12. Rencana kita.

204 19 2
                                        

Sepasang insan masih bergelut di balik selimut dengan keadaan saling mendekap satu sama lain sejak semalam. Bayangan-bayangan masa depan selalu terlintas di pikiran mereka saat ini, terlebih lagi sejak mereka memutuskan untuk mempunyai anak.

Akan jadi apa kehidupan mereka nantinya?

"Aku ingin anak perempuan." Ucap Tzuyu sambil tersenyum menatap langit-langit kamar dengan jemari tangan yang setia membelai lembut surai kepala Jihyo.

"Kenapa?" Tanya Jihyo.

"Dia pasti bakal manis dan cantik kaya kita." Tzuyu tertawa kecil, begitupun Jihyo. "Aku bakal buatin tempat khusus untuk dia main, ruangan itu bakal di penuhin boneka-boneka koleksi nya atau apapun yang ingin dia koleksi saat itu, main masak-masakan bareng. Oh iya, kira-kira putri kita suka hewan kaya aku gak ya? Kalau suka aku bakal penuhin rumah kita sama hewan apapun yang dia pengenin." Jihyo tersenyum mendengarnya, terlebih lagi setelah mendengar kata 'putri kita'

"Hewan apapun?" Tanya Jihyo.

Tzuyu mengangguk, "Apapun."

"Kalau dia mau pelihara kuda gimana?"

"Bakal aku turutin. Bahkan kalau perlu aku bikin rumah kita nanti jadi kaya kebun binatang."

"Ngawur, kalau mau macan gimana?"

"Itu mah gak usah, kan udah ada 'mama cantik' disini." Jihyo memutar bola mata jengah mendengar gombalan receh Tzuyu.

"Tapi kalau cowok gimana?"

"Gapapa sih, tapi kayaknya bakal bandel deh. Lari-larian, main perang-perangan di dalem rumah, atau main bola bareng. Gak kebayang rumah kita bakal berantakan banget deh, tiap hari pasti kamu bakal ngomel karena rumah berantakan dan aksi anak kita." Ucap Tzuyu sambil terus berimajinasi.

"Iya, waktu itu aja Jeonghan baru main setengah hari disini udah berantakan banget. Hahaha." Mereka terus berimajinasi.

"Kalau gitu dari sekarang kita harus siapin rumah buat tinggal bareng-bareng nanti, aku pengen punya halaman luas supaya bisa main sama anak-anak termasuk Kaya-Butter. Biar kita bisa piknik juga atau nge camp di rumah aja, main hujan-hujanan juga."

"Tzu! Aku udah gak sabar bangettt!" Jihyo memeluk Tzuyu semakin erat, ternyata hanya dengan membayangkan nya saja sudah membuat jantung keduanya berdebar tak sabaran menunggu hari itu akan tiba.

"Aku juga, apa perlu kita ke dokter sekarang?"

"Ini masih pagi, dan kita mesti buat jadwal dulu."

"Yaudah, supaya cepet jadi. Kita buat lagi yuk."

"Tzuyu!"

✨✨✨

Suara musik menggema di ruang tengah Apartemen milik pasangan Jihyo dan Tzuyu, saat ini Jihyo tengah work out karena itulah aktivitas kesukaan nya sejak dulu- tak heran bahwa Jihyo masih memiliki tubuh yang sempurna.

"Aku pulang!" Teriak Tzuyu yang baru saja kembali dari bekerja, ia melepas sepatu nya lalu menaruh kantong belanjaan di counter dan setelah itu menoleh ke arah istrinya.

Sepertinya Jihyo masih tidak menyadari kehadiran Tzuyu, maka dari itu Tzuyu langsung menuju ke kamar mereka dan membersihkan diri setelah seharian beraktivitas diluar.

"Oh.. nanana- Astaga!" Jihyo yang sedang menyanyi sambil menuangkan jus, terkejut ketika melihat Tzuyu sudah berada di hadapan nya.

"KAMU NGAGETIN TAU!" Jihyo memukul lengan Tzuyu karena kesal. "Kamu nya aja yang gak sadar aku udah pulang dari tadi, bahkan udah mandi tuh." Tzuyu mengambil gelas di tangan Jihyo yang berisi jus jambu dan meminum nya.

"Udah makan?" Tanya Tzuyu sambil membuka kantong belanjaan yang ia bawa tadi.

"Udah malem, jadi gak mau makan." Tzuyu memutar bola mata malas mendengar diet ala-ala istrinya itu.

"Gak ada diet-diet, makan ah."

"Ih, gak mau."

"Aku udah beli sushi, enak tau."

"Gak, Tzu."

"Kamu gak ngehargain aku?"

"Astaga! Kamu sendiri yang beli dan gak nanya dulu sama aku. Kamu juga gitu kalo diet."

"Ya tapi buat apa sih? Gak inget kita mau program hamil." Pernyataan Tzuyu membuat Jihyo terdiam, ia cemberut sekarang.

"Okay." Jihyo duduk di meja makan dan mulai memakan sushi yang di bawa oleh Tzuyu, dan ada menu favorit nya juga.

"Jangan cemberut gitu, ah. Yaudah gak usah makan banyak-banyak. Tiga cukup, kalo kamu gak mau." Bagaimana pun Tzuyu tak tega dengan Jihyo yang terpaksa memakan nya.

"Tadi aja maksa..." Jihyo menggerutu.

"Kalo hari minggu kita ke rumah sakit, gimana? Kamu gak ada jadwal kan?" Tanya Tzuyu.

"Gak ada kok, Yaudah hari Minggu aja. Itu kamu beli buku apa? Banyak banget." Jawab Jihyo dan melihat beberapa buku di dalam kantong belanjaan Tzuyu yang lain.

"Buku parenting." Jihyo terkejut mendengarnya dan mengambil buku-buku tersebut. Ia mengecek semua nya secara cover depan nya.

Semuanya buku-bukunya tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik dan benar, bagaimana membahagiakan ibu dan anak, menjadi orang tua yang efektif, dan lain-lain. Jihyo terharu, sangat terharu. Tzuyu sungguh mempersiapkan dirinya untuk menjadi orang tua yang hebat.

"So sweet~" Jihyo menatap Tzuyu dengan penuh haru dan juga bangga.

"Kenapa kamu?" Tzuyu bingung melihat ekspresi istrinya itu.

"Kenapa aku bisa beruntung banget sih punya kamu di hidupku. Aaa! Aku pengen seluruh dunia tau kalau kamu itu green flag banget! Dan hanya punya Jihyo seorang." Ucap Jihyo dengan senyuman lebar nya.

"Kamu kenapa sih? Kesambet ya? Mandi dulu gih, kayaknya kamu stres deh gara-gara kebanyakan work out." Jihyo mencebikkan bibirnya, tapi tersenyum kembali.

"Mandiin dong." Manja Jihyo.

"Beneran? Ntar nyesel lagi."

"Gak kok, kalau sama kamu..." Jihyo terus menatap Tzuyu dengan tatapan menggoda, dan Tzuyu hanya geleng-geleng kepala saja.

"I love youu~" kata Jihyo

"Thank you."

"Ihh!" Jihyo kesal dengan jawaban Tzuyu, sedangkan Tzuyu sudah tertawa keras.

✨✨✨

Sorry lama update, aku sibuk UAS. Wkwk. Terimakasih yang masih setia.

Jangan lupa untuk Vote & Komen ya.

-CaCa-

Home | JitzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang