Sejak Gan yang duduk di depan nya menoleh dan tersenyum pada nya, saat wali kelas satu mereka meminta mereka untuk berkenalan satu sama lain, Tara selalu berusaha untuk bersikap tidak peduli. Karena dengan kondisi ibunya, Tara tau dirinya tidak akan punya teman. Anak-anak di sekitar rumah nya selalu takut untuk bermain ke rumah Tara karena ibu Tara pasti memarahi mereka tanpa sebab. Sementara Tara sendiri tidak pernah diperbolehkan ibu nya bermain keluar rumah. Jadi berteman dengan Gan adalah hal yang sia-sia belaka.
Hanya saja Gan seperti punya kekuatan tersembunyi yang membuat Tara tidak bisa menolaknya. Kekuatan yang membuat Tara tidak bisa benar-benar menyembunyikan perasaan nya. Kekuatan yang membuat Tara merasa nyaman untuk bersama nya.
Tara ingat dirinya pernah berpikir bahwa Gan seperti kucing orange yang disapa Tara saat perjalanan pulang sekolah. Kucing itu langsung mengikuti Tara ke rumah dan tidak pernah bisa Tara usir dari rumah. Bahkan ibunya pun tidak bisa. Begitu pula Gan.
Mungkin kekuatan serta kekeraskepalaan Gan lah yang akhirnya membobol dinding pertahananan atas semua kenangan buruk dan emosi yang telah lama dibangun Tara. Memang terasa menyakitkan. Apalagi ketika kenangan saat Tara mendapati ibunya bunuh diri bercampur dengan semua trauma masa kecil akibat kata-kata kejam ibunya. Semua itu bergumul menjadi satu dengan rasa bersalah yang menghantui Tara atas kematian ibunya, dan membuat Tara merasa sesak. Hingga akhirnya Tara pun membiarkan semua nya tumpah dalam airmata dan isakan.
Selama beberapa saat Tara hanya bisa merasakan semua kesedihan dan menumpahkan nya di dada Gan. Semua indera nya terfokus pada semua rasa yang ada dalam dirinya. Dan untuk sementara Tara mati rasa dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Well, mungkin kecuali kehangatan pelukan Gan.
Namun setelah semua emosi Tara tumpah ruah. Tidak hanya kelegaan yang menghampiri Tara. Rasa canggung dan malu pun ikut menyelisip. Kesadaran bahwa dirinya sedang duduk dipangkuan Gan, ditambah dengan fakta bahwa dirinya baru saja membanjiri bagian depan baju Gan dengan airmata dan mungkin juga ingus. Karena jelas setelah air mata nya mereda kini hidung Tara terasa penuh dengan ingus.
Karena Tara sadar diri. Tara tau dirinya tidak bisa bertingkah seperti artis dalam film yang bisa langsung memandang lawan main nya setelah menangis dalam pelukan pria tampan. Jelas Tara tidak secantik artis-artis itu. Selain itu, dengan hidung penuh ingus, Tara yakin wajah yang biasa-biasa saja pasti sembab. Kemungkinan besar mata nya pun tidak hanya sekedar memerah tapi sudah bengkak.
Tara pun mulai beringsut untuk meraih tissue yang ada di meja. Tissue itu adalah satu-satunya harapan Tara untuk sedikit memperbaiki penampilan nya di hadapan Gan. Paling tidak Tara bisa mengelap dan menguras ingus di hidung nya.
Hanya saja sebelum tangan Tara berhasil menyentuh kotak tissue. Gan sudah berdehem dengan suara beratnya.
"Berhentilah bergerak-gerak di atas pangkuanku, Tara."
Karena kemungkinan besar Gan sedang memandang ke arahnya, Tara pun membatalkan niatnya mengambil tissue dan kembali menyembunyikan wajahnya di dada Gan.
"Kenapa? aku hanya mau mengambil tissue."
Dengusan penuh humor terdengar dari Gan. "Tara sayang, kamu bukan lagi Fiqah kecil. Tidak hanya wajah manis mu yang kini terlihat dewasa. Tapi tubuhmu pun kini adalah tubuh wanita dewasa. Sementara aku adalah pria dewasa yang normal dan sehat secara jasmani dan rohani, yang akan bereaksi begitu aku bisa merasakan semua lekuk tubuhmu saat kamu memelukku erat. Ditambah sekarang adalah suamimu ..."
"Kamu sedang mengatakan kalau aku berat?" Mungkin karena terlalu banyak menangis, otak cerdas Tara memilih mengartikan perkataan dan dengusan Gan sebagai ejekan.
Gan menarik nafas panjang sambil menepuk-nepuk lembut kepala Tara. "Mungkin kalau kamu berhenti bergerak-gerak dan menyiksaku, kamu akan bisa merasakan reaksi tubuhku dan mengerti apa yang kukatakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG ( Tak Terlihat Bukan Berarti Tak Ada )
RomantiekSetelah lebih dua belas tahun berpisah, Gan Ajisaka berusaha mencari Ayudia Divani untuk memenuhi Janjinya. Janji pada Diva, teman nya sejak kecil. Janji pada diri Gan sendiri. Tapi bukannya bertemu dengan Diva, Gan justru bertemu dengan adik tiri D...