama agensi nya? Aku mau liat dulu." Jihyo mengambil ponsel nya, untuk mengecek nama agensi tersebut. Jihyo ingin tahu dulu asal-muasal agensi yang menawarkan kontrak kepada Tzuyu.
"Sebenarnya itu agensi punya Ka Yoona." Jihyo langsung menatap Tzuyu dengan tajam, bukan karena apa-apa, tetapi Jihyo tidak tahu kalau Tzuyu masih sering berhubungan dengan Yoona.
"Kemarin gak sengaja ketemu Ka Yoona, kebetulan dia lagi ada event di deket kantor aku... jadi ya, dia ngajak ngopi bareng. Di Cafe kok." Jihyo ini bukan tipikal wanita yang cemburuan, hanya saja ia sedikit trauma dengan apa yang terjadi dulu dan menginginkan komunikasi aktif di dalam hubungan mereka sekarang.
Jihyo menghela nafas, "Maaf." Ujar Tzuyu pelan.
"Gak bisa kamu masuk ke agensi lama aja? Nanti biar aku ngomong ke atasan." Balas Jihyo dengan wajah datarnya.
"Gak bisa, karena kamu tau kan? Pemutusan kontrak aku dulu, itu nge buat hubungan antara aku sama agensi lama jadi gak baik. Aku udah mutusin kontrak semau aku tanpa di gugat oleh mereka, masa iya aku mesti masuk lagi kesana." Jihyo membenarkan perkataan Tzuyu, apa boleh buat jika sudah begini.
"Kalau memang kamu gak ngizinin aku, gak papa kok." Ujar Tzuyu yang melihat kegundahan di hati Jihyo.
"Yaudah."
"Yaudah apa?"
"Yaudah, kamu boleh masuk ke label ka Yoona."
"Serius?!" Jihyo mengangguk. Tzuyu langsung mendekat ke istrinya itu, ia menangkup kedua pipi Jihyo dengan gemas. "Ihh, lepas." Jihyo berusah menyingkirkan tangan Tzuyu, namun usaha nya tak berhasil. "Makasih banyak yaaa. I love youuuu~ my wife." Tzuyu mengecup bibir Jihyo, lalu memainkan pipi tembam nya.
"Juwiiiii~" Cicit Jihyo yang kesal karena pipinya di mainkan, "Rese banget sih." Ucapnya setelah pipinya sudah terbebas dari tangan besar Tzuyu.
Tzuyu tertawa keras melihat Jihyo yang mengaduh kesal. "Kamu gak perlu khawatir yang macem-macem ya, apapun yang terjadi setelah ini... aku bakal cerita sama kamu, dan lagi pula di jari aku udah ada cincin, yang pastinya seluruh dunia udah tau... kalau aku milik kamu. Gak akan ada yang berani deketin aku. Oke? Gak usah mikir yang negatif-negatif." Jihyo mengangguk paham. Tak seharusnya ia terus mengkhawatirkan masalah di masa lalu, semuanya jelas berbeda— karena sekarang semuanya sudah berubah.
Dirinya, Tzuyu, orang tua Tzuyu, dan status mereka sekarang.
✨✨✨
Cerita ini akan lebih fokus ke hubungan Tzuyu dan Jihyo sejak menikah, ya. Konflik yang diambil juga seputar pernikahan.
Semoga kalian tidak menaruh ekspektasi apapun terhadap cerita ini, karena aku buatnya hanya untuk fun aja. Btw, sebisa mungkin aku akan upload seminggu sekali aja ya.
Jangan lupa untuk Vote & Komen ya.
-CACA-

KAMU SEDANG MEMBACA
Home | Jitzu
FanfictionSekuel Ours. Tidak ada yang berubah dari pasangan satu ini, yang pada akhirnya memutuskan untuk membangun keluarga bersama. lanjutan dari Ours, kisah romansa yang berakhir dengan mereka berjalan beriringan di atas Altar dan berjanji untuk selalu ber...