Kayla berlari tergopoh-gopoh menyusuri hutan yang lebat. Ia ketakutan setengah mati. Nafasnya tersengal-sengal. Paru-parunya terasa sesak.
Hutan lebat yang gelap, Kayla berlari hanya diterangi cahaya bulan yang redup. Kayla tak bisa berhenti berlari, jika ia berhenti, maka sosok yang mengejarnya akan dengan mudah menangkapnya.
Dengan kaki yang sudah bergetar, Kayla mencoba mencari tempat untuk bersembunyi. Dalam kegelapan, matanya menangkap sebujur pohon tumbang. Segera Kayla bersembunyi dibaliknya.
Kayla berusaha keras mengatur nafasnya. Sembari membekap mulut agar tidak memunculkan suara sekecil apapun.
Tiba-tiba ekor mata Kayla menangkap cahaya putih. Kayla memusatkan pandangannya pada arah cahaya. Cahaya itu sedikit redup, ia ingin menghampirinya jika tidak ingat ia sedang dikejar makhluk besar itu.
"HEMMM....MMMMM!!"
Telinga Kayla menangkap suara makhluk itu, sepertinya makhluk itu berdiri tepat dibalik pohon tumbang ini.
Kayla bahkan dapat merasakan nafas makhluk itu. Ingin rasanya ia berteriak ketika tiba-tiba ada sesuatu yang memegang pundaknya.
"Aaaaarrrgghhhhh..!!"
Nafas Kayla terengah-engah seakan baru saja melihat setan.
Kring...kring...kring...
Kayla terbangun setelah mendengar jam beker nya berbunyi dengan sangat kencang.
"Huft.., untung cuma mimpi."
Keringat Kayla mengalir deras.
"Kenapa Kay? Ngagetin aja." Tanya Cery teman kamar Kayla di asrama sekaligus sahabatnya.
"Gak kok, cuma mimpi buruk aja." Jawab Kayla yang sudah lebih tenang.
"Lagian jam segini baru bangun. Buruan dong nanti ketinggalan bus, kamu gak ikut."
"Iya, ini mau siap-siap."
Kayla bergegas mandi dan bersiap untuk segera berangkat ke sekolah. Hari ini adalah hari dimana Kayla menjadi panitia outdoor study adik angkatannya.
"Cer?"
Cery mengalihkan pandangan dari kaca jendela bus kepada Kayla yang duduk di sebelahnya.
"Kenapa?"
"Kok perasaan ku gak enak ya?"
"Masih kebawa mimpi tuh, tenang aja kok gak bakal ada apa-apa juga."
"Semoga sih.
Perjalanan berjalan dengan lancar, namun sempat ada kendala sedikit ditengah jalan. Ban mobil bus yang ditumpangi rombongan Kayla tiba-tiba bocor. Namun kembali lagi, itu hanya sebuah kebetulan saja. Dan setelahnya, perjalanan kembali lancar sampai di tempat perkemahan.
Kayla bersama ketiga rekan setendanya membangun tenda yang akan mereka tempati untuk tidur.
"Bisa gak?" Tanya Arkan pada Kayla.
"Agak susah sih, kita berempat gak ada yang pernah megang tenda." Jawab Kayla seadanya.
"Yaudah sini gue bantu."
Arkan adalah salah satu orang yang sudah sangat akrab dengan tenda, tak ayal jika dia mondar-mandir menawarkan bantuan untuk mendirikan tenda termasuk pada Kayla dan rekan setenda Kayla.
"Makasih ya bantuannya."
"Hemm, oh iya Kay, tadi gue liat panitia yang lain lagi pada sibuk sama peserta. Kebetulan gue ditugasin buat nyari kayu bakar, mau ikut gak?" Tanya Arkan setelah selesai mendirikan tenda Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petaka Bumi Perkemahan
HorrorGak ada kata-kata pokoknya happy reading, makasih udah mampir