part 4

16 1 0
                                    

Jendela tanpa tirai, menyediakan pemandangan luar yang amat menyeramkan. Hujan deras disertai angin kencang yang tiba-tiba menerjang, membuat aktivitas mereka lumpuh.

Kilat cahaya petir sesekali terlihat dari balik jendela. Gemuruh petir yang terhitung sering datang, membuat Kayla ingin menangis. Ia takut dengan gemuruh petir.

Kayla memandang sekitar. Ia duduk memeluk lutut, dan sesekali menenggelamkan wajahnya hingga tertutup oleh lututnya.

Bagaimanapun Kayla sangat merasa bersalah dengan kejadian ini. Kayla berfikir jika ia tak sok ide berjalan tanpa kesepakatan, mungkin mereka tidak akan berada di tempat ini.

Arkan sedang sibuk memanggil rekan panitia yang lain melalui handy talky miliknya untuk meminta bantuan. Sementara Cery, sibuk mencari sinyal ponselnya sembari berjalan kesana kemari.

Arkan menghampiri Kayla yang sedang duduk ketakutan. "Kamu gak kenapa-napa? Muka kamu pucet banget. Taku ya?"

Kayla mengangguk lemah.

"Yaudah kamu tidur aja, aku akan jagain kamu."

Selang 5 menit, Cery menghampiri Kayla dan Arkan yang tengah duduk. Arkan masih berusaha memanggil rekan yang lain, namun nihil.

"Gimana Cer?"

"Gak ada sinyal sama sekali. Lo sendiri gimana?"

"Gak bisa juga. Lo udah nyoba pakek handy talky punya lo belum?"

"Udah, tapi gak bisa juga."

"Coba deh pakek punya ku." Tawar Kayla merogoh saku jaket mencoba mencari handy talky miliknya.

"Mana?" Pinta Cery.

"Loh kok gak ada?" Kayla panik, seharusnya ada di sakunya. Ia sudah memasukkannya tadi, bagaimana bisa tidak ada?

"Yang bener?" Tanya Cery dengan nada panik.

Kayla menatap Cery dan Arkan bergantian.

"Sumpah gak ada, padahal kalian tadi tau sendiri aku dapet pesan dari Kemal." Ucap Kayla panik dengan suara bergetar menahan tangis.

"Udah, mending sekarang kita tidur dulu. Besok kita cari jalan pulang ke camp." Ujar Arkan menenangkan kedua perempuan itu. Ia sebenarnya juga panik, namun mencoba untuk tenang. Semoga tidak terjadi apa-apa.

Kayla dan Cery mengambil posisi untuk tidur dengan beralaskan lantai kayu rumah tua ini. Sedangkan Arkan hanya duduk dan bersandar pada tembok.

Sebisa mungkin Arkan menahan kantuknya supaya dapat menjada Kayla dan Cery.

*****

Kayla tersentak, terbangun dari tidurnya. Ia mengalami hypnic jerk, yang membuatnya terbangun dari tidurnya. Cery terlelap di sampingnya, sedangkan Arkan duduk bersandar di tembok yang juga sedang tertidur pulas.

Kayla mencoba untuk tidur kembali. Sudah beberapa menit Kayla mencoba, ia tak juga dapat tertidur kembali. Kayla pasrah dan hanya berbaring melihat sekeliling.

Seketika ekor matanya menangkap sekelebat bayangan hitam. Mencoba meyakinkan penglihatannya, Kayla ingin mengejar bayangan itu. Namun ia tidak tega membangunkan Arkan ataupun Cery.

Kayla memutuskan untuk mengejar bayangan hitam itu seorang diri. Kayla mencoba menyalakan senter Arkan, namun sayangnya senter itu tidak mau menyala. Mau tidak mau, Kayla berjalan dalam kegelapan.

Walau dalam hatinya Kayla sangat merasa ketakutan jika harus berjalan sendirian dalam gelap, dan tanpa seorangpun menemaninya, namun ia tetap berusaha meyakinkan dirinya agar memiliki petunjuk untuk dapat keluar dari hutan ini. Setidaknya ia harus bisa bertanggung jawab atas tersesatnya mereka di tempat ini.

Petaka Bumi Perkemahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang